Chapter 21

1.8K 141 0
                                    

Maggie Linderman's P.O.V

Sekarang jam 10 malam . gue lagi duduk di kursi didepan meja makeup gue dan menatap kaca dengan mata yang membengkak dengan AC yang sudah beberapa jam dibuka tepat didepan gue yang sudah merasa bibir gue mengering .

Tiba tiba seseorang masuk ke kamar gue berharap banget itu Ari tapi sayangnya itu Ajil yang menatap gue dengan tatapan sedih dan iba dia berjalan mendekati gue kemudian mengelus kepala gue

"Gue tau apa masalah lo"kata Ajil seraya memeluk gue

"Udahlah , Jil"kata gue lalu berdiri dan menyelimuti diri gue sendiri dan menutup wajah gue

"Eh lo bisa cerita sama gue kapan aja kok"kata Ajil khawatir

Gue nggak menjawab sekitaran 2 menit kemudian Ajil menjerit kaget tentunya bikin gue kaget juga

"Apaan sih Jil kaget tau ga!"kata gue kesel sendiri

"Sorry sorry , Ari di club!"kata Ajil histeris

"Ya , Ari kan DJ emang kerjanya biasanya di club"jawab gue

"Bukan ! Ari ngerokok sama minum minum , Bryan barusan chat gua!"kata Ajil panik begitupun gue

"Hah dimana?!"tanya gue kaget

"Di club underscope IXC"jawab Ajil

"Okay kita kesana sekarang yuk"ajak gue

Gue menggunakan sweater dengan baju tidur yang masih melekat di badanku bersama dengan Ajil langsung menaiki mobil dan menjalankan mobil menuju Club , tak ada yang aku bicarakan selama perjalanan yang aku lakukan hanyalah memikirkan tentang Ari dan mengkhawatirkannya .

Dari jauh gue udah bisa ngelihat mobil mobil di parkirannya dan cahaya gemerlap malam dimana mana baru aja gue mau keluar dari mobil , Ajil yang sedang memainkan handphone nya melarang gue keluar

"Eh jangan keluar dulu"Ajil memekik

"Apaan sih , Jil ?!"jawab gue kesal

"Jangan aja"tanpa memikirkan omongan Ajil gue masuk ke dalam club menyisir seluruh Club yang terbilang lebar dan orang orang disini bukan anak anak club yang perek tapi highclass semua sedangkan gue pake baju tidur kesini .

Gue cari didepan Bartender gak ada dimana mana juga gak ada sampai akhirnya gue menemukan tiga orang satunya masih terlihat sadar satunya lagi sedang berbicara dengan seorang wanita seraya mengelus kepala dan pipi wanita itu dan satu tangan lainnya memegang tangan wanita itu , ya . itu Ari .

Jantungku terasa jatuh seketika , Bryan disana menatapku kaget , gue berjalan ke arah Ari .

"Hey Bryan Hey Ari"sapa gue pura pura gatau , Ari tampak tak begitu sadar namun dia kaget dan jarinya memegang setangakai rokok

"Um..a...Maggie?"kata Ari seraya memegang tangan gue

"Fuckboy?"kata gue seraya menangis tersedu sedu .

"What ? nggak , ngga gitu dengerin dulu penjelasan aku!"kata Ari panik

"Fuck you Ari Irham gue ga butuh lo dihidup gue , gue bisa cari yang lain dan lo? lo hanya pembawa sial ! gue benci lo !"kata gue lalu keluar dari Club dengan airmata yang berderai

Lagi .

Ari masih dibelakang gue memegang tangan gue , ralat . menahan gue agar pergi menjauh darinya gue mencoba sekuat mungkin namun Ari masih lebih kuat ketimbang gue

"Dengerin aku dulu"kata Ari panik

"Demi tuhan gue ga butuh"jawab gue

"Gue juga bukan apa apa lo"lanjut gue

"Ga perlu gua denger denger omongan lo , emang lo pikir gue nyariin lo didalam sana , hm?"tanya gue menatap Ari jijik , padahal . gue sakit hati banget .

"Jangan bohong"kata Ari seraya memegang tangan gue

"Lo bekas megang jalang kan?"

"Dia bukan jalang"Deg .

"Go away , Ri . Silahkan lo mau ngapain itu bukan urusan gue . do your thing lo bakalan tetep jadi temen gue kok"jawab gue dengan airmata berderai . gue terisak kencang .

"Jangan nangis please"kata Ari seraya menatap gue sedih

"Apa lo perduli?"

"Iya aku perduli banget"

"Kalo lo perduli lo gak ada main main sama cewe disana , pembohong banget . ketebak . sekali pembohong tetep pembohong . gue ga butuh cowo kaya lo"jawab gue lalu pergi dan masuk ke dalam mobil dengan airmata yang berderai

"Udah gue bilang jangan masuk"kata Ajil kesal

HAI GAIS MAAFKAN DAKUH TSKTSK UDAH LAMA GA NGEUPDATE ): SORRY PPL ILY ALL

Famous (A.I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang