NO MATE

944 50 3
                                    

Kriiiiiig

Bel masuk kelas berbunyi Viona dan Steve pun bergegas menuju kelas.
Di kelas Vona dan Steve saling diam, meskipun mereka terkadang saling curi pandang.

Kriiiiiig

Akhirnya. Bel pulang pun berbunyi, guru pun mempersilahkan murid-muridnya untuk pulang ke rumah. Begitu juga Viona, Steve, Elena, Jonathan, Sanya, Thomas, dan Greg mereka pun menuju rumah keluarga Lucy.

Setelah sampai Viona langsung menuju ke kamarnya dan berbaring di kasur, ia menutup matanya untuk menenangkan dirinya. Yah begitu banyak masalah menimpanya dari mulai gelang kehidupannya retak, Momnya hilang, hingga sekarang Steve menjauh darinya. Hal itulah yang membuat Viona menyerah, ia tak tahu harus berbuat apa, yang ia bisa lakukan adalah menangis. Hingga datanglah semua teman-temannya.

Tok...tok...tok

"Vii.." panggil Elena. Spontan Viona berhenti menangis dan menghapus air matanya

Kreek..

Perlahan lahan pintu kamar Viona terbuka menampakan gadis yang dulunya terlihat sangat kuat dan tegar, sekarang sangat lemas dan putus asa. Membuat semua teman-temannya hanya bisa saling bertukar pandang

"V.. Vii, k...kita mau ngomongin soal Queen Lilyana" ucap Sanya dengan gugup

Viona pun hanya mengangguk dan menuju ke ruang tamu. Diikuti 6 temannya yang lain.

Namun, setelah mereka berada di ruang tamu, tidak ada satupun yang berani membuka mulut, semuanya sibuk memikirkan Viona, sementara yang di pikirkan malah sibuk memikirkan hal lain entah apa itu. Dan akhirnya Steve pun membuka mulut

"Vii maksudku tuan Puteri, sebenarnya kita sudah curiga bahwa yang menculik Queen Lilyana adalah Ellcyana" ucap Steve. Namun, mereka ber5 (Steve, Elena, Jonathan, Sanya, Thomas) malah dibuat kaget karena setelah Steve mengucapkan kata Ellcyana, Greg spontan tersedak. Sementara Viona hanya diam

"Kau kenapa?" Tanya Thomas

"T..uhuk..tidak apa apa uhuk" ucap Greg sambil terbatuk-batuk

"Jadi kami berencana akan melawan Ellcyana dengan siasat. Tapi, masalahnya Ellcyana adalah penyihir api, ia memiliki perisai api di sekeliling tubuhnya, yang bisa membuat es terkuat pun meleh. sehingga kita tidak bisa menyerangnya dengan kekuatan es, bahkan kekuatan api pun tidak dapat kita gunakan untuk menyerangnya, kecuali kekuatan api terkuat yang hanya di miliki oleh keturunan pertama pemimpin api. Dan itu adalah Queen Lilyana dan K....kau" ucap Jonathan melanjutkan ucapan Steve

"Huh, kalau kalian hanya ingin membicarakan ini lebih baik tidak usah, ini hanya membuang buang waktu, lagi pula sejak aku lahis aku tidak bisa mengendalikan api" ucap Viona tanpa menatap siapapun.

"Kami tahu Viii, tapi tidak ada salahnya mencoba, kamu akan berusaha menolongmu, menolong Queen Lilyana" ucap Sanya

"Percuma, aku sudah mencobanya berulang kali, setiap hari, setiap jam sejak aku kecil, tapi.....tapi tidak pernah berhasil kalian tahu... tidak pernah" ucap Viona dengan nada sedikit tinggi membuat yang lainnya diam. "dan sekarang jika Ellcyana menginginkanku, maka biarlah, biarlah ia menukar nyawaku dengan nyawa Mom ku. Aku sudah tidak peduli lagi" lanjut Viona yang membuat ke 6 temannya kaget

"APA?!, Vii kamu yakin, bahkan jika kamu mati kerajaan api dan es akan kehilangan pewarisnya, dan itu sama saja dengan membiarkan Ellcyana menang. Setidaknya pikirkan rakyatmu. Dan juga Mate mu nanti" ucap Elena, yang di sambut anggukan dari teman-temannya

"Rakyat yang mana, apakah rakyat yang mengusir i uku dan mengasingkannya saat ibuku sedang sedih, apakah itu yang kau sebut rakyatmu??. Dan juga Mate, apa kau pikir aku akan memiliki Mate, tentu saja tidak aku yang memang di takdirkan untuk mati ini mana mungkin memiliki Mate" ucap Viona yang membuat ke 6 temannya tambah kaget,

terutama Steve dan Greg kata kata Viona 'apa kau pikir aku akan memiliki Mate, tentu saja tidak aku yang memang di takdirkan untuk mati ini mana mungkin memiliki Mate' terus terngiang di kepala mereka.

"Vii..." ucap Elena lirih. Ia .menyerah, menyerah untuk meyakinkan Viona yang sedang putus asa. Ia pun kembali duduk di Sofanya dan menggenggam tangan Jonathan erat

Sementara Viona, kini gadis itu malah berlari menuju kamarnya tanpa memperdulikan Siapapun, yang bisa ia pikirkan sekarang adalah ibunya bukan yang lain. Tak ada yang bisa membangkitkan pejuang di dalam dirinya Viona, kini hanya tersisa gadis lemah yang menutup mata, telinga, dan mulutnya dari apapun.

Huaaaaa (tidak ada Xoxoxo, lagi galau soalnya).
Author cedoh, Viona yang gigih udah ga ada, menurut kalian Viona bisa gak ya menyelamatkan ibunya, atau malah dia ngorbanin dirinya untuk ibunya???. Huaaaa gimana yaa lanjutannya???
Dan kalian jangan lupa untuk Vote and Comment bye bye mwah :'* (kiss bye sambil nangis)
Lope lope <'3 (Love Love nya lagi nangis)

Fire & Ice FairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang