Tatkala angin pagi membelai lembut dan ilalang ikut bergoyang melantunkan bisik rindu
Memutar kembali kenangan dulu saat kali pertama kita bertemu di ujung jalan itu
Klasik memang, tapi siapa kira kalau akhirnya kita bisa berbagi cerita karena pertemuan tak terduga?
Hingga akhirnya kau datang mengajakku untuk ikut berlabuh dalam kapal masa depanmu
Memintaku mengukuhkan dirimu untuk menakhodai bahagiaku juga obat dari rasa sakitku
Ku ingat kala itu sang rona hadir tanpa malu, luapan suka duka menyertai menyatakan aku mau
Namun jalan kita harus bercabang lantaran waktu membawa kau pergi lebih dulu
Rencana Tuhan yang memisahkan dunia kita hingga do'a menjadikan jalanku untuk berbagi cerita
Dan senja ini menjadi saksi bisu ketika langkahku meninggalkan pusara abadimu
•••
29 Agustus 2017

KAMU SEDANG MEMBACA
Opus
شِعرJudul sebelumnya: Puisi Tanpa Rima ••• Hanya kumpulan sajak tanpa makna yang kutulis karena terngiang di kepala. #11 in write - 25/06/18 #660 in poetry - 09/09/17 #652 in poetry - 11/09/17