Mangga Busuk

28 8 14
                                    

Artemis sedang berada di ruang latihan mereka. Karena besok sudah mulai gladi resik, para ekskul dan murid yang ikut serta dalam penyambutan murid baru di beri dispensasi untuk tidak mengikuti pelajaran hari itu. Begitu pula Artemis yang sedari tadi sedang berdiskusi tentang baju apa yang akan mereka pakai di hari penyambutan murid baru.

"Gimana kalau putih aja?" Ucap salah satu anggota Artemis yaitu Geva.

"Ga cocok Gev kalau siang siang pakenya baju putih." Jawab Eka.

"Ayo yang lain, gimana? Ada saran ga?" Tanya Zora.

Yang lain tampak sedang berpikir.

"Kita kan bawain lagu upbeat gimana kalau kita pake baju yang colorful aja?" Saran Bree.

"Boleh tuh." Ucap Fara.

"Gimana kalau atasannya pake blouse putih, terus bawahnya rok warna apa aja asal cerah?" Usul Aruna.

"Boleh boleh, sepatunya yang waktu itu kita pake waktu konser taun kemarin aja cocok kali ya?" Usul Jenny.

"Cocok cocok, yaudah gimana kalau kita latihan lagi?" Ajak Zora.

Mereka semua kembali berdiri. Artemis berisikan 20 orang termasuk Zora, Aruna, Jenny dan Bree. Mereka pun kembali berdiri di posisi mereka. Akhirnya latihan pun di mulai, mereka tampak serius membaca partitur di tangan mereka masing masing.

Artemis menjalankan latihan hari itu dengan lancar. Hingga waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, kini waktu mereka untuk pulang ke rumah masing masing.

"Dah, gue duluan ya Pak Atang udah jemput." Jenny melambaikan tangannya berpamitan kepada teman temannya.

"Tiati Jen." Ucap Bree.

"Titi DiJe." Zora melambaikan tangannya pada Jenny.

"Kalau jatoh kebawah ya." Tambah Aruna.

Setelah itu, Jenny pulang bersama Pak Atang-supirnya. Zora, Bree dan Aruna sedang duduk di depan sekolah.

"Lo di jemput Ra?" Tanya Bree.

"Tadinya sih, gua mau balik sendiri tapi Kabim balik cepet jadi gua nebeng deh." Jelasnya.

"Wah? Berarti Kabim bentar lagi kesini dong?" Bree menatap Zora penuh harap.

"Iyalah, tapi kayaknya lo harus balik duluan kali ini deh." Zora menunjuk ke arah depan, "Tuh, nyokap lo udah jemput." Lanjutnya.

Zora menghembuskan napas frustasi. "Yah gagal liat masa depan deh gue."

"Jijay." Cibir Aruna

"Hehe, udah ah gue balik dulu. Titip salam aja sama Kabim deh."

"Iya ntar gue salamin, udah pergi sana lo." Suruh Zora.

Bree kemudian pergi sambil melambaikan tangannya meninggalkan Zora dan Aruna.

"Gue balik aaaaah." Ucap Aruna.

"Yah, Ru jangan dulu. Rumah lo kan deket tinggal jalan doang."

"Lama ih."

"Engga ih bentar lagi juga dateng ko."

Akhirnya Aruna pasrah kembali menunggu Kabim bersama Zora.

"Eh, Ru.. Ru.. itu si Wira kan?" Zora menatap ke arah parkiran.

Aruna menyipitkan pandangannya. "Hah, mana?"

"Itu tuh di pojok parkiran."

Aruna menatap ke arah yang di tunjukkan oleh Zora. Dan benar saja, disitu ada Wira yang sedang berdiri di samping motor ninja nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang