_

3K 154 3
                                    


Dalam perjalanan pulang hiashi tak berbicara apapun hianat juga, sesampainya dirumah, hiashi menyuruh hinata pergi keruangannya.....

"Siapa laki-laki itu?!"

Hiashi membentak hinata, hinata terkejut baru kali inj tousanya membentaknya seperti itu, namun didalam nadanya tersirat kekecewaan

"La-laki-laki???" Hinata tak memahami arah pembicaran ini

"Jawab hinata! Siapa laki-laki yang menghamilimu?" Hinata mendongak, menatap manik yang hampir serupa dengannya ia melihat liquid bening turun dari mata perak tousannya

Hinata melihat hal itu baru pertama kali sejak terakhir kali melihat tousannya menangis kehilangan kaasannya,

"Jawab tousan hinata" hinata tak tau harus menjawab apa, bahkan ia baru tahu bila dirinya hamil, hinata bungkam hanya airmata yang turun deras dari mata lavendernya

"Kembalilah ke kamarmu"

Hiashi tak sanggup lagi, bila harus melihat tangisan hinata, karena wajah hinata sangat mirip dengan mendiang istrinya, tak hanya wajah namun sifat lembutnya menurun pada hinata, hiashi sangat tak percaya bila hinata mampu berbuat hal seperti itu

Hinatapun kembali ke kamarnya ia mengunci pintu kamar menarik ikatan rambutnya hingga terurai sempurna, ia mengelus perutnya tak percaya

"Ha-hamil? Ti-tidak mungkin!" Hinata menangis sesenggukan, matanya sembab menangis berjam-jam hingga kantukpun membuatnya tertidur ditepi ranjang

"Hime bangunlah" suara yang tak asing menyapa indra pendengarannya dilihatnya sosok itu lagi.... sosok yang kembali hadir setelah cukup lama tak menghantuinya

"Tidak.....!!!!Tempat apa ini mengapa aku disini lagi dan kau..." hinata menuding wajah itu dengan telunjuknya, suara hinata bergetar airmata turun menuju pipi chubbynya

"Pa-pasti semua ini gara-gara kau... hikz... hikz..." hinata menangis , sasuke yang melihat itu semakin mendekat

"Tidak! Berhenti! Jangan sentuh aku, tidak kah kau puas telah menghancurkan hidupku? Kau hikz... kau membuatku mengecewakan tousanku ,bahkan-bahkan ia menangis"

Sasuke tersenyum kecut, memang benar ia adalah dalang dari semua ini, tapi bukankah cinta tak pernah salah? Bukankah apapun yang ia inginkan akan ia dapatkan walau dngan segala cara

"Berhentilah menangis..." sasuke mencoba membujuk hinata

"Hikzz,,, aku tak sudi mengandung bayimu! " hinata memukul perutnya yang masih rata, kelakuan hinata membuat sasuke kalap, ia benar-benar tak suka bila hinata seperti itu

Sasuke menatap tajam mata hinata, onix itu berubah warna menjadi merah, tatapan itu membuat tubuh hinata lumpuh tak dapat digerakkan hingga ia terkulai lemas diatas kasur itu,

"Istirahatlah, jangan sekali-kali kau menyakiti dirimu ataupun bayimu! Bila kau berani melakukan itu akan kubunuh semua keluargamu!"

Air mata hinata merembes tanpa henti, permainan apa yang sedang dilakukan oleh kamisama, hingga membuatnya harus terikat dengan sosok iblis didepannya

"Tidurlah" kata-kata sasuke bagai mantra membuat hinata benar-benar terlelap...

.
..
.
.
.
.

Pagi hari ia terbangun dengan ketukan pintu kamarnya

"Tousan menunggumu diruang kerja"

Hinata segera bangun mandi dan berganti pakaian, ia menuju ruang kerja tousannya dengan rasa takut, ia tak berani bertatap muka karena telah mengecewakan tousannya

"Masuklah"

"Hinata ceritakan pada tousan apa yang sebenarnya terjadi"

Hinata menceritakan semuanya, semua cerita hinata tak masuk akal, namun bagaimanapun ia menghargai dan mempercayai putrinya,

"untuk pria bernama gaara, ia mengetahui kehmilanmu,tapi ia masih bersikeras menikahimu bagaimana bila kau mau, bukankah itu jalan terbaik,bayi dalam kandunganmu dapat tetap lahir dan memiliki seorang ayah, dan bila kau menolak terpaksa kau harus menggugurkannya sebelum para tetua mengetahui hal ini"

"Ma-mafkan aku tousan, aku tak ingin gaara san menjadi kambinghitam untuk menolongku, aku tak ingin memanfaatkan kebaikannya"

"Berarti kau setuju untuk menggugurkan bayimu?"

Pertanyaan tousannya membuat ingatanya kembali melayang
jangan sekali-kali kau menyakiti dirimu ataupun bayimu! Bila kau berani melakukan itu akan kubunuh semua keluargamu

Hinata menggelengkan kepalanya kuat-kuat

"Tidak tousan jangan lakukan itu, iblis itu akan membunuh tousan, hana chan dan neji nii" hinata berteriak histeris, dan menangis, hal itu membuat hiashi miris ia memeluk hinata setelah sekian lama ia mengelus surai hinata mencoba menenangkannya

"Baiklah baiklah"

.
.
.
.
.
.

Tak berselang lama satu hari setelah itu hiashi dipanggil oleh tetua, ia merasakan firasan buruk, dan benar adanya tetua telah mengetahui kebenarannya dan hari ini hinata dipanggil untuk bertemu para tetua, didampingi tousannya

Saat introgasi dan memberikan beberapa pertanyaan hinata menjelaskan semuanya

Berbeda dengan ayahnya yang masih mau mendengarkannya, para tetua beranggapan hinata gila, dan akhirnya memutuskan untuk mengasingkan hinata, dan mencoret nama hinata dari clan hyuga, hiashi menahan airmatanya ia tak tega dengan keputusan para tetua namun bagaimana lagi ia tak mampu menolaknya

Dan itulah mengapa sat ini aku, hinata yang dulu bermarga hyuga harus hidup sendirian di desa ame desa terpencil

The BRIDE OF THE DARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang