(Maaf, tadi kena hapus yang awal)
Theo menapaki tanah asing itu untuk yang pertama kali. Kini tak ada lagi wajah-wajah sahabat yang biasa menemani harinya. Tidak ada lagi teriakan, "Mas, kopi Vietnam meja nomor tujuh!" atau, "Mas, es jeruk!" dan sejenisnya. Tak ada lagi. Teriakan itu berganti dengan bahasa yang tidak Theo mengerti. Tidak ada jeritan Revan atau gosip Yogi ketika tengah malam menjelang.Theo sampai di tempat ini. Orang menyebutnya negeri "Matahari Terbit". Theo enggan beranjak dari sana. Dia hanya perlu menunggu sang ibu dan suami barunya. Beberapa kali dia jadi pusat perhatian lantaran merebahkan diri di kursi tunggu. Seorang petugas bandara menegurnya dengan bahasa asing. Karena Theo hanya menatapnya datar, petugas itu bicara dengan bahasa Inggris.
"No sleep here, Sir!" Dan dengan logat yang membuat Theo mengernyit bingung.Dia bangkit, lalu melangkah sambil menyeret kopernya. Langit musim panas Jepang sedang menyambut kedatangan lelaki kriwil itu. Theo benci beradaptasi lagi, apalagi harus menumpang di rumah suami baru sang ibu.
"Theo!"
Theo hafal suara siapa itu. Ketika kepalanya menoleh, satu pelukan mendekapnya. Ibunya makin cantik.
"Mama kangen."
Theo tidak peduli itu. Kalau memang rindu, kenapa tidak mengunjunginya di Indonesia?
"Mama senang kamu setuju pindah ke sini."Tetapi, Theo tidak. Dia benci tinggal di tempat baru. Dia ingin tinggal di Indonesia saja, bersama sang nenek. Matanya tak sengaja melihat gerombolan aneh. Berjas mirip mafia. Sudah sejak beberapa jam yang lalu mereka berdiri tegak seperti itu. Mereka berjajar rapi di sisi kanan kiri. Tak lama setelah itu, seseorang melangkah di tengahnya. Beberapa orang berbadan besar lain mengawal si lelaki. Orang-orang yang berbaris membentuk pagar itu membungkukkan badan mereka, lantas membukakan pintu mobil yang sudah stand by sejak tadi. Bahkan ketika mobil itu melaju, orang-orang berjas tadi masih membungkuk hormat.
"Itu siapa, Ma?"
"Sttt... mereka yakuza."
Dan lagi, Theo harus mencari tahu istilah asing yang makin membuatnya pusing.
***
Haters, nggak suka nggak perlu baca! Blokir, nih! Tadi kena delete yg part warning. Ini gantinya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Of Yakuza
AcciónSelama sekian tahun hidupnya, jadi barista adalah pekerjaan paling nyaman yang pernah Theo lakukan. Tetapi, pekerjaan itu harus berakhir karena ibunya mengajaknya pindah. Theo harus pindah ke Jepang, tinggal bersama ibu dan juga suami barunya. Untuk...