#3. sekolah

31 3 0
                                    

Pagi pagi betul tante membangunkan kami untuk sarapan pagi dan bersiap ke sekolah,,,

"Sean, kamu harus jaga olin di sekolah jangan sampai ada yang ganguin dia, kamu mengertikan maksud papa?"

"Ia." jawab sean dengan muka datarnya.
"Nggak apa apa ko aku bisa jaga diri ko om tante."

"Nggak boleh gitu sayang, dengerin itu sean perkataan papa kamu nggak boleh ninggalin olin ya, kamu tahukan apa ganjarannya kalau kamu nggak jaga olin kamu juga harus terus sama olin atau kamu nggak akan dapat uang jajan. yaudah sekarang kalian berangkat sebelum terlambat."

Setelah itu aku dan sean langsung pergi dengan menaiki motor sport warna hitam milik sean,,

"Cepat pegang!!"
Sontak aku langsung cepat memegang sean yang sudah memacu motornya diatas kecepatan rata rata.
'gila ni orang gue rasa nama gue sama dia udah rusak deh dimaikin sama orang yg di salipin sepanjang jalan, oiya kenapa semua orang liat kearah gue?"

"Woy sampai kapan lo mau peluk gue lepasin tangan lo dari gue, udah sampe!" Sean berhasil mengagetkan aku dari lamunanku dan berhasil buat aku salting.

"Sean bisa tanya nggak kantor kepala sekolah dimana?" Tanyaku ketika sean sedang fokus mengaitkan helm pada motornya.

tiba tiba dia berbalik dan tanpa menjawab sean langsung jalan meninggalkan aku yang masih syok dengan perilakunya tadi sekaligus sama sekali ngak tau menahu tentang sekolah ini,,

untung aja ada seorang cowok yang baik yang datang menghampiri aku sambil menghumbar senyum manisnya.

"Hay anak baru ya? Tadi kalau nggak salah barengan sama seankan?"

"Iya aku anak baru dan iya juga soal barengan sama sean"

"Mau ke kantor kepala sekolahkan sini gue temenin,, nama gue devin gue ketua ossis di sekolah ini, perlakuan sean tadi jangan diambil hati ya sifat sean emang gitu tapi meski begitu sean punya banyak fans di sekolah loh..."

"Makasih ya devin,, nama aku olin, gak apa apa ko udah biasa, tapi masa sih orang yg super menjengkelkan kaya dia punya banyak fans??"

"Yaiyalah... kan orangtuanya dia pemilik sekolah ini meskipun sekolah ini kepala sekolahnya orang lain karena orangtuanya sibuk ngurusin bisnis dan selain itu dia juga kapten basket sekolah kita udah gitu dia kan ganteng"

"Biasa aja tuh mukanya dia apalagi sifatnya itu."

"Berarti kamu harus hati hati jangan sampe fansnya sean dengerin kamu ngomong gitu, bahkan sekarang saja kamu mungkin udah dalam bahaya"

"Emangnya aku salah apa? kan yang aku omongin tadi emang fakta kecuali soal mukanya yang biasa aja."

Setelah itu perdebatan soal sean masih berlanjut hingga kami sampai di kantor kepsek setelah melapor, aku langsung diantar devin cowok baik yang cukup ganteng ini ke kelas baruku dia dipercayakan kepsek untuk mengantarkanku ke kelas karna mulai sekarang kami akan sekelas,,
'Yes untung aja sekelas sama devin jadi nggak perlu repot lagi untuk cari teman'

namun kebahagiaan itu menjadi lengkap saat mengetahui kalo sean sekelas denganku.
'emangsih perilakunya kasar dan dingin ke semua orang tapi kegantengannya udah nggak bisa dilawan deh pokoknya' setidaknya begitu lah yang dipikirkan saat aku melihat sean.

Ya setidaknya seperti itulah hari hariku berlanjut namun kadang aku pulang diantar sama devin karena sean masih harus latihan basket dan karena itupula aku dan devin menjadi teman dekat, namun setelah itu beberapa hari kemudian muncullah hal hal yang mengangguku.

'Woy kalau sampe lo ngedekatin sean lagi habis lo!'

'Hey bukanya dia yang selalu bareng sama sean kepedean banget dia, dia rasa udah terlalu cantik gitu jadi bisa mendekati sean?'

'Sadar diri donk jadi cewe jangan terlalu kepedean dasar jalang!'

Dan beberapa pernyataan yang sama dengan kalimat diatas serta beberapa perlakuan mereka yang kurang mengenakkan seperti menyembunyikan bukuku atau di buang di tempat sampah dan kalimat meneror dari mereka yang pasti terdapat di lokerku tiap pagi,

Namun untung saja karena devin selalu ada waktu aku lagi membutuhkan seseorang ketika aku tidak tahan lagi dengan perlakuan fansnya sean yang semakin hari semakin membrutal itu, namun aku tidak pernah memberi tahu orangtuaku atau orangtua devin pasti mereka akan khawatir dan sebaliknya jika aku menceritakan pada sean pasti tidak akan direspon olehnya.

"Gue udah sadar pasti akan jadi begini, tapi lin gue sarankan lo supaya jaga jarak sama sean pasti kasus pembullyan ini nggak terlalu seanarkis ini lagi."

"Ia sih tapikan susah vin, aku kan serumah sama dia..."

"Gini aja lin bagiamana kalau gue antar jemput lo biar bisa mengurangi salah paham mereka sama kamu gimana?"

"Tapi kan orangtuanya sean udah nyuruh sean buat bareng terus sama aku ?"

"Kalau gitu lo pura pura aja barengan ama sean pagi ke sekolah trus minta deh diturunin di depan jalan, baru deh lo barengan sama gue setuju nggak?"

"iya sih tapi liat aja ya vin nanti gue usahain soalnya gue cape juga kalo kaya gini terus"

"Oke gue sih dari lo aja sih lin"

'ya meskipun ini terdengar seperti menghasut tapi aku ngelakuin ini karna aku suka sama kamu lin dan juga aku nggak mau kamu nangis karena kelakuan fansnya sean' kata devin dalam hatinya.

Setelah pelajaran selesai aku dan sean langsung pulang kerumah karena sean tidak punya jadwal latihan basket hari ini.
Ditengah perjalanan aku memberanikan diri untuk berbicara dengan sean soal rencanaku dengan devin tadi dan mendapat jawaban dari sean yang mengiris hati, kenapa karena aku berharap supaya dia mau tau alasanku kenapa tidak mau pulang bersamanya atau berangkat bersamanya lagi.

"Terserah lo yang penting jangan sampai ketahuan sama orang tua gue, kalo sampe mereka tau lo tau kan hukuman gue kalo berani gue dihukum, habis lo"

"Iya yang penting kamu mau pura pura jalan sama aku nanti sampai di depan gang baru kamu turunin aku, nanti aku barengan sama devin"

"Hmm"jawab sean spontan yang membuatku enggan bertanya lagi.

Hay sorry ya makin hari makin panjang ceritanya tapi kalau habis baca jangan lupa divot ya;))

Falling In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang