Four

18.4K 913 4
                                    

Wajah Katie terus saja memasang wajah cemberutnya saat turun dari apartmennya.

"Jangan cemberut dong," ucap Dannis dengan ketawa cekikikan.

"Lo tahu ini masih jam berapa?" tanya Katie dengan kesal sambil memakai jaket pemberian Dannis.

"Ya, kalau sudah siang kan tidak seru lagi."

"Memangnya kita mau ke mana sih?"

"Lihat saja nanti, baby. Kamu pasti suka."

Wajah Katie makin cemberut. "Tidak yang aneh-aneh kan?"

Dannis menurunkan sebelah tangannya dari setirannya dan memegang tangan Katie.

Katie tersentak kaget. "Apaan sih pegang-pegang."

Tapi Katie tetap tidak menolak pegangannya. Katie merasa nyaman dan hangat dengan tangan kecilnya di genggam oleh tangan Dannis yang besar.

=Only Mine=

"Kenapa kita ke sini?" tanya Katie saat mereka sampai di bibir pantai.

"Kamu pernah lihat matahari terbit?"

Katie menggelengkan kepalanya. "Gue memang belum melihatnya. Karena gue tidak kurang kerjaan seperti lo."

Dannis ketawa mendengar perkataan Katie.

"Aku bukan kurang kerjaan, Katie. Tapi karena pemandangannya sangat indah. Nanti kamu akan ketagihan."

Katie mendecih. "Sebelum keluar, gue adanya molor duluan."

"Sstt!! Itu sudah keluar." Dannis menunujuk ke arah depan membuat Katie ikut menoleh ke arah tunjukannya.

Katie terpesona dengan warna oranye keemasan itu. Memang benar perkataan Dannis. Sangat indah.

"Gimana?" tanya Dannis tanpa menoleh dari pemandangan di depannya.

"Not bad." Katie tersenyum. Tanpa menoleh dari pemandangannya juga.

Dannis ketawa. "Apakah ini tandanya aku berhasil mendekatimu?"

Katie menoleh ke arah Dannis, menatap Dannis dengan curiga. "Lo ingin mendekati gue? Mau lo apa?"

Dannis menoleh ke arah Katie. "Kamu tampaknya tak suka kalau ingin di dekati oleh pria? Apa kamu pernah trauma dengan pria?"

Pertanyaan itu membuat Katie menengang.

"Memangnya ini urusan lo?" tanya Katie dingin.

"Gue melihat pemandangan bersama lo, buka berarti lo berhasil mendekati gue. Tapi karena lo yang menarik paksa gue datang ke sini!" lanjut Katie lalu kembali ke dalam mobil.

Dannis menghela napas beratnya. Seharusnya dia tidak bilang mendekatinya.

=Only Mine=

Dannis makin penasaran dengan Katie yang seperti banyak rahasia di baliknya. Dia ingin menggunakan kemampuan dapat membaca pikiran itu tapi sialnya pikiran Katie seperti terkunci.

"Wanitaku... Kapan kamu akan membuka hatimu kepadaku?" tanya Dannis lebih tepat kepada dirinya sendiri.

Di sisi lain, Katie duduk termenung di ranjangnya. Ingatannya kembali ke kejadian dua tahun yang lalu.

Itu memang masa tersulit bagi Katie. Apalagi, darahnya sekarang tercium di mana-mana.

Katie benar-benar takut kalau Dannis hanya ingin memanfaatkan dirinya.

Akhirnya Katie memutuskan untuk tidak berdekatan dengan Dannis lagi. Agar dirinya terselamat sebelum masuk ke perangkap mangsa.

"Dannis sialan!" Keluh Katie. "Kamu merusak hidupku yang sudah damai itu."

=Only Mine=

Dannis tidak dapat fokus dengan pekerjaannya karena perasaan tidak enak terus saja menyerangnya.

"Apa akan ada sesuatu terjadi nanti?" batin Dannis.

Tok. Tok. Tok.

"Masuk," perintah Dannis.

"Dan, apa kamu mencium sesuatu?" Tanya Rion, sekretaris sekaligus sahabat Dannis.

Dannis yang tadinya sibuk dengan perasaan tidak enaknya. Sekarang dia sadar ada bau sesuatu yang aneh menusuk ke hidungnya.

"Bau apa ini? Kenapa sangat menyengat?" Tanya Dannis.

Rion menutup pintunya dan mendekat ke arah Dannis.

"Bau werewolf. Hari ini bulan purnama, pasti banyak yang keluar."

"Apakah ini perasaan tidak enak ini ada hubungannya dengan Katie?"

"Rion, urusin masalahku ini. Aku akan pergi dan tidak akan kembali sampai bulan purnama selesai."

Rion mengangguk. "Kamu mau ke mana?"

"Ke tempat wanitaku."

Rion mengernyitkan keningnya tapi kemudian mengangkat kedua bahunya. Sebuah senyum tercetak di bibirnya. Tidak di sangka, seorang Dannis bisa terikat oleh seorang wanita.

=Only Mine=

Hai, saya update lagi. Gimana partnya ini? Saya tidak memberi genre vampire atau werewolf karena saya mencampurkan beberapa makhluk mitos lain ke dalamnya. Maka itu, saya bergenre kan fantasy saja. Terus saya mau berterima kasih, sudah membaca atau vote cerita saya. Sampai sekarang belum ada komentar, saya harap itu kabar baik ya! Happy reading!

Vampire's Belonging [FULL ON DREAME]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang