Fall Everytime I See You

8.7K 787 27
                                    

Terinspirasi dari lagu JKT48 Kimi Ni Autabi Koi Wo Suru (Jatuh Cinta Setiap Kali Bertemu). Review setelah membaca adalah keharusan ya! Belajar menghargai setiap karya orang lain. Terimakasih.


Jungkook, nama laki-laki berwajah cantik dengan rambut merah itu. Wajahnya terlihat tak baik dengan raut gugup yang begitu terlihat. Kakinya yang tadi melangkah cepat perlahan melambat ketika pintu ballroom hotel mewah yang ditujunya itu sudah terlihat.

Tenanglah, Jeon Jungkook. Kau pasti bisa.

.

.

.

"Kudengar ia telah kembali ke Korea."

Jungkook menatap dua bola mata Jimin dengan wajah sedih. Dipaksakannya sebuah senyum untuk keluar. "Benarkah?" Katanya, tak terlihat antusias sedikitpun.

Jimin mengangguk. Ditepuknya pelan pundak Jungkook, menghela nafasnya berat. "Apa kau baik-baik saja, Kook?"

"Entahlah..." Balasnya.

"Apa kau-" Jimin terdengar ragu. "-masih mencintainya?"

Dan Jungkook tak kuasa menjawabnya.

"Kau tahu sendiri jawabannya, hyung."

.

.

.

Jungkook melangkahkan kakinya memasuki ballroom itu setelah meyakinkan dirinya berkali-kali. Acara reuni yang ia datangi ini bukanlah acara formal. Hanya sebuah acara reuni dengan teman-teman SMA-nya setelah tujuh tahun lamanya tak bertemu.

"Kau datang, Kook!"

"Aku datang, hyung."

Jungkook tersenyum pada sosok sahabatnya, Park Jimin.

Tentu saja ia datang. Tidak. Lebih tepatnya ia harus datang. Jimin bilang orang itu akan datang. Orang yang begitu Jungkook rindukan. Orang yang tak pernah menghilang dari pikiran Jungkook sejak tujuh tahun lalu. Orang yang selama tujuh tahun tak pernah Jungkook tahu keberadaannya.

"Dia belum datang?" Tanya Jungkook. Bukannya ia berharap orang itu datang. Hanya saja, ia penasaran. Ya. Penasaran.

Jimin menggeleng.

Dan Jungkook hanya mengangguk.

"Jangan dipikirkan, Kook. Ayo berpesta!" Jimin menariknya.

Jungkook tertawa. "Baiklah."

.

.

.

Ia menghirup udara malam itu dengan sebanyak-banyaknya. Merasakan desiran angin malam menyentuh wajahnya, mengacak rambut merahnya. Benar memang, pesta memang tidak cocok dengan dirinya. Membuatnya tak nyaman dan pada akhirnya lebih memilih bersantai di balkon ruangan mewah dan besar itu.

Orang itu masih belum menunjukkan batang hidungnya. Demi apapun Jungkook merasa ingin bertemu namun separuh dirinya merasa tak ingin. Orang itu terlalu meninggalkan jejak yang jelas di hatinya, membuatnya tak bisa menghapusnya begitu saja.

Satu hembusan angin kembali terasa, untuk detik berikutnya sebuah suara yang terdengar berat dan husky memanggil namanya. Sebuah suara yang tak ia dengar selama tujuh tahun lamanya.

"Jungkook?"

Jungkook menoleh.

Nafasnya tercekat.

.

.

.

"Jungkook? Yah, Jeon Jungkook, kau dengar aku?"

In Love, Everything is NormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang