Tanda Kepemilikan

3.7K 194 6
                                    

Kurasakan bulukudukku meremang, akupun segera menyudahi mandiku, dan berganti pakaian, aku berusaha melepas cincin itu, namun sial cincin itu bagai menyatu denganku tak bisa kulepas, aku semakin takut

Setelah itu akupun berangkat kesekolah, disekolah aku menceritakan itu semua pada teman-temanku dan menunjukkan cincin itu pada temanku, mereka saling berpandangan dan mereka mulai berbicara

"A-ano hinata, tapi kami tak melihat ada cincin dijarimu"

Aku menunjukkan jari manisku, jelasjrlas disana melingkar cincin dengan batu merah menghiasi.setiap ruasnya

"Sepertinya kau sakit hinata, apa tak sebaiknya kau pulang?"

Mereka menganggap aku sedang berhalusinasi, tapi aku jelas melihat dan aku bisa menyentuhnya, akupun hanya diam dan memutuskan untuk mengikuti saran teman-temanku akupun pulang lebih awal, karena pulang lebih awal hanabi dan neji belum pulang kerumah, dan ayahku jelas beliau masih sibuk bekerja

Akupun menatap pantulan pada cermin, oh betapa terkejutnya aku, dicermin jemariki polos tanpa cincin, namun saat aku melihatnya langsung aku melihat cincin itu bertengger manis di sana, aku mengucek mataku pelan

"A-apa aku sudah gila?"
Aku terbata, akupun tak tau harus berbuat apa, kuputuskan untuk kembali tidur,

Dan ini adalah pertemuan kami ke 7 dia datang dengan senyum diwajahnya, tak.seperti biasanya ia tersenyum seperti ini hal itu semakin membuaku merinding, akupun mundur beberapa langkah saat ia semakin mendekat

"Ja-jangan mendekat"

"Hei, ada apa denganmu?" Ia bertanya dengan wajah datarnya

"Ti-tidak ku-kumohon jangan mendekat!" Aku berteriak di depannya dia tak mengindahkan teriakan dan rasa takutku, ia semakin mendekat dan iapun memelukku
Ia membisikkan sebuah kata

"Aku menginginkanmu, dan apa yang kuinginkan selalu menjadi milikki"

Aku membulatkan mataku saat kurasakan sesuatu berusaha mengoyak leherku, perih... seperti sebuah jarum menusuk leherku, kurasakan panas sangat panas... membuat pandanganku berkunang, sebelum aku pingsan jarum yang kurasakan dileherku sudah tak disana namun rasa perih dan panasnya masih ada, sayup-sayup kudengar suaranya kembali berbisik

"Jagalah dirimu, aku akan kembali saat usiamu genap.20 tahun, untuk sekarang belum waktunya"

Setelah Ia mengatakan itu kurasakan gelap dan aku menebak bahwa diriku telah pingsan

Tok...
Tok tok tok...

"Nee san kau tidak pergi les?"

Kudengar ketukan pintu dan suara hanabi adikku, aku terbangun dengab leher ku yang terasa sakit, kulirik jam sudah jam 3 akupun mengatakan pada adiku

"Tidak hana chan, hari ini nee san kurang sehat"

"Yasudah kalau begitu"

Akupun mengusap wajahku, mimpi buruk lagi, semoga tadi hanyalah mimpi,

Karena merasakan sakit yang nyata pada leherku, akupun melihatnya pada cermin, disana terdapat entahlah apa terlihat seperti tato berbentuk 3 buah magatama, namun kianlama ku perhatikan semakin memudar dan seperti telah menyerap dan menyatu dengan tubuhku, rasa sakit itupun menghilang...

Aku meyakinkan diriku sendiri bahwa aku tak gila , karena bagaimana tidak mimpi-mimpi itu terlihat dan menjadi nyata, dan kulihat lagi cincin itu masih bertengger di jemariku

Kuputuskan untuk nanti malam aku pergi ke kuil, mungkin ini terjadi karena aku sudah lama tak berdoa pada kamisama

Malam haripun tiba aku berdoa menuju kuil, mengharap merlindungan dari apapun itu

The BRIDE OF THE DARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang