Chapter 6

246 35 14
                                    


Seulgi mengangkat telepon nya yg sedang berbunyi. "H—Hello?" . "No... Suho, I didn't forget. Okay..."

Seulgi menatap layar telepon nya, lalu berkata "Aku rasa aku harus keluar sekarang, karna sebentar lagi Suho akan menjemput ku."

Kami berdua pun memutuskan untuk keluar dari bar tersebut dan menunggu "tunangan" Seulgi di trotoar jalan.

"Apa yg akan kau bilang ke ayah mu Jimin?" tanya Seulgi pada ku.

Itu adalah pertanyaan yg aku bahkan tidak ingin tanyakan pada diri ku sendiri malam ini. Aku harap ayah ku bangga dengan perbuatan ku karna sudah membela Seulgi. Tapi di satu sisi, aku ingat bahwa ayah ku adalah seorang pebisnis. Aku rasa aku masih bisa membela Seulgi sekaligus menandatangani kontrak tersebut dengan Kim Jongin. Dan itu lah yg seharusnya aku lakukan.

"Aku yg akan mengurus tentang hal itu, kau tidak usah khawatir."

"What? No. No, kita itu tim. Jadi kita berdua lah yg harus bertanggung jawab."

"Aku adalah orang yg membentak-bentak nya dan membuat nya tidak menandatangani kontrak itu Seulgi."

"Dan aku adalah orang yg bahkan tidak mampu mencegah mu melakukan itu Jimin. Jujur, aku sangat menghargai niat baik mu itu. Dan harus ku akui bahwa kau adalah seorang pria yg sangat luar biasa Jimin, tapi maaf aku bukan anak kecil lagi yg membutuhkan seorang pahlawan saat aku membuat masalah. I'm a big girl. Aku bisa mengatasi masalah ku sendiri, okay? Kita berdua akan berbicara ke ayah mu tentang masalah ini, kau mengerti?" kata Seulgi.

Kesimpulan dari semua ini adalah: Kang Seulgi is one incredible woman.

"Okay, I got it."

Tidak lama kemudian sebuah mobil berwarna hitam tiba-tiba berhenti tepat di depan trotoar tempat aku dan Seulgi sedang berdiri. Seorang pria dengan wajah yg tidak terlalu menawan dan rambut hitam nya yg terlihat acak-acakan lalu keluar dari mobil tersebut dan menatap ke arah kami.

Is it just me, or does he look like a douchebag to you too?

Ia menatap ku dan Seulgi sambil mengerut kan wajah nya, mungkin tidak senang dengan keberadaan ku. Aku rasa pria bodoh ini tidak sebodoh yg aku kira, karna ia dengan cepat dapat menyadari aura persaingan di antara kami berdua.

Dia lalu membukakan pintu mobil nya untuk Seulgi. Seulgi menatap ku lalu menghela nafasnya dan tersenyum ke arah ku, sebelum berjalan ke arah mobil pria bodoh itu. Tapi tiba-tiba Seulgi terpeleset karna high heels nya terperangkap di celah-celah penutup terowongan air. Aku bergerak dengan sangat cepat untuk menangkap Seulgi, tapi sayang nya pria bodoh itu lebih dulu telah menangkap nya. Pria bodoh itu lalu memegang tangan Seulgi untuk membantu nya berdiri, kemarahan yg tergambar jelas di wajah pria bodoh itu seketika berganti menjadi ekspresi ketidaksukaan.

"Apa kau sedang mabuk?!!" teriak nya ke Seulgi.

Aku benar-benar tidak menyukai tingkah laku pria bodoh ini. Someone needs to teach him some fucking manners.

"Don't start, Suho. I have had a bad night." Kata Seulgi sambil menatap ke arah pria bodoh itu.

"A bad night? Really? Like when your girlfriend not showing up? Was it that bad Seulgi?"

"You know what...... just...... let's go home." Jawab Seulgi sambil menahan amarah nya.

Seulgi bergegas masuk ke dalam mobil dan si pria bodoh itu pun membanting pintu mobil nya sambil menatap ku dengan tatapan yg membuat ku ingin memukul wajah nya itu.

Seulgi lalu menurunkan kaca mobil itu dan berkata "Goodnight, Jimin. And thanks......for everything."

Aku pun tersenyum ke arah Seulgi, "Anytime Seulgi."

TangledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang