Part 15

2.4K 95 12
                                    

"Penantian gue selama ini apa?"

"Malam om, Prilly nya ada? Saya mau ketemu"

"Ehh nak Rere. Prilly nya ada di kamar tuh, baru saja naik ke kamar" jawab Latuconsina

"Silahkan masuk langsung ke kamar Prilly aja" sambung Latuconsina dan mempersilahkan Rere masuk

"Makasih om"

Setelah dipersilahkan masuk Rere langsung menuju ke kamar Prilly yang berada di lantai 2.

Tok..tok..tok ketuk Rere pada pintu kamar Prilly

Tak ada balasan dari empunya kamar.

"Prill.." panggil Rere

Suara langkah seseorang dalam kamar terdengar disertai dengan terbukanya pintu kamar memperlihatkan seorang wanita berdiri dengan muka yang kusut.

Setelah membuka pintu Prilly langsung meninggalka Rere, Rere yang mengerti langsung masuk kedalam kamar dan menutup rapat pintu kamar.

"Lo kenapa Prill" tanya Rere mengikuti Prilly yang telah duduk di tepi ranjang

"Gk gue gak papa" jawab acuh Prilly

"Cerita dong sama gue"

Prilly mengeluarkan nafas panjang lalu memperbaiki posisi duduknya menghadap Rere.

"Tadi entah kenapa tiba-tiba saja gue marah ke papa" ucap Prilly seraya menundukkan kepalanya menyesal

Rere langsung mengelus lembut punggung Prilly. Prilly langsung ambruk memeluk Rere dengan air mata yang sejak kapan membasahi pipi Prilly.

"Gk usah nangis, itu juga terjadi karena lo lagi emosi. Tapi lo harus bisa menahan emosi lo dan jangan melampiaskannya kepada orang-orang yang tak tau apa-apa"

Prilly mengangguk lalu merenggangkan pelukannya dengan Rere lalu menghapus air matanya.

"Sekarang gue harus bagaimana?" tanya Prilly

"Yaa lo minta maaf sama bokap lo" jawab Rere disertai anggukan dari Prilly

"Btw, Ria Vinnie mana?"

"Gk tau. Ehh gimana kalau kita suruh aja mereka ke sini, ngumpul-ngumpul gitu kan besok hari minggu jadi bisa nginap deh kitanya"ujar Rere

Prilly langsung menelepon kedua sahabatnya itu. Tak berselang lama Ria dan Vinnie pun sampai di rumah Prilly yang disambut Kirun.

"Udah lama ya kita gk kumpul kek gini" ucap Vinnie sesampainya mereka di kamar Prilly

Mereka menghabiskan waktu dengan bercanda gurau hingga jarum jam menunjukkan pukul 22.00 namun tak tampak raut kantuk di wajah mereka. Beginilah disaat mereka bersama tak mengenal waktu untuk saling melengkapi satu sama lain dan berbagi cerita.

"Mungkin sekarang waktunya untuk ceritain semuanya. Gue gk mau menyimpannya sendiri yang nantinya dapat menimbulkan kesalah pahaman" batin Prilly

"Gue mau cerita sesuatu sama kalian" ucap Prilly menghentikkan gerak ke3 sahabatnya

Rere,Ria,Vinnie yang sedari tadi bercanda berubah menjadi serius menatap Prilly.

"Cerita apaan" Vinnie memecahkan keheningan diantara mereka

"Gue bakal cerita tentang masa lalu gue yang mungkin kalian tidak ketahui. Gue gk mau nanti terjadi kesalahpahaman, tapi kalian janji jangan marah ke gue" ucap Prilly ditemani tetesan air mata

"Kita gk bakal marah karena kita menerima lo apa adanya" Prilly terharu akan kalimat yang dikeluarkan sahabatnya. Betapa senangnya memiliki sahabat penyayang seperti mereka.

"Ini mengenai Ali" kalimat yang dikeluarkan Prilly membuat sahabatnya kaget dengan raut wajah tak percaya.

"Lo serius" tanya Ria

"Bukannya lo itu kenal sama dia pas dia pindah ke sekolah kita doang" lanjut Vinnie

Prilly masih belum menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu karena masih menunggu satu lagi untuk menjawab. Prilly Ria Vinnie menatap Rere yang tampangnya biasa aja tanpa ada raut kaget sama sekali.

"Re tumben gk nanya, kan kalau ada berita lo bertiga paling jago nanya tumben dua sejoli doang yang nanya" ujar Prilly yang mendapat jitakan dari Ria dan Vinnie karena disebut "2 sejoli"

"Kan gue udah tau" ucap Rere enteng

"Yakin?" tanya Prilly

"Yakinlah yang di kompetisi itu kan" Prilly langsung memukul pelan kepala Rere menggunakan bantal yang hanya diperhatikan oleh 2 lainnya karena tak tau akan apa yang sedang terjadi

"Dasar ya lo tuh blo'on banget sih. Itu kasus lain lagi oneng, yang ini tuh tentang kisah gue di masa lalu dengan Ali bukan yang di kompetisi itu"

Rere seketika terlonjak kaget mendengar penuturan Prilly yang disambut tawa ria dari ke3 sahabatnya.

"makanya jangan sok, belum juga tau udah sok tau" ledek Vinnie

"ya maap kirain itu, kan ada nama Ali ya gue pikir masalah itu lagian cuma itu yang gue tau" ucap Rere dengan nada malu

"Udah-udah ada mau dengar apa gk nih" ucap Prilly yang langsung dibalas ke3 sahabatnya dengan anggukan serta memperbaiki posisi duduk mereka.

Prilly menarik nafas panjang lalu mulai menceritakan semua masa lalunya bersama Ali. Mulai dari mereka kecil sampai dimana mereka harus berpisah. Sesekali Prilly menyeka air matanya yang jatuh karena mengingat kenangan manis dan pahit yang dialaminya bersama Ali dulu.

"Tapi kok sekarang kalian seperti orang gk kenal sih, dikit-dikit berantem lah inilah itulah"

"Iya kan seharusnya kalian senang karena kalian dipertemukan kembali"

Prilly hanya tertawa menanggapi komentar sahabatnya itu.

"Tak semudah yang kalian pikir,disaat bertemu dengan orang yang lama pisah gue merasa canggung di dekat dia. Dia juga sudah berubah gk seperti Ali yang dulu gue kenal Ali yang baik, perhatian, ajak becanda mulu, gk sok kegantengan dan banyak lagi" Prilly membayangkan hal yang pernah ia alami dengan Ali.

Prilly menyeka air matanya "Tapi gue bakal terima segalanya, melepaskan Ali membiarkan dia bersama dengan yang lainnya dan perasaan ini bakal gue kubur dalam-dalam."

"Perasaan?" tanya 2 sejoli

"Iya gue suka sama Ali, dan asal kalian tahu saat gue tahu Ali bakal kembali gue langsung senang luar biasa namun semua harapan dan penantian gue selama ini apa? Gak ada yang terbalaskan sama sekali malah dia datang membawa cewek lain bermesraan di hadapan gue. Ali pun gk marah saat wanita itu bermanja-manja padanya. Emang gue akui gue gk ada apa-apanya dengan dia, gue hanya upil yang tak terlihat oleh mereka. GUE BENCI ALIII" Tumpah sudah ketahanan Prilly selama ini, penantian yang berujung PAHIT tak dihargai tak mengingat dan tak dianggap.

Ketiga sahabatnya yang merasa sedih langsung memeluk Prilly secara bersamaan. Meski mereka belum pernah merasakan apa yang dialami Prilly namun entah kenapa hati mereka juga terluka melihat sahabat yang mereka sangat sayangi terluka.

"Seandainya lo tau apa yang gue rasakan. Gue menanti lo tapi apa yang gue dapatkan, SAKIT yang sangat dalam. Lo datang dan lo berubah, terima kasih atas semuanya dan gue harap lo bisa bahagia dengan Dia. Selamat tinggal"

==

Terima kasih buat yang selalu baca dan vote cerita aku. Senang banget gk nyangka ada yang baca padahal buat seru-seruan doang. Yaa meskipun banyak "SilentReaders" tapi aku tetap doain mereka kok biar mereka bisa ngehargai karya orang lain.

Semangat juga buat para author-author lainnya yang lagi buat karya, semangat selalu keluarkan semua yang kalian punya.

Buat couple, aku doain semuanya baik-baik aja. Dan segala hal dapat jalan dengan baik taka da halangan. Tunggu Ultah SCTV 26, mau lihat couple..

Aku juga sedang nulis cerita selanjutnya dan ini terinspirasi dari sebuah performance yang entah kenapa terbesit pengen buat..

Tunggu part selanjutnya dari "Terima Kasih" yaa

Salam dari Abal-Abal Sambalado

Terima KasihWhere stories live. Discover now