Chapter 1

443 44 14
                                    

Apakah kau melihat seorang pria yg mengenakan kaos berwarna putih dan
celana jeans yg robek pada bagian lututnya yg tengah duduk di sofa itu? Ya,
pria yg terlihat seperti tidak pernah mengurus dirinya dan pria yg seakan
kehilangan semua hal yg dimilikinya.

That's me, Park Jimin.

Mungkin ini hanya sebuah lelucon bagi kalian, tetapi sebenarnya aku bukan
orang seperti itu. Aku adalah seseorang yg hidup dengan sangat baik dan
sangat sangat menjaga penampilan ku. Rambut hitam ku ditata sedemikian
rupa dan membuat ku tampak professional tetapi juga berbahaya. Pakaianyg
ku pakai adalah pakaian yg khusus dibuat untuk ku. Bahkan harga sepatu yg
ku pakai melebihi uang saku mu dalam satu bulan.

Apartemen ku? Yeah, apartemen yg ku tempati sekarang tidak ubah nya seperti
tempat sampah. Bagaimana tidak, botol bir,box pizza,dan kotak es cream
berserakan di lantai apartemen ku.

Ini bukan tempat dimana aku tinggal. Dan juga bukan bagaimana aku menjalani
hidup ku. Aku selalu membawa wanita yg berbeda setiap minggunya, bahkan aku
tidak perlu berusaha keras untuk melakukan itu.

Influenza.

Itu adalah alasan kenapa hidup ku berubah 180 derajat berbeda dari
biasanya. Dan juga alasan kenapa aku mematikan telpon ku selama satu minggu.

Suara ketukan di pintu menyadarkan ku dari lamunan ku.

"Jimin! Jimin! Jimin, aku tau kau ada di dalam! Cepat buka pintu ini!"

Dengan langkah sempoyongan aku pun membuka kan pintu untuk nya.

Dia adalah salah satu orang yg sangat memperdulikan ku. Dia adalah
satu-satu nya saudara yg aku punya, nama nya Irene.

Sesaat setelah aku membukakan pintu, Irene berteriak dengan sangat kencang
"OH MY GOD! What happened to you?"

Aku tidak menjawab pertanyaan nya. Aku juga tidak punya energy untuk
menjawab pertanyaan itu. Ku biarkan pintu itu terbuka, lalu ku baring kan
tubuh ku di sofa yg berada tidak jauh dari pintu itu.

"Jimin?" dia memanggil ku lagi kali ini tetapi dengan suara yg lemah lembut
yg juga tersirat dengan jelas seberapa khawatirnya dia akan keadaan ku saat
ini. Saat aku masih kecil, ibu ku akan membuatkan ku semangkuk sup hangat
dan secangkir coklat panas untuk ku ketika aku sakit. Dan itu membuat ku
merasa lebih baik. Semua kekhawatiran Irene terhadap ku saat ini membuat
aku mengingat sebersit kenangan akan betapa bahagia nya hidup ku ketika aku
masih kecil. Dan juga mengingat kan ku akan kenangan-kenangan yg ingin aku
buang jauh-jauh dari ingatan ku.

"Aku gapapa cuma lagi sakit flu aja. Kamu gak usah khawatir."

Irene pun mengalihkan pandangan nya dari ku. Melihat kekacauan yg telah aku
lakukan di apartemen ku. Dia menghela nafas dengan kuat dan berkata
"Jimin,beritahu aku apa yg telah terjadi. Dan jangan katakan bahwa kau
baik-baik saja."

Irene menatap tepat dimata ku, seakan-akan meminta jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yg sedang melintas di pikirannya.

"Sesuatu yg selama ini selalu kau harapkan terjadi pada ku."

"Apa itu?"

"Aku jatuh cinta."

Kekhawatiran dan rasa ingin tau yg tergambar jelas di wajah Irene pun
digantikan oleh sebuah senyuman yg menggambarkan kebahagiaan. Karna inilah
satu-satunya hal yg ia harapkan terjadi kepada ku setelah harapan dimana
aku akan selalu hidup bahagia.

Ketika aku melihat senyuman nya tanpa sadar aku berkata " Wanita itu akan
menikah dengan pria lain. Dia... tidak menginginkan ku."

Ekspresi wajah nya pun seketika berubah. Ekspresi kebahagiaan yg tadinya
tergambar jelas di wajah nya, secepat kilat berganti menjadi rasa simpati.

TangledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang