1. Panggung Megah Itu ....

213 10 2
                                    

1. Panggung Megah Itu ....

           Panggung itu telihat lebar dari segala panggung yang pernah kulihat. Aku bahkan tak dapat melihat tepiannya. Tapi mengingat ini adalah panggung megah Meteor Award 2007, tentulah sangat besar. Aku masih belum mempercayai, aku akan berada di atas panggung itu dalam 15menit lagi. Berterima kasihlah pada Ayahku yang telah mengajakku naik ke atas sana, menemaninya tampil berdua dalam. Dadda mendapatkan beberapa nominasi untuk, 'Best Producer' dan 'Album of the Year', yang tentunya adalah Album Oom Shawn yang diproduseri dadda. Dan sebagai salah satu nominator, dadda diminta untukmemberikan penampilannya, dan Dadda mengajakku tampil bersama untuk menemaninya.

          Keringat dinginku tak berhenti mengalir. Antara senang, gugup dan takut, semua bercampur menjadi satu. Begitu bersemangatnya aku membayangkan akan berada di sana. Ini akan menjadi kali keduanya aku bernyanyi di hadapan orang banyak. Dan aku aku mulai menyukainya. Begitu inginnya aku berdiri di atas panggung itu, begitu inginnya aku berdiri dengan hadapan penonton yang mendengarkanku bernyanyi.

          Jangan salahkan aku yang selalu ingin kembali ke atas panggung dan berdiri di hadapan mereka. Tapi salahkan Om Mark yang telah mengajariku bernyanyi, salahkan Om Shawn yang dengan beraniny mengundang aku menjadi tamu kecil, bernyanyi duet, di konsernya beberapa bulan yang lalu, dan salahkan maa yang hampir melahirkanku di tengah pertunjukan St. Patrick Ciaran saat ia kelas 1 SD dulu. Yaaah, salahkan mereka semua. Tapi jangan salahkan Tuhan yang telah memberiku suara, yang kata orang, bagus, hehhehehe.

                Aku menengok ayahku yang tersenyum simpul, seakan dapat membaca kegugupanku. Aku menyeringai dengan gugupnya,

   "Jangan takut, kamu pasti bisa ..." suara berat dadda begitu menenangkanku.

Aku hanya mengangguk gugup. Ada perasaan tenang,karena ada dadda yang akan menemaniku.

Suara Host Devlin O'Shea setelah penampilan grup The Script tampil, terdengar dari balik tirai besar ini, untuk penampilan selanjutnya.

    "Baiklah..., untuk penampilan selanjutnya...., setelah tidak lagi bersama Westlife, kita mengenalnya sebagai produser musik yang dari tangan dinginnya lahir penyanyi-penyanyi baru berbakat. Sudah tak terhitung lagi lagu yang diciptakannya meraih penghargaan. Malam ini pun ia mendapatlkan beberapa nominasi. Ia memang tidak lagi berada di atas panggung, dan memilih untuk tetap di belakang layar, tapi khusus untuk Meteor 2007, dia akan tampil di hadapankita semua malam. Dia tidak sendiri tapi dengan seseorang yang istimewa pula. Mungkin ini akan menjadi penerusnya ? Siapa yang tahu....?  

   "Nah untuk pertama kali sejak tahun 1992, kita sambut...KEEVAN EGAN DAN PUTRANYA, KELLY ....!!!!"

        Aku semakin pucat dengan akhirnya nama Dadda dan aku disebut. Sempat terpku tak dapat bergerak, sebelum Finnian menyadarkanku.

    "Kau naik sekarang, Kelly .....," suara pelan kakaku itu mengagetkanku.

    "Huh...?"aku tersadar, dan melihat dadda sudah mengulurkan tangan.

Aku segera menyambutnya dan bersama-sama kami naik ke atas panggung

           Jantungku semakin tak karuan. Dadda begitu tenangnya, hingga duduk di pianonya. Ia akanmengiriku bernyanyi dengan dentingan piano.

          Aku masih berdiri gugup di atas panggung dengan memegang mik, bersiap untuk bernyanyi. Sorot lampu dari segala arah tertuju pada kami. Aku bahkan tak dapat melihat ratusan tamu yang menghadiri penghargaan musik bergengsi negeri ini. Yang aku tahu mereka semua menunggu kami memulai penampilan kami. Aku harus tenang.

         Dadda duduk tersenyum memandangku,siap dengan pianonya. Aku yang akan bernyanyi dan dadda yang akan mengiriku. Aku tersenyum padanya dengan mengangguk. Dadda mengangguk dan mulai mendentingkan piano itu.

    "I want you with me, when the ground starts to shake. I want you with me, each day when i wake," aku mulai menyanyikan bait pertamanya. Lagu lawas milik Northside, grup Dadda dulu.

     "And i hope you forgive me, all my mistakes, and yes, I'll be with you, to the last mile of the way

     "Like day turns to night, stone turns to dust (yeah). Like life becomes memories steel becomes rust

    "Pains just a lesson learned, well look back one day. and i'll take you with me to the last mile of the way

     "Oh yeah. to thel ast mile of the way. to the last mile of the way."

Aku mulai menghayati dan menikmatnya, masuk ke bait berikutnya. Hingga masuk yang terberat, bagian reff.

     "I will stilll ove you. yeah to the last mile of the way

     "To the last mile of the way.

     "To the last mile of the way ......... !!! kukerahkan semua kemampuanku untuk dapat mengikuti pencapaian nada tertinggi Om Mark yang fenomenal, Dan aku berhasil !!!

          Tepuk tangan langsung riuh menyambutku. Beberapa di antaranya bahkan memberikan standing applause, membuatku terpaku kaget. Sambutan yang tidak mungkin kubayangkan.

          Aku tersenyum sumringah dengan sambutan mereka. Kutengok Dadda yang memberiku senyuman penuh kebanggaan. Kulepaskan senyumku pada mereka. Mereka menyukaiku !

           Ingin rasanya aku tetap berada di atas panggung itu, dan bernyanyi lagi, tapi waktu yang diberikan hanyalah untuk satu lagu. 

         Tepuk tangan masih bergemuruh saat kami menuruni panggung. Jantungku masih berpacu hebat, penuh dengan kebahagiaan. Aku senang sekali.

          Aku masih terpaku dan tak percaya, aku baru saja bernyanyi di hadapan orang sebegitu banyaknya, dan mereka menyukaiku !

    "Kelly...?" suara Dadda masuk ke telingaku.

Aku menengok padanya.

    "Kau berhasil, Nak ...," ucapnya semakin membuatku berbunga. Tak dapat kutahan, aku menghambur ke pelukannya.

    "Aarrhh, trimakasih, Dadd..., trimakasih!!" aku memeluknya erat.

Dadda tertawa geli, dengan mengangguk mengusap punggungku. "Sama-sama. Dadd juga, terimakasih sudah menemani...."

Aku hanya tersenyum sumringah, tak dapat menggambarkan perasaanku. Rasanya jauh lebih istimewa mala mini, dibandingkan bersama Oom Shane dulu . *Ssttt, jangan bilang oom Shawn ya ...hehehehe

Finnian pun tersenyum tak kalah takjubnya. Ia menarikku ke dalam pelukannya.

     "Hebat, kamu, Dude..,"  memelukku erat sekali.

     "Hehehehe... terima kasih ...."

*

          Kembali ke meja kami di antara para tamu acara ini, Maa dan Ally sudah menunggu kami. Wajah Maa tak dapat digambarkan lagi. Ia menangis saking senangnya. Dikecupnya pipiku berulang kali. Maa sangat bangga padaku.

         Sayang kakak sulungku, Ciarán, tak dapat ikut malam ini di sini. Tapi ia janji ia akan menontonya di TV. Dan benar saja, smsnya langsung masuk begitu aku duduk di samping Maa, bertuliskan, 

     "Keren!!! Aku pasti datang ke konsermu kelak, Kell!" 

Aku hanya tertawa membacanya. Konser dari mana...?? MIMPI hahahahaha!!!!

         Malam itu adalah malam istimewa bagiku. Tidak hanya aku tampil untuk pertama kalinya dalam skala nasional, bersama Dadda, Dadda pun mendapatkan penghargaan 'Best Producer' .  Adakah malam yang lebih indah dari malam ini ???? Dapat dipastikan, besok akan ada pesta selamatan di rumah ! Malam ini takkan pernah kulupakan, dan sepertinya aku tidak akan bisa tidur malam ini hhahahaaha.

Love, Popularity, FreedomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang