Axel memesan makanan sangat banyak untuk teman-temannya yang akan menginap di rumahnya dan berangkat sekolah bersama keesok kan harinya. Varo, Daniel, Geran, dan Arya. Di antara semua temannya, Axel selalu mengandalkan Arya karena hanya dia yang bisa membedakan hal yang harus di seriusin dan hal yang bisa di bercandaain.
"Ar, cewek tadi itu siapa sih? Kayak nya gue pernah liat" tanya Axel selagi membuka dompetnya untuk membayar semua makanan yang di pesannya.
"Cewek mana?" tanya Arya acuh tak acuh yang lagi sibuk dengan game di PSP nya.
"Ah, ngarang lo Xel!" sahut Varo.
"Perasaan lo doang kali" kata Daniel sambil menepuk bahu Axel dan melirik ke isi dompet milik Axel.
"Yang di timezone" tembaknya. Tanpa mempedulikan tingkah teman-temannya, Axel menjawab dan segera memberikan uang kepada pelayan restaurant itu.
"Oh, si cantik Dy" jawab Geran.
"Oh.. Dynar!" Varo menjawab dengan semangat.
"Oh iya, tadi ada Dy, ya" timpal Daniel. Axel hanya mendengar, tidak terlalu peduli dengan itu walaupun dia yang bertanya.
Kelima cowok itu berjalan beriringan menuju mobil. Tangan Axel penuh dengan plastik makanan tetapi tidak ada satupun temannya yang ingin membantu. Tanpa sengaja mata Arya yang tadinya hanya tertuju pada layar PSP nya, tertuju kepada Axel yang jalannya mulai tidak seimbanga. Arya memasukkan PSP yang ada di tangannya ke dalam saku sweater abu-abu yang di kenakan nya dan berusaha meraih kantung makanan yang hampir saja jatuh.
"Ah! Makanan gue!" Arya mengambil kantung itu dari tangan Axel dan Axel bisa menyeimbangkan tubuhnya lagi.
"Lo beli apa aja sih sampe empat kantung begini?" mimik mukanya terheran-heran ketika membuka katung makanan itu, dan ternyata lebih dari lima porsi kalau di lihat dari kantung yang masih di pegang Axel. Arya menatap Axel terheran-heran
"Lo beli untuk seisi rumah lo lagi?" tanya Arya, cowok itu mengangkat satu alisnya. Yang bertanya berhenti melangkah dan yang di tanya terus melangkah untuk membuka pintu mobilnya yang sudah ada di depan mata. Arya menggeleng-gelengkan kepala.
***
Dynar mengikat rambutnya didepan cermin, melihat dirinya secara menyeluruh di depan cermin. Rambutnya panjang dan lurus berwarna kecoklatan, wajahnya bulat, tubuh yang ramping. Dy memiliki mata yang bulat, tetapi kecil, sehingga banyak bilang kalau dia sedang tertawa, matanya menghilang. Dynar tidak memiliki tubuh yang tinggi juga tidak pendek. Tiba-tiba Haikal muncul di kepalanya, mencoba mencari alasan kenapa cowok yang tidak terlalu tampan itu meninggalkannya, bahkan dia tidak populer. Dynar memang bukan yang tercantik di Vektory International High, tetapi untuk cowok seperti Haikal yang 'standar' mendapatkan Dynar, dirasa sudah cukup.
Tangan Dy meraba-raba hot pants yang di kenakannya, berusaha meraih handphone yang ada di dalam saku, benar-benar membosankan, tidak ada satupun notif yang masuk kecuali path dan grup kelas. Dy membuka aplikasi whatsapp, dan melihat apa saja yang di bicara di grup, ternyata benar seperti dugaan nya, tigak terlalu penting. Dy melihat-lihat Korean girl group yang baru saja melakukan come back dan melihat tarian-tarian para pemilik tubuh ramping itu, mempelajarinya. Sampai akhirnya dia merasa lelah dan tertidur.
***
Hari pertama masuk sekolah, Dy sudah berpikiran untuk membolos dan melewatkan hari pertama sekolah yang tidak terlalu berarti. Tetapi mengingat tentang cowok yang kemarin di temuinya di timezone secara tidak sengaja, membuatnya penasaran apa benar cowok itu satu sekolah dengan Dynar.
KAMU SEDANG MEMBACA
No More
RomanceAxel Alvandro Putra cowok beken seantero jakarta, siswa Vektory International High, kelas ipa 3 yang isinya anak nakal semua. Ketua tim basket terkenal di kalangan anak-anak remaja, speklight. Tampan. Dynar Putri Wijaya siswi Vektory International H...