"Bagi yaoi lovers, rating T itu macam obat generik. Kebal, tak ampuh, tidak manjur bagi beberapa orang. Tergantung kadar tingkat kemesuman."
***
Disclaimer : this work has owned by Pimocchi, Attack on Titan belong to Hajime Isayama, and the cover belong to the artist.
Warning ' boyxboy, Ereri slight EruRi? Whatever liat aja , Cari sendiri.
.
.
Chapter 1
Introduction
"Kau tak pernah berpikir, Levi? Semua ada tingkatannya. Level. Next move. Higher place. Kau sekarang kelas 1 SMA jadi jangan kaget. Tahu maksudku, hm?" Kenny Ackerman berkata sambil memandangi anaknya yang berwajah masam. Dia duduk di ujung meja, tangan terlipat, postur kaku. Benar-benar mirip almarhumah ibunya jika sedang moody, pikir Kenny.
"Berhenti bermain-main kata denganku, Kenny." Ah, nada sinis itu berbeda dengan milik istrinya, mungkin itu nada suaraku waktu muda dulu. Kenny terkekeh.
"Bilang saja kau telmi, nak," Levi Ackerman mendecih, "kau ini sedang ranum-ranumnya. Libido labil, masa pertumbuhan katanya. Bagiku remaja seusiamu sedang melalui tahap pematangan seks," sengaja ia tekankan kata 'seks'. Aksen 's' tebal dan perpanjangan bunyi '..sss' cukup memancing perhatian Levi. Sontak mata abu-abunya membulat. Lagi, Kenny terbahak.
"Don't give me The Talk, old man. Perv-"
"Don't deny me, midget. Akui saja kau ini tingkatan terbawah. Hmm.. istilah biologinya 'mangsa', istilah politiknya 'anggota partai'," Levi memutar bola mata, "istilah dinamikanya 'omega', istilah percintaannya 'uke'. Eh, kau ini jelas uke," entah kesekian kalinya Kenny tertawa. Levi memang mafhum jika ayahnya itu suka bercanda dengan humor-humor kering-tak lucu-sepanjang masa. Siapa yang mendengarkan pasti dijamin memasuki tahap pertama gangguan jiwa. Namun sekarang Levi mulai mengkhawatirkan kewarasan Kenny sendiri.
"Akan tiba satu hari dimana Levi pendekku ini pergi seharian lalu esok harinya baru pulang dengan baju orang lain dan rambut acak-acakkan. Dia akan bilang, 'Oh, mon pere, kau benar. I get a boyfriend. Older than me, taller than me, stronger than me. A senpai, a pure seme.. Not bad.' Aku terharu, Levi. Uke tipe sepertimu banyak yang mengincar." Kenny tersenyum tipis.
Suasana hening menyelimuti Ackerman mansion. Levi masih diam, tidak bergeming dari tempat duduknya di ujung meja makan. Telinganya bingung memfilter ocehan mana yang pantas bagi otak 14 tahunnya. Bukannya sok innocent, tapi remaja pucat itu benar sibuk memproses maksud omongan Kenny.
Uke? Seme? Baju orang lain dan rambut acak-acakkan? Apa arti semuanya? Kenny tak bermaksud menjadikannya gembel dadakan, kan?
Keringat dingin dan bulu kuduk meremang, dengan asal Levi menyimpulkan : tanya Guugle."A-aku harap kau tidak bermimpi dan mengharap terlalu banyak, Pak Tua." Levi mengusap bibirnya dari sisa saus steak kemudian bergerak ke pintu.
"Semoga Tuan menikmati hidangan tadi," ucap seorang pramusaji diambang pintu.
"Not bad, Michael," sebuah anggukan dibalas senyum sumringah.
"Dan Levi? Semua perkataanku, ah.. lebih tepatnya ramalanku tadi, hanya perlu menunggu waktu. Bonnenuit, mon mignon." ujar Kenny. Ia belum sudi beranjak. Botol-botol anggur baru saja distok. Segar, manis juga pahit, dan tua dalam satu botol. Macam hidupnya huh? Sungguh ironis.
Levi menoleh sejenak, "Whatever. Jangan minum terlalu banyak. Kau menjijikkan bau anggur begitu." Kenny tertawa.
Tanpa seorang istri, duda beranak satu, siapa lagi yang pantas menghangatkan malamnya setiap hari? Anakmu? Levi, si semata wayang, jelas bukan pilihan. Bicara dengannya saja seperti bicara dengan gunung es. Dingin dan mencekam. Salah bicara, kau akan tertimpa longsor saljunya. Bicara ada benarnya, kau akan tertimbun beku badai saljunya. Hei, Levi itu tsundere akut.
Selimut tetangga? Non. Menyewa prostitute? Non, non. Anggur adalah teman hidup. Titik.
"Tuan, aku rasa Anda berhasil membuat Tuan Muda bingung," Michael menuangkan anggur ketiga di gelas Kenny. Yang diajak bicara hanya memandangi cairan merah gelap. Pekat, harum menusuk. Berapa gelas yang akan ia butuhkan untuk memabukkan diri? Me-restart kembali ingatannya?
Semenjak Hellen Ackerman meninggal dunia, hidup rasanya aneh. Seaneh mengapa kau tidak pernah bisa mencium siku tanganmu walau kedua tanganmu tak pernah jauh dari sisimu. Rasanya selalu kurang ketika menyadari tiap pagi kau hanya terbangun sendirian di atas kasur empukmu, ganjil saat kau diam dan memandangi figura foto di ruang tamu. Rasanya Hellen masih ada, hanya dimana? Rasanya yang terbujur kaku di peti mati dengan balutan gaun putih itu bukan Hellen. Tapi siapa? Ah, pikirannya meracau.
Jelas-jelas Hellen masih ada. Dalam bentuk bocah ingusan yang menyebalkannya setengah mati. Levi Ackerman, si Taoge Kerdil. Siapa sangka sperma seorang jutawan kaya ditambah ovum seorang gadis jelita penjual bunga akan membuahkan Taoge? Kecil, iya. Pucat, iya. Berperilaku pedas, iya. Levi memang kualitas super : Taoge rasa Cabe.
Dehaman Michael menyadarkan Kenny. Ah, Michael si pramusaji selalu setia menemaninya tiap malam. Bila Kenny gay, mungkin ia segera menikahi pria ini berulangkali. Mau di masjid, di gereja, di pura, dimana saja bisa asal Michael ada. Mereka akan jadi pasangan gay yang paling gay se dunia gay.
Oh, untung dia bukan gay.
"Heh, dia bingung? Itukah caramu mengatakan dia bodoh atau telmi huh?," Kenny terbahak, lagi dan lagi, "Ssh, biarkan saja. Taoge kerdil kesayanganku mulai tumbuh, Mike.. Aku ini sebagai bapak kacang hijau tidak buruk juga, kan? Hahahah" si pramusaji ikut tersenyum.
"Saya selalu yakin yang Anda lakukan adalah yang terbaik, Tuan. Saya berharap begitu tumbuh dewasa, Tuan Muda akan jadi yang terbaik." Gantian Kenny tersenyum.
"B-berssiiih!" bersin si Taoge Kerdil. Buru-buru si Taoge menyeka hidung dengan sapu tangan anti-bakteri, anti-virus, anti-mikrobia, anti-mainstream yang ia pesan via e-bay. Ia sedang dalam perjalanan menjauhi ruang makan secepat yang ia bisa sebelum Kenny menggila dan meratapi dramatis tentang hidupnya.
"Tuhan memberkatimu, Michael.." bisik Levi menuruni tangga.
Koridor Ackerman mansion sepi. Lorong panjang remang-remang diapit kebun kecil penuh bunga-bunga musim panas turun-temurun keluarga. Wangi semerbak Gardenia, manis Sweet Alyssum, harum vanilli Chocolate Cosmos tercium hingga ke ujung kebun. Levi berjalan menuju kamarnya. Tiap hentak kaki dap dap dap, jangkrik krik krik krik, dan burung hantu huuk huuk huuk menggaung disana-sini. Bulan setengah jadi menggantung malas di langit malam. Bintang pergi entah kemana, terganti kabut abu-abu memudarkan terang bulan. Mirip kuburan sudah rumahnya.
Sayup-sayup terdengar tawa keras dari ruang makan. Well, great job. Michael mulai terganggu kewarasannya. Levi mendengus. Sejenak ia teringat wajah kebapakan Kenny.
Apa pria itu serius? Jadi 'uke' itu adalah salah satu tipe gembel? Tingkatan terbawah? Paling tidak, jika benar, aku akan jadi gembel 'uke' terhigienis yang pernah hidup.
Paling tidak? Gelandangan? Eww.
"Apapun itu, demi Dinding Maria, kuharap 'uke' bukan hal yang buruk.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Lemme Kick You Senpai
FanfictionFf ini bukan punya saya. Gausah bilang ngejiplak atau semacamnya karena SAYA sendiri sudah minta izin ke Author yang bersangkutan. Disclaimer : Attack On Titan owned by Hajime Isayama, this work belong to Pimocchi-senpai.