Tae In pulang kerumah beberapa menit setelah Yoongi pergi dari rooftop.Diperjalanan pulang ia sibuk memainkan ponselnya sembari mendengarkan lagu melalui headphone hitamnya.Ia berjalan menyusuri ruko ruko kecil yang berjejer rapi disepanjang jalan menuju rumahnya itu.
Bugh..brakk
"Awww" pekik seseorang kesakitan setelah terjatuh karena menabrak tubuh mungil Tae In.Mereka berdua sama-sama sibuk dengan ponselnya dan tidak fokus pada jalan.Dia adalah seorang pria, dan karena mereka bertabrakan terlalu keras akhirnya pria itu terjatuh dengan pantat yang lebih dulu mendarat di tanah.Sementara Tae In dia hanya sedikit terhuyung ke belakang tapi syurkurlah dia tidak terjatuh ikut terjatuh.
"Kau tidak punya mata ya.Lain kali gunakan matamu untuk berjalan" teriak pria itu tepat didepan wajah Tae In setelah berhasil berdiri dari posisi jatuhnya dan membersihkan kemejanya yang kotor dibagian pantat.
"Kau bodoh yaa.Semua orang itu tau bahwa saat berjalan kau harus menggunakan kakimu bukan menggunakan matamu.Dasar bodoh!" Balas Tae In yang tak kalah kesal.Mereka diam dan saling menatap.Tae In menatap pria itu kesal, sementara pria itu mencoba mendengarkan sesuatu.Seseorang berbisik pelan ke telinga pria itu dan mengatakan "Jaga dia.Dia adikku.Kumohon".Bisikan itu sukses membuat pria itu bingung sesaat tapi pria itu tidak memperdulikannya
"Yakk!kau ini benar-benar!"
"Kumohon" suara itu berbisik lagi pada pria itu untuk kedua kalinya membuat pria itu semakin bingung.Dan memilih untuk tidak membentak Tae In lagi.
"Eh maaf aku tidak sopan tunggu dulu kurasa aku pernah melihatmu.Hmm kau Kim Tae In kan??"
"Kenapa kau ti-"
"Ya aku tau kau Tae In, apa aku benar?"
"Apa kita pernah bertemu?" Suara Tae In melembut.
"Bhahaha aku Yoo Kihyun, kau tidak kenal aku yaa tidak apa-apa aku tadi membaca namamu.Salam kenal yaa." ucap Kihyun sambil menunjuk name tag bertuliskan "김태인" diseragam bagian dada kanan Tae In."Kau manis juga jika tidak galak"
"Yak!!Kalau begitu kau orang asing" Teriak Tae In kesal denga tatapan kebingungan.
"Kita kan sudah berkenalan"
Tae In mengangguk setuju pertanda dia mengerti ucapan Kihyun.Tapi dalam hati ia masih kesal dan bingung karena perubahan sikap orang bernama Kihyun ini.
"Okee aku pergi dulu yaa..Dahh" Kihyun pergi meninggalkan Tae In yang masih dilanda kebingungan."Kenapa dia tiba-tiba berubah ramah padaku?" Batin Tae In."Entahlah aku tidak perduli" ia mengangkat bahunya sambil berucap lagi didalam hati lalu melanjutkan perjalanannya.
———————
Kihyun dibuat frustasi karena bisikan itu terus saja muncul hingga saat ini.Ia sedang mencoba untuk tidur tapi bisikan itu terasa sangat panas ditelinganya hingga ia terbangun lagi dan lagi sampai akhirnya ia berteriak karena kesal karena tidak sabar.
"Kau ini sebenarnya siapa?!Aku tidak mengenalmu apalagi gadis yang kau sebut adikmu itu dan kenapa harus aku yang menjaganya kami bahkan tidak pernah bertemu sebelumnya!"
"…" tidak ada jawaban atau lebih tepatnya tidak muncul bisikan aneh itu lagi.
"Yak! Jawab aku!" Kihyun mulai kesal.
"Aku? Kau bisa memanggilku jiwa yang tak bersalah, dan adikku sedang dalam bahaya dan kenapa aku memilihmu karena kaulah orang yang tepat.Kumohon bantu aku"
"Aku akan membantu tapi aku bisa lakukan apa aku saja tidak mengerti masalahmu"
Bisikan itu mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi padanya dan bahaya apa yang mengintai adiknya."Apa aku bisa.Aku tidak jadi membantumu kalau seperti ini"
"Kumohon"
"Tapi berhenti menggangguku dan jangan bicara kecuali aku memintamu"
"Terimakasih"
Beberapa menit setelahnya bisikan itu hilang entah kemana dan sedikit membuat Kihyun tenang.Akhirnya ia mencoba untuk tidur lagi setelah berkali-kali digagalkan oleh bisikan tadi.
——————
Tae In baru saja pulang kerumahnya lalu merebahkan tubuhnya diatas sofa mewah diruang tamunya.Ia melepas jas almamaternya lalu melepaskan headphone yang ia kenakan sepanjang jalan untuk mendengar beberapa lagu kemudian melepas sepatunya.Ia menghembuskan nafas panjang lalu memejamkan matanya.
Brakk..
Tiba-tiba terdengar suara pintu yang baru saja didobrak,spontan Tae In berdiri dan menatap tajam seorang pria yang tengah berdiri memandang Tae In dengan peluh yang menetes dari dahinya.Pria itu sangat berkeringat dan… kelelahan.
"Dari mana saja dia?" Tanya Tae In dalam hati.
"Tae In kau baik-baik saja.Aku khawatir padamu"
"Kau tidak pantas mengkhawatirkanku"
"Kau masih marah padaku"
"Dasar bodoh tentu saja aku marah bahkan aku benci padamu sampai kau mau mengatakan dimana Taehyung dimakamkan"
"Jangan siksa aku dengan cara seperti ini.Aku sudah bilang aku tidak tau.Dan aku hanya minta jauhi Min Yoongi dia itu berbahaya untukmu"
"Justru kaulah yang berbahaya Kim Jungkook upss Jeon Jungkook.Kau itu hanya kakak angkatku dan bagiku kau orang asing!"
Setelah mengatakan itu Tae In melangkahkan kakinya menuju kamar dengan langkah yang sangat cepat.Sedangkan Jungkook ia mengacak-acak surai hitamnya karena frustasi.Ini sudah kesekian kalinya ia memperingatkan Tae In untuk menjauhi Yoongi karena menurutnya pria itu berbahaya bagi Tae In dan kesekuan kalinya pula Tae In tidak melakukan perintah Jungkook.
Tiba-tiba sebuah bisikan muncul dan mengatakan pada Jungkook untuk tidak menyerah memperingatkan Tae In.
"Tapi hyung aku sudah berusaha" jawab Jungkook frustasi.
"Suatu saat nanti Tae In pasti akan mengerti jadi jangan menyerah Jungkook-ah"
"Baik Hyung"
Namun tanpa Jungkook tau sepasang mata dan telinga sejak tadi melihat dan mendengar apa yang Jungkook bicarakan dibalik sebuah pintu.Dan orang itu adalah adiknya angkatnya,Tae In.
Drrrt..drrt
Ponsel gadis bernama Tae In itu berbunyi dan tertera nama Min Yoongi pada layar ponselnya itu.Tak butuh waktu lama, Tae In sudah menempelkan ponsel itu ditelinga kananya lalu menutup pintu kamar dan tak lupa menguncinya.
"Hallo sayang, kau sudah pulang?" Tanya Yoongi setelah Tae In duduk disisi ranjangnya.Tae in terkekeh pelan.
"Sayang? Apa aku salah dengar? Kau bilang apa tadi sayang?"
"Kau adalah kekasihku apa tidak boleh memanggil sayang?"
"Tidak salah, tapi aku belum terbiasa"
"Kau saja selalu marah saat aku memanggilmu sayang bagaimana kau akan terbiasa.Tapi kenapa sekarang kau tidak marah?"
"Hehe diamlah.Aku sudah dirumah.Kenapa??"
"Tidak apa-apa"
"Umm..Yoongi tadi aku mendengar Jungkook bicara pada seseorang dia bilang aku sudah berusaha lalu tiba-tiba dia bilang baik hyung tapi dia tidak sedang telefon.Apa menurutmu dia gila?"
"Bhahahahahaha.Mungkin saja"
"Hehe"
"Ya sudah aku harus makan dulu kau juga jangan lupa makan ya sayang aku tidak mau kau sakit"
"Tentu Yoongi-ku"
Yoongi terkekeh, "Dahh sayang"
"Dah Yoongi-ku"
Piip
Yoongi memutuskan panggilannya dan tersenyum manis setelah itu,Tae In juga merasa sangat senang karena ucapan- ucapan manis yang baru saja dilontarkan Yoongi lewat telefon.
————————
Seorang pria mengeluarkan ponselnya yang bergetar dengan perasaan takut ia menerima telefon dari orang yang sama seperti sebelumnya.Ia tau pasti orang itu akan mengancamnya lagi.
"Yak! Kurang ajar dasar Brengsek kubilang jangan katakan apapun huh.Apa kau tuli dasar bodoh!"
"Maaf aku terpaksa aku sudah berjanji untuk menjaganya"
"Aku akan menyiksamu"
Tiba-tiba sebuah cairan merah menetes dari hidung si penerima telefon, menetes tanpa bisa dikendalikan dengan segera orang itu berlari menuju toilet.Membiarkan darah itu mengalir deras hingga membuat wajahnya memucat.
"Itu hukuman, aku masih baik karena tidak membunuhmu orang bodoh!"
"…"
"Jadilah anak baik"
"…"
Piip
Sambungan terputus.Sekarang orang itu duduk dan menyandarkan punggungnya di dinding toilet yang dingin.Ia sedikit terisak sebelum mengatakan "Apa yang harus kulakukan sekarang?"
Orang itu terlihat frustasi sekarang dan terlihat seperi pengidap gangguan jiwa.To Be Continued
—————
HALLO author cuma mau bilang maaf kalo jelek dan gk ada feelnya dan maaf kalo banyak typonya..See you next chapt guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To December
Fanfiction"Aku harus kembali ke Bulan Desember untuk menyelesaikan semuanya" "Kau hanya perlu membantuku,bodoh!" "Beri tau cara untuk melakukan semuanya!"-Tae In "Petunjuknya sudah diberikan bukan?.Tapi kau sendiri yang tidak mempercayai petunjuknya" "Sekara...