Please, Lemme Kick You, Senpai by Pimocchi
Anime » Shingeki no Kyojin/進撃の巨人 Rated: M, Indonesian, Romance & Humor, [Eren Y., Levi] Armin A., Jean K., Words: 9k+, Favs: 19, Follows: 21, Published: Jun 16, 2015 Updated: Jul 5, 2015
Chapter 3
Disclaimer : This work belongs to me, but Shingeki no Kyojin isn't mine, so is the cover picture of this story. Credits to the great owners as always. Without them, there will be no perverts wandering around this world. Habbaya habbaya.. *rubbing my stomach*
***
"Words, words, words."
— William Shakespeare, HamletChapter 3
Pot Baru Levi si Taoge
Senin pagi bangun dengan cepat bersamaan matahari yang malu-malu nampak di ufuk Timur. Lengkung oranyenya naik perlahan dari horizon seakan bangkit dari tanah. Sekeliling masih gelap, hanya ada langit keperakan dengan gumpalan mega putih juga sisa-sisa kedip bintang yang mengantuk terangi angkasa. Butiran embun menempel dimana-mana, menetes jadi genangan air di atas tanah lumpur basah akibat hujan kemarin malam, membawa hawa dingin dan udara sejuk yang menyesap ke tulang. Bulan sabit bergelayutan mengintip malas ujung dunia mirip permen raksasa Relaksa mint —bening, transparan, terpoles sedikit guratan biru aqua— habis dikulum yang sudah keropos pingirnya menunggu hilang.
Layaknya hari biasanya, Rivaille Mansion sudah menunjukkan tanda-tanda kehidupan pukul 4 pagi. Asap tipis mengepul dari cerobong dapur menebar bau masakan mengundang hasrat makan, cahaya kuning lampu terlihat dari jendela-jendela kokoh berframe kayu mahoni, berpendar tipis di antara kabut lembab pagi buta. Ayam jago peliharaan keluarga tidak mau kalah dan ikut meriahkan subuh dengan kokokan yang menggema di pelataran rumah. Sesekali beberapa orang muncul memasuki gerbang lalu menuju bagian samping bangunan raksasa itu —para staf rumah bersiap menjalankan tugas masing-masing.
Denting panci, wajan, piring ditambah siulan nyaring ketel dari dapur adalah yang pertama memecah keheningan setelah akhirnya suara-suara lain berdatangan dari seluruh penjuru rumah. Maid-maid muda berpakaian formal —laki-laki menggunakan setelan jas sederhana lengkap celana rapi baru disetrika, sarung tangan beludru putih, sepatu hitam mengkilap dan sapu tangan penghias kantong dada sedang perempuan mengenakan rok berenda selutut, rambut diikat cantik dengan pita, fantofel berhak tiga senti dan headband warna putih— keluar bebarengan bak pasukan tentara hendak berperang. Bedanya wajah mereka sangat gembira dan segar, menyongsong hari dengan senyuman. Derap langkah mereka beraturan menimbulkan getar pelan di lantai pualam.
Sedikit demi sedikit suasana rumah berarsitektur kuno itu mulai menghangat, penuh aktifitas dan gumaman, entah dari para koki yang saling bersahutan tentang resep sarapan, dari para maid yang semangat bercerita tentang diri sendiri, dari para tukang kebun yang berbincang tentang tanaman apa untuk musim berikutnya, bahkan dari bapak dan anak yang berseteru tentang masalah.. bapak-anak di depan perapian. Lama kelamaan terdengar sumpah serapah sepihak darisana.
"Kenny." si anak, Levi Ackerman, memanggil ayahnya dengan nada frustasi dari kamar di lantai dua yang tidak jauh dari tempat ayahnya mengelendot lemas dan menikmati kopinya sekarang.
"Ya, sweetheart?" balas si ayah, Kenny Ackerman, setengah sadar. Cangkir keramik antik hadiah kolega kerja berisikan kopi hitam panas di genggaman sedari tadi menganggur diacuhkan hasil manik abu-abu menolak dibuka lebar gara-gara kantuk.
"Ini rok." Levi —muka putih pucat mirip hantu kurang tidur ditambah sepasang mata abu-abu semu biru dongker mengkilat tajam terpantul jilatan-jilatan api perapian— keluar tiba-tiba dari bayang remang-remang anak tangga dan berdiri di hadapan Kenny yang tengah duduk bersandar di atas sofa depan perapian. Kedua tangan berjemari langsing sepucat wajahnya menyodorkan bahan warna merah marun kotak-kotak ke jarak pandang si ayah yang terlena oleh empuk sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Lemme Kick You Senpai
FanfictionFf ini bukan punya saya. Gausah bilang ngejiplak atau semacamnya karena SAYA sendiri sudah minta izin ke Author yang bersangkutan. Disclaimer : Attack On Titan owned by Hajime Isayama, this work belong to Pimocchi-senpai.