Gempa terus menerjang Jepang, menggunjangkan Negri Sakura itu. Gempa itu semakin besar dan membuat Yuuki semakin panik dan khawatir dengan keadaan Namida. Tidak hanya sampai di sana saja, Yuuki semakin panik saat mendengar kabar kalau Tsunami menghantam Jepang. Yuuki terus mencoba menghubingi Namida namun tak ada hasilnya. Ponsel Namida tidak bisa di hubungi. Yuuki terus berdoa dan berdoa kepada Tuhan agar tidak terjadi sesuatu yang buruk menimpa namida. Lalu Yuuki memerintahkan orang-orangnya untuk menyelidiki keadaan Namida dan Keluarganya.
Keesokan harinya, Yuuki mendapat kabar dari orang yang dia perintahkan untuk menyelidiki tentang keadaan Namida.
Betapa kagetnya Yuuki saat mendengar bahwa kawasan Wakayama adalah salah satu wilayah yang terkena Tsunami.
“Yuuki-san... Ini adalah daftar daerah Jepang yang terkena Tsunami, salah satunya adalah daerah Wakayama dan kediaman Keluarga Takashi pun terkena Tsunami dan tenggelam terbawa arus Tsunami” kata Orang suruhan Yuuki.
“Nande?? Arienai... Ah, Namida-kun.... Haaaa” Yuuki histeris lalu tak sadarkan diri.
“Yuuki-san... Yuuki-san” Orang suruhan Yuuki panic lalu memanggil Ayah dan Ibu Yuuki.
Mereka membawa Yuuki ke kamarnya, Ibu Yuuki menangis melihat Yuuki yang lemas tak sadarkan diri dan mata Yuuki pun lembab.
“Namida.... Namida” Yuuki mengigau nama Namida sambil meneteskan air mata.
“Yuuki-nesan.....” Yoshin hanya bisa terdiam dan sedih melihat keadaan kakaknya.
“Yuuki... Sadarlah... Jangan seperti ini” kata Yura kakak perempuan Yuuki.
Tak lama kemudian, dokter pun datang dan memeriksa Yuuki. Dokter mengatakan kalau Yuuka mengalamai shock yang sangat hebat dan dia membutuhkan sesuatu yang bisa membuatnya merasa lebih baik dan tenang.
Namun baru beberapa hari Yuuki merasa lebih baik, tiba-tiba orang suruhan Yuuki membawa kabar buruk untuk Yuuki.
Orang itu membawakan daftar korban meninggal dan luka-luka yang berada di wilayah wakayama. Betapa hancur hati Yuuki saat membaca nama "Namida Takashi" di daftar list korban meninggal.
“NAMIIIIDAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” Yuuki histeris lalu pingsan tak sadarkan diri dan terjatuh dari tangga.
Yuuki lalu di larikan ke rumah sakit dan mendapat perawatan. Kini kondisi Yuuki koma karena kepalanya terbentur hebat saat terjatuh.
Semua anggota keluarga Ishikawa menangis melihat kondisi Yuuki, terutama Yoshin yang terus menemani Yuuki dan tidak beranjak dari tempat duduknya di samping Yuuki.
“Yoshin-san, sebaiknya anda beristirahat... Percayakan nona Yuuki kepada kami” kata para Bodyguard yang selama ini mendampingi Yuuki.
“Ah, tidak... sebaiknya kalian yang beristirahat... kalian pasti lelah” kata Yoshin.
“Tidak.... kami tidak akan lelah untuk menemani tuan dan nona kami” kata bodyguard.
“Arogatou.. kalian sangat setia kepada keluarga ku....” kata Yoshin.
“Namida” Yuuki menyebut nama Namida dan jarinya pun bergetar lemah.
“Yuuki-nesan... Kalian, cepat panggil dokter” kata Yoshin memerintahkan bodyguardnya.
Yuuki terbaring di sebuah tempat yang sangat nyaman, lembut dan entahlah, tiada kata-kata yang dapat menggambarkan indahnya tempat ini. Yuuki pun terbangun karena mendengar seseorang memanggil namanya.
“Yuuki-chan...” Suara itu memanggil Yuuki dengan lembut.
Yuuki perlahan membuka matanya dan Yuuki tersenyum lebar saat melihat sosok yang telah memanggil namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eien no Ai (Ethernal Love)
Подростковая литератураCerita ini adalah kisah nyata seorang sahabat ku di Jepang. Di sini menceritakan tentang sepasang remaja yang cintanya harus terpisah karna Tsunami yang terjadi di Jepang pada 11 Maret 2011 lalu. Ayo ikuti bagaimana perjalanan kisah cinta mereka!! A...