Dua

49.2K 1.1K 1
                                    


Martin baru saja menyelesaikan pekerjaannya di kantor. Sebelum pulang, kliennya meminta melalui pesan singkat untuk mengirimkan hasil pekerjaannya. Namun karena klien tersebut sedang berada di luar, ia tidak bisa menerima email. Oleh karenanya ia meminta tolong Martin untuk mengantarkannya ke tempat ia berada sekarang. Sebuah klub yang bisa ia hampiri dalam perjalanannya kembali ke rumah kontrakannya.

Martin memarkir mobilnya di Club Zebra. Ia menarik nafas panjang sebelum keluar dari mobil. Ia tak pernah suka clubbing, namun tuntutan pekerjaan dan lingkungan sosial membuatnya sering ke tempat-tempat seperti ini. Sejujurnya ia sangat rindu dengan kampung halamannya, dimana satu-satunya hiburan ialah pergi ke alam bebas. Pilihannya tak terbatas, ia bisa ke gunung, ke pantai, ke pulau, ke air terjun. Ia juga rindu dengan orang tua dan keponakannya. Namun ia tidak bisa kembali, ia memiliki banyak tagihan yang harus dibayar, dan tak ada cukup uang di tabungannya untuk membeli tiket pulang secara impulsif hanya karena ia merindukan keluarganya.

Martin memasuki Club Zebra dengan membawa sebuah flashdisk dan laptop kecil. Ia akan menunjukkan hasil kerjanya secara singkat kepada klien tersebut sebelum akhirnya pekerjaan tersebut dicetak dan diperbanyak untuk perusahaan. Ia dengan cepat menemukan kliennya, seorang pria berumur hampir 40an tahun dan sedang merangkul dua orang gadis yang berpakaian seksi. Ia tak mau basa-basi. Dengan cepat ia membuka laptopnya dan menunjukkan hasil pekerjaannnya. Pria itu hanya mengangguk-angguk setuju sambil masih merangkul kedua gadis tersebut. Pria tersebut kemudian menyuruhnya untuk menghubungi asistennya untuk serah terima hasil pekerjaan tersebut. Martin mengangguk dan izin pulang.

Saat berjalan kembali ke parkiran, ia teringat bahwa ia lupa mengunci mobilnya. Ia langsung berlari ke arah mobilnya untuk memastikan tak terjadi apa-apa pada mobilnya. Namun ia langsung terkejut melihat seorang wanita dalam gaun pendek sedang menunduk masuk ke dalam mobilnya, mencari sesuatu dalam laci dashboardnya. Martin pun geram dan menarik gadis itu.

Andra begitu terkejut hingga ia terpaku. Sang pemilik mobil, pria muda itu, menarik tangannya dengan kasar dan menahannya agar ia tidak kabur. Ia memutar pikirannya untuk mencari cara bagaimana membuat pria tersebut percaya bahwa ia tidak bermaksud apa-apa.

"Malah diam lagi? Ada apa sih dengan mobil gue," decaknya kesal. Ia melirik gadis yang masih diam saja itu. Ia cukup kesal, dan akhirnya memutuskan untuk membawa gadis ini ke kantor polisi terdekat. Ia menarik gadis itu masuk ke kursi belakang mobilnya dan mengikat tangan gadis tersebut di handle diatas jendela pintu mobilnya.

"Eh, tunggu dulu, ini cuma salah paham.." belum selesai Andra menjelaskan, pria itu sudah membanting pintu mobil dan berjalan ke sisi kursi pengemudi. Ketika pria itu masuk ke mobil lagi dan menyalakan mesin mobil, Andra mencoba untuk berbicara lagi kepadanya.

"Sorry banget, mas, ini cuma salah paham, saya nggak punya niat apa-apa sama mobil mas," Andra mencoba berbicara pelan-pelan.

"Kita selesaikan ini di kantor polisi saja," kata Martin kesal sambil menjalankan mobilnya.

"Kita bicara baik-baik dulu, mas, coba jangan bertindak gegabah. Tolong mas lepaskan ikatan tali ini dan saya akan menjelaskan."

"Gini ya mbak, saya capek dan pusing, saya cuma mau ini diselesaikan dengan cepat. Mbak sendiri yang cari masalah dengan seenaknya masuk ke mobil saya."

Andra menghela napas, "Mas juga lalai kan, sendirinya nggak mengunci mobil? Kelalaian yang kayak gitu mengundang orang melakukan kejahatan."

"Oh, ya, berarti mbak mengakui kan kalau mbak mau melakukan kejahatan?"

Andra berdecak, kesal dengan dirinya sendiri yang salah memilih kata-kata. Ia akan mencoba bargaining. "Gini ya mas, mas tadi kan bilang mas sudah capek. Kalau mas bawa saya ke kantor polisi, mas akan diminta membuat laporan dulu. Di interogasi dulu, disamakan dulu pendapatnya. Iya kalau saya bersalah, kalau tidak, bagaimana? Toh mobil mas dan barang-barangnya tidak ada yang hilang? Sekarang sudah tengah malam, mas mau ini selesai jam berapa? Subuh?"

Backseat MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang