Prolog

639K 11.5K 229
                                    

September, 6 bulan yang lalu.

Hari sudah sore saat Andrew melajukan mobilnya untuk pulang ke rumahnya, atau lebih tepatnya rumah orangtuanya.

sudah satu minggu dia berada di Palembang dan selama satu minggu itu yang dilakukannya hanyalah menyibukkan diri di tanah milik ayahnya. Andrew tidak tahan kalau tidak melakukan sesuatu, bekerja adalah hoby-nya. Hal itulah yang membuatnya berhasil menjalankan bisnis perhotelan kakeknya menjadi seperti sekarang. Berkembang sangat pesat.

Sebenarnya dia tidak berencana datang ke sini karena pekerjaannya di Jakarta pun sudah sangat banyak dan butuh segera diselesaikan. Tapi Tania---ibunya tercinta, memaksanya untuk pulang. Alasannya karena ia sudah sangat merindukan putra satu-satunya yang sangat disayanginya itu. Andrew tidak mungkin menolak permintaan ibunya karena dia juga sangat menyayanginya. Andrew tersenyum mengingat ibunya yang selalu kesal padanya karena dia tidak pernah mau menerima perjodohan yang sudah direncanakan ibunya sejak dia masih kecil. Dan Andrew yakin tujuan ibunya menyuruhnya datang adalah supaya dia bertemu dengan perempuan yang akan dijodohkan dengannya, karena seperti yang ibunya bilang, gadis tersebut juga sedang berada di Palembang dan dia ingin Andrew berkenalan dengannya.

Tapi seperti biasa, Andrew mempunyai 1001 alasan agar terbebas dari hal itu. Di usianya yang 27, Andrew masih belum tertarik menjalin hubungan dengan wanita. Dia terlalu sibuk untuk melakukan hal yang sangat tidak diminatinya itu, dan yang pusing adalah Tania---ibunya Andrew.

Bekerja, bekerja dan bekerja. Hal itulah yang sangat disukainya. Bekerja, mendapatkan uang, dan kekuasaan.

Suara bebatuan yang terlindas ban mobilnya terdengar di sore yang sunyi itu. Matahari di ufuk barat mengeluarkan semburat kemerahan dan hampir tenggelam seutuhnya. Air sungai di sebelah kanan dan kirinya mengalir dengàn sangat tenang. Jangkrik dan burung bangkai sudah mulai bernyanyi menyambut malam.

Andrew tiba-tiba tersentak mendengar suara bendah jatuh ke dalam air sungai. Menghentikan mobilnya, dia berusaha serius mendengar suara itu.

Apakah itu orang yang sedang mandi??

Andrew penasaran, siapa orang yang mandi di sungai saat sudah sore begini. Suara itu semakin lama semakin jelas terdengar, seperti suara hentakan kaki dan tangan di dalam air.

Tidak jauh dari tempatnya, Andrew melihat seseorang sedang berenang di dalam sungai yang dangkal. Dia menajamkan penglihatannya kemudian terkejut saat menyadari siapa orang yang sedang berenang itu.

Seorang wanita.

Kalau sebelumnya dia tidak merasa takut, sekarang berbeda. Di dalam kepalanya saat ini terlintas pikiran-pikiran aneh yang menjengkelkan.

Apakah wanita itu setan?

Atau mungkin makhluk jadi-jadian?? Ck, apa bedanya.

Andrew memutuskan untuk tidak menghiraukan wanita itu. Entah itu manusia atau setan, terserahlah, Dia tidak mau mengambil pusing hal itu.

Dia sudah akan memalingkan wajahnya saat kepala wanita itu keluar dari dalam air, rambut panjangnya basah dan menutupi bahu telanjangnya.

Tunggu dulu. TELANJANG.

wanita itu membasuh wajahnya dengan air dan menggulung-gulung rambutnya dengan cara yang sangat memikat.

Andrew berusaha mengerahkan otaknya untuk berpaling dan pergi, tapi tubuhnya seakan mempunyai pikiran sendiri. Dia sadar kalau saat ini dirinya sedang mengintip wanita yang sedang mandi, dan yang paling kacau tubuhnya seakan tidak perduli.

"Oh, sial. Ada apa dengan tubuhku?" Batinnya kesal. "Kenapa aku seakan nggak rela berpaling darinya?"

Kepala Wanita itu menengadah ke atas dan cahaya matahari sore menerpa tepat di wajahnya, membuat wanita itu terlihat semakin memesona dan Andrew merasa kalau dia sudah tak tertolong lagi---perasaan yang dirasakannya saat menatap kecantikan wanita itu sungguh tidak dapat diartikannya.

Bitter Sweet Life With You (Playstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang