Aku Siapa?

658 16 0
                                    


Sepulang sekolah ini ada yg berbeda. EL? Ya dimana dia ? Langsung menghilang begitu saja tidak seperti biasa nya . Walaupun pun hari ini jadwal piket ku,dia selalu menunggu ku sampai selesai . Lalu kami pulang bersamaan. Aku melewati lorong kelas dengan langkah guntai

"Bila sat nanti kau milik ku, kuyakin cintamu,takan terbagi takan berpaling,karna ku tahu engkau begitu. karna ku tahu engkau begitu. hingga ku pasti menunggu selama apapun itu" ditengah lagu yg aku lanturkan aku berhenti

"itukan...."batinku .
Sekejap kaki ku berhenti. Berat untuk melangkah. Gumpalan air siap mendarat mulus membasahi pipi. Gak .Aku bisa menahannya. Bisa. Menahannya untuk tidak terjatuh. Tapi itu apa? Didepan pamdangan ku. Kenapa?
"Ta.."
"Ya El. Kenapa?"
"Tata nggak sibuk kan ?"
"Gak. Kenapa el?"
"Bisa ikut aku bentar nggak ? Aku mau ngomong ?"
"Ngomong disini ajalah El."
"Gak enak ah,rame . Di belakang kelas mau? Kan sepi itu ruangan depan perpus."
Aku melihat tata mengangguk pelan . Mereka beriringan berjalan menuju tkp. Aku mengikuti nya perlahan. Puluh ribu pertanyaan sudah menyerang isi otak ku . Juga khayalan-khayalan buruk membelai lembut pipiku . Akankah? Benar kah hal itu akan terjadi ? Aku mengendap dan bersembunyi . Di tempat yg aman ,terlihat jelas dua sosok . Terdengar jelas apa yg sedang mereka katakan. Siapkah aku mendengar nya ?
"Apa El ? Kenapa harus di tempat sepi ? Kau jangan berbuat yg aneh ya."
"Ah? Aneh? Kamu lucu ya."
El tertawa kecil dengan mata sipit nya . Mengacak lembut kepala tata ,gadis yang ada di depan nya itu,begitu hangat. El? Benarkah?
"Ta,aku dengar ,seleama ini kau menyimpan rasa pada ku .Benar itu?
"Ha?...Itu....Nggg.."
"Jawablah aku butuh jawaban mu."
"Iya... Maafkan aku El."
"Apa? Maaf? Kenapa kau minta maaf ?"
"Karena aku menyukaimu . Seseorang yang sudah memiliki kekasih . Lala maksudku . Aku janji tidak akan menggangu hubungan kalian. Aku tau aku salah."
"Tata..."El memegang kedua pundak nya lalu menanatap nya dengan tatapan yg penuh arti.
"Gak ada yang salah saat kau mencintai seseorang. Karna cinta datang pada saat yang tidak tepat dan pada orang yang tidak pernah kau duga sebelumnya. Cinta juga tak harus memiliki. Kau setuju bukan? Karna saat kau melihat orang yang kau cintai bahagia,kau akan ikut bahagia. Setidaknya berusaha bahagia melihatnnya bersama orang lain. Kau tak ada hak mengganggu hubungannya. Karna kau tidak akan terlihat baik saat menjadi orang ketiga. Semua adalah kesia-siaan."
"Iya El. Aku tau. Maaf."
"Loh? Kamu kenapa menangis?"
El mengangkat dagu Tata lalu menghapus air matanya.
"Wanita cantik kalau tersenyum. Bukan menangiskan?"
Tata mencoba melarikan diri. Mungkin hatinya sudah teriak menahan sakit. Sekejap El menarik tangannya. Menahan Tata untuk pergi.
"Kenapa El? Kamu merasa bersalah ya?" batinku.
"Ta.."
El menarik kedua tangan Tata dan menggenggamnya.
"Terima kasih sudah mencintai ku. Terima kasih sudah bertahan untuk menunggu. Aku tau,kau sudah lama mencintaiku. And Ta,would you..."

"El? Would you be mine? Kau mau bilang itu El? Gakkan? Gak! Kalau begitu,selama ini kita apa El?" aku terus saja mengoceh dalam hati.

"Em,would you be mine ,Ta?"
"Hah? El? Kamu kan pacarnya Lala."
"Aku tuh cuma sahabatan sama dia Ta. Karena terlalu dekat,orang-orang pikir kami itu pacaran. Padahal gak gitu aslinya."

"Kau yakin hatimu aku,El ? Bukan dia? Jangan pernah memainkan perasaan. Kau juga harus berpikir,kau tak layak merebut kebahagiaan orang lain. Berganti topeng dan berperan seakan kau mencinta. Sedang jauh dari dalam hatimu,kau ingin rumahmu yang lama. Karna begitu nyaman dan betah sekali di dalamnya."

"Apa yang lebih sakit dari sebuah perbedaan? Apa yang lebih menyayat dari menunggu ketidakpastiaan? Dan apa yang lebih bahagia dari membuka hati lalu membiarkan orang lain masuk untuk membahagiakan? Lantas,untuk apa kau habiskan waktu untuk menunggu sebuah kesia-siaan?"

"El? Apakah kau serius?"
"Ta? Apa pandangan ku berarti kebohongan?"
Tata tersenyum. Air mata kesedihannya tadi berganti menjadi air mata kebahagiaan. El memeluknya erat. Terpancar jelas kebahagiaan yang terlukis di wajah El.
Jadi El,selama ini aku hanya sebatas sahabat? Tak berarti lebih? Aku salah mengartikan perhatian dan perkataanmu. Aku salah menangkap kode-kode itu. Kode? Ah,itu menurutku saja. Mungkin bagimu,itu hanyalah bualan semata.
"Terima kasih sudah menjadi sahabat ku El. Semoga kau bahagia dengannya." Batinku terus menerus mengisak.
Tak terima melihat kejadian barusan. Air mata yang sudah ku tahan dari tadi,mendarat dengan mudahnya. Saling kejar mengejar. Aku melarikan diri dari tempat persembunyian. Tetap memperhatikan dari kejauhan. Ntah apa yang ada dipikirannya saat itu. Ia lebih mementingkan kekasih barunya ketimbang aku. Aku? Memangnya aku siapa?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perbedaan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang