Chapter 5

292 36 21
                                    


Keesokan hari nya, Seulgi tidak kunjung datang walau pun jam sudah menunjukan pukul 08.00. Aku rasa aku tidak perlu memberitahu mu lagi alasan kenapa ia tidak datang. Sudah pasti ia ingin menghindar dari ku.

Aku tidak bisa bertemu atau pun berbicara dengan Seulgi sampai tiba-tiba ia masuk ke kantor ku. Dia terlihat sangat cantik hari ini dengan dress warna hitam selutut nya, dipadu dengan blouse dan high heels berwarna hitam pula. Belum lagi rambut nya yg digerai menambah kecantikan nya.

Dia lalu menaruh beberapa berkas di atas meja ku, "Okay. You're right. Kau yg akan memimpin presentasi didepan Kim Jongin. Aku akan jadi asistan mu." Kata Seulgi.

Dia berbicara pada ku seakan tidak pernah ada sesuatu hal yg terjadi diantara kami berdua. Seakan dia tidak pernah membalas ciuman ku beberapa jam lalu. And it pisses me off.

Badly.

"Good. That's the best way to go." Kata ku sambil menyembunyikan kekesalan ku.

"Semua hal yg terjadi tadi malam adalah sebuah kesalahan besar. Dan itu tidak akan pernah terjadi lagi." Kata Seulgi sambil menundukan kepalanya menghindari tatapan ku.

Ketika Seulgi mengatakan itu, aku langsung teringat perkataan dari seorang psikolog yg bekerja di rumah sakit khusus anak-anak. Jika kau melarang seorg anak kecil untuk melakukan sesuatu, apa hal pertama yg akan dilakukan anak kecil tersebut ketika kau tidak sedang mengawasi nya?

Exactly.

Men are the same way. Hal itu pasti akan terjadi lagi, tapi yg pasti Seulgi tidak perlu tahu tentang hal itu saat ini.

"Okay."

"Good."

"Great."

"Fine." Kata Seulgi setengah berbisik.

"Fine." Kata ku lalu melanjutkan pekerjaan ku.

...

Jam sudah menunjukan pukul 20.00. Saat ini aku dan Seulgi tengah berbincang-bincang dengan Kim Jongin setelah melakukan presentasi sekaligus makan malam di salah satu restoran bintang lima di kota ini.

Harus ku akui walau pun aku lebih banyak berbicara dengan Kim Jongin, tapi aku rasa Seulgi lah yg lebih banyak menarik perhatian nya. Dan aku rasa Seulgi menangani meeting ini layak nya seorang professional.

Ketika Kim Jongin pergi ke kamar mandi, Seulgi lalu menatap ke arah ku sambil tersenyum dengan manis nya. " Aku rasa Kim Jongin benar-benar tertarik dengan proyek ini, isn't it?"

"Tergantung apa yg sebenarnya kau tawar kan pada nya." Kata ku seolah tidak peduli.

"What are you talking about? Aku menawarkan proposal dari perusahaan kita.'

"Really? Karna menurut ku, kau bukan hanya menawarkan proposal itu melainkan juga hal lain 

nya." Kata ku lalu menatap mata Seulgi.

"Maksud mu apa Jimin? Aku rasa aku sudah bertindak dengan sangat professional di meeting kali ini." kata Seulgi sambil membalas tatapan ku.

"Ya ya ya, aku rasa kau akan lebih professional lagi kalau kau membuka blouse mu dan menunjukan payudara mu di depan Kim Jongin."

Okay, aku rasa aku sedikit berlebihan akan hal itu. Aku bahkan berpikir untuk meminta maaf ke Seulgi atas perkataan ku itu. Sebelum aku sempat meminta maaf ke Seulgi, Kim Jongin telah kembali dari kamar mandi. Dan hal ini membuat ku mengurungkan niat ku.

Kami pun mulai berbincang-bincang lagi sambil memakan makanan penutup yg sudah di hidangkan. Tidak lama kemudian Seulgi mempermisikan diri nya karna dia harus mengangkat telepon nya, meninggalkan aku sendirian dengan Kim Jongin.

TangledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang