#5. apa ini mimpi??

21 3 0
                                    

'Kenapa gue rasanya sakit kalau liat dia bareng sama devin Diakan bukan sapa sapa gue dan juga selama inikan gue nggak pernah peduli sama dia tapi kenapa rasanya kaya sakit.'kata batin sean

Sean pun melangkah mengikuti devin dan olin ke halaman parkir sampai disana devin dan olin kaget.

'Apa ini apa sean datang buat ajak aku pulang bareng dia?'
Tapi kenyataan berkata lain sean tidak menghiraukan olin ia berjalan menuju motornya dan pergi duluan.

Sesampai di rumah olin melihat motor sport milik sean terparkir di depan rumah ia sedikit mendengus,,

Setelah sampai didalam rumah tiba tiba handphone milik olin berbunyi ia lalu mengangkat telepon itu yang ternyata dari gisel.

"Halo sel ada apa?"

"Woy lin lo udah sampe nggak,, oiya gimana menurut lo tentang perubahan sikap sean sekarang?"

"Udah sampai KO baru aja,,
Sean emangnya dia kenapa?"

"Yaelah ga usah pura pura deh lo udah pacarankan sama dia?"

"Nggak sembarangan aja,,
Emangnya dia kenapa?"

"Dia tadi khawatir banget waktu gue kasih tau kalau lo jatuh dari tangga, dia langsung ke uks tapi waktu dia sampai dia lihat udah ada devin sama lo dia balik deh ke kelas sampai di kelas gue nanyain malah gue yang ngerasain sikap jahatnya dia mungkin dia nggak suka lo sama devin"

"Masa sih, gue nggak percaya deh tadi aja gue ketemu sama dia ditempat parkir dia malah dicuekin gue"

"Emangnya tadi lo pulang sama devin??"

"Iya emangnya kenapa?"

"Kepantasan aja pasti dia jengkal liat lo sama devin.."

"Terserah lo deh,, udah ya gue mau istirahat dulu."

"Oke, cepat sembuh ya,,
bye..."

Setelah itu dia mematikan hp nya dan mengganti baju lalu berbaring di tempat tidur sambil memikirkan perkataan gisel tentang sean tadi.

Sean sedang ada dalam kamarnya ia sudah mengganti bajunya dan sedang tidur di tempat tidurnya sambil mendengarkan musik.

'Kenapa gue kepikiran terus sih sama cewek itu dan kenapa juga gue rasa cemburu waktu liat dia bareng sama devin? Tapi apa dia udah makan trus apa lukanya udah di obati?'

Sean melangkah keluar kamarnya ia berjalan menuju dapur dan meminta bibi agar memasak bubur untuk olin dan juga meminta agar bibi mengobati luka di kaki olin,,
Setelah itu ia kembali ke kamarnya dan mengganti baju lalu keluar seperti biasa untuk nongkrong sama temen temanya.

"Non olin?"

"Ia bi masuk aja" bibi langsung membuka pintu kamar milik olin sambil membawa semangkuk bubur ayam dengan segelas susu putih tidak lupa kotak p3k untuk mengobati luka di kaki olin.

"Loh, bibi tau darimana olin ada luka bi?"

"Dari aden non,, aden juga yang nyuruh bibi buat ini semua untuk non olin."
Olin hanya dapat melongo karena merasa tidak percaya dengan sikap sean ini.

Keesokan harinya kebetulan itu hari sabtu mereka libur olin keluar dari kamarnya dan berjalan menuruni tangga menuju dapur ketika menuruni tangga ia melihat sean yang sedang menonton tv ini pertama kalinya ia melihat sean menonton tv karena lelaki itu biasanya menghabiskan waktu di kamarnya sendiri dan nongkrong bareng temanya.

"Anu... Sean makasih ya"

"Buat?"

"Karna udah perhatian sama aku"

"Gue lakuin itu supaya uang gue nggak di marathon sama orangtua gue" setelah berkata demikian sean langsung meninggalkan olin yang masih tidak percaya sean yang menurutnya sudah berubah ternyata masih sama seperti aslinya.

Hari berlalu begitu cepat.
Sekarang hari senin dan waktu malam minggu kemarin om dan tante pulang kerumah karena itu aku terpaksa pergi ke sekolah bersama sean pagi ini tapi seperti biasa dia menurunkanku di pinggir jalan dimana devin sudah menunggu disana kami berangkat masing masing tapi sean duluan sampai karena kebiasaannya membawa motor dengan kecepatan tinggi.

Sesampai di sekolah aku dan devin berjalan beriringan ke kelas setelah itu guru yang mengajar kami masuk dan mulai mengajar.

Bel berbunyi tandanya jam istirahat dimulai. Lagi lagi meninggalkan karena harus mengikuti rapat ossis,,
Aku akhirnya memilih keluar kelas karena didalam kelas membuatku sumpek.

Hari ini aku sendirian karena gisel ijin berhalangan jadi dia tidak masuk ke sekolah itu berarti aku harus hati hati jangan sampai ada yang akan berbuat jahat lagi padaku karna jujur saja aku sangat takut sekarang.

Aku berjalan menelusuri lorong sendirian sampai dibawah aku berjalan sambil melihat gedung bertingkat yang mengelilingiku,,yap sekolahku ini berlantai tiga sedangkan kelasku berada di lantai dua.

"Awas!!"
Teriakan seseorang di sampingku yang melihat sebuah balok jatuh dari lantai tiga tepat diatas kepalaku aku.

Tiba tiba aku merasakan seseorang memeluknya dari belakang dan sedikit mendorongku agar maju beberapa langkah.

'Bukh'
Semua orang yang ada di situ berteriak melihat kejadian itu sedangkan aku masih dalam keadaan syok lalu memutar ketika pelukan yang tadinya erat pada tubuhku merenggang aku langsung memutar badan untuk melihat siapa orang yang telah menyelamatkanku dan mengorbankan dirinya untuk melindungiku.

Pupil mataku membesar, aku merasa air mataku sudah tidak bisa ditahan lagi, aku ketakutan jika sesuatu terjadi padanya.

Sedangkan pria yang berdiri di depanku hanya memasang wajah datarnya tanpa memperlihatkan rasa sakit yang seharusnya ia rasakan sekarang,, balok itu jatuh tepat pada punggungnya dan pasti meninggalkan memar besar sekarang.

"Udah puas lihat muka?"....

Siapa coba yang ngomongin olin??
Jangan lupa vot ya...!!;))

Falling In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang