Tragedi

66 28 32
                                    

Tahun ajaran baru segera dimulai. Sebagai tradisi, SMA Angkasa Raya selalu mengadakan acara penyambutan bagi siswa dan siswi yang baru masuk. Acara ini tidak pernah terlewat setiap tahunnya. Biasanya, para siswa dan siswi akan mendirikan stand stand makanan dan bazar. Tidak hanya itu, mereka juga mendirikan panggung untuk penampilan para ekstrakulikuler dan mereka warga sekolah yang ingin menunjukkan bakatnya.

Para anggota OSIS terlihat sibuk dengan tugasnya masing - masing. Si perempuan yang memakai kacamata itu sedang sibuk mendata para murid yang ingin ikut serta. Teman laki - lakinya, sedang menertibkan barisan para murid yang sedang mengantri untuk mendatakan dirinya.

"Woy antri yang bener woy!" Ucap anggota lelaki yang sedang menertibkan barisan.

"Eh woy! Jangan dorong dorong!" Ucap salah satu murid yang sedang mengantri kepada murid di belakangnya.

"sst.. ssttt, eh Fahrul! Lo jangan diem aja itu urusin Alteration jangan sampe ngantri kaya gitu." Suruh Eko, si anak OSIS yang sedang sibuk menertibkan barisan para murid.

"Ah elah, seenak jidat lo nyuruh nyuruh gue. Ogah ah lo aja sana, ga doyan gue sama batangan." Sahut Fahrul.

"Sialan lo! Udah dari tadi lo ga ngapa ngapain, ngelamun mulu, gua suruh gamau. Lama - lama gua pecat juga lu!"

"Emang siapa lo bisa mecat gua seenak jidat? Seksi keamanan sok ngeksis lo!"

"Aduh ini ada apa ya?" Tanya seseorang dengan nada yang sengaja di buat buat agar terdengar lemah lembut. "Udah deh ah, Alteration biar gue aja yang ngurus, lo berdua lanjutin kerja. Byee." Lanjutnya seraya meninggalkan Fahrul dan Eko yang heran melihat tingkah centil perempuan itu.

"Idih, si nenek sihir cari muka banget." Ledek Eko.

"Ah tau ah pusing." Ucap Fahrul.

Sementara itu, perempuan tadi berjalan di antara penuhnya barisan. Membuat para mata memandanginya dengan tatapan heran.

"Aduh misi dong, gue mau lewat nih." Ucapnya.

"Eh Lola, mau kemana? Mending disini aja sama gue." Ucap salah satu murid lelaki.

"Dih, ogah mending gue sama yayang Dirga aja. Byee."

Lola merapihkan rambutnya, dan memasang wajah bahagianya seraya menghampiri Alteration.

"Ayo ayo kalian langsung lewat sini aja ga usah ngantri." Ucapnya dengan semangat.

"Oh? Gitu? Okedeh, makasih ya." Jawab Yuda, sambil memimpin teman temannya mengikuti Lola memecah barisan menuju ruang pendataan.

"Kalian ga usah khawatir, semuanya udah Lola urus ko." Dengan senang hati Lola membanggakan dirinya sendiri.

"Wah makasih ya, syukur deh kalau gitu." Balas Wira.

Lola memainkan ujung rambutnya. "Aduh apa sih yang enggak buat kalian." Sambil melirik Dirga dengan senyuman manja.

Sedangkan disisi lain ruangan, di depan meja pendataan, Jenny dan Aruna sebagai perwakilan dari Artemis sedari tadi memperhatikan apa yang terjadi. Terutama Jenny yang merasa risih dengan apa yang terjadi di depannya.

"Jen, udah nih. Ayo balik ke ruang latihan lagi." Ajak Aruna sambil menyenggol lengan Jenny karena sejak tadi, Jenny seperti melamun.

"Jen! Woyyy!!" Aruna meninggikan suaranya agar Jenny sadar dari lamunannya.

Jenny yang sadar langsung melihat Aruna bingung. "Apasih Ru?" tanyanya.

Aruna memutar kedua bola matanya. "Halaah, ini udah beres Jen. Lo malah ngelamun mulu dari tadi, ayo balik latihan."

Mereka berdua segera meninggalkan ruang data dan kembali ke ruang latihan.

"Lo merhatiin ga sih?" Tanya Jenny pada Aruna.

"Iya, gua sebel banget liat si nenek sihir dari tadi." Jawab Aruna.

"Bukan itu elah." Jenny menghela napas perlahan. "Gue sebel banget liat kelakuan band sok terkenal itu." Lanjutnya.

"Emangnya mereka kenapa?" Tanya Aruna polos.

"Aduh, ga tau ah gue sebel. Ekskul aja bukan tapi malah diduluin." Jenny melipat tangannya di depan dada.

"Iya juga ya? Padahal kita udah lama lama ngantri malah mereka duluan yang di duluin. Tapi kan berarti itu salah si nenek sihir Jen."

"Ah tau ah, cape gua ngomong sama lo. Lemot." Jenny langsung meninggalkan Aruna yang masih berpikir di depan pintu ruang latihan.

"Ada apa sih?" Tanya seseorang yang berada di sebelah Aruna.

Aruna menoleh ke samping mengikuti arah suara itu. "Tau ah Ra si Jenny bikin gua bingung."

"Lah? Kenapa? Udah, masuk dulu buruan. Kita latihan lagi." Mereka berdua masuk bersama ke dalam ruang latihan.

"Zoraaaaaaa!!" Rengek Jenny.

Zora dan Aruna pun menghampiri Jenny. "Ada apasih Jen?"

"Gue kesel! Fix gue kesel! Kita harus bikin perhitungan sama Alteration!" Ucapnya berapi api.

----TBC----

Hey heeyyy! Gimana nih part 1 nya? Jangan lupa vote dan commentnya ya^^ 

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang