" Kau benar-benar menginginkan beasiswa itu? " tanya Shiean, sahabat Tiara.
" Ya! Aku serius menginginkannya. Aku bisa bertemu oppa dan oennie jika aku berhasil mendapatkannya! Bantu aku ya? Kau mau kan? Iya kan? " Tiara mulai mengeluarkan aegyo-nya. Menirukan TWICE – Cheer Up part ' Shy-Shy-Shy '. Tidak ada hubungannya memang.
Shiean tidak tahan dengan kelakuan sahabatnya itu, "Diamlah, seperti itu membuat aku ingin mengeluarkan semua sarapan yang kumakan tadi. Aku akan bantu jika kau berhenti sekarang. " jawabnya. Tiara dia lagi dan menirukan TWICE – Cheer Up (lagi) part ' Mianhae. ' dan ditatap sinis oleh Shiean. " Ah, arraseo. Aku tidak seimut Nayeon oennie. Omong-omong, gomawo! Kau benar mau membantukukan? Gomawo Gomawoooo! Saranghae! " Tiara bersemangat.
" Aku tidak mengerti apa yang kau katakan. " Shiean berlalu dan pergi.
Pagi ini biasa saja, tidak ada yang istimewa di sekolah mereka.
Tiara pulang ke rumah dengan wajah datar.
"Cutie Tiara sudah dirumah! " teriaknya. Dia langsung berlari kekamarnya. Mengambil handphone, laptop,dan iPad miliknya. Lalu kembali berlari kekamar orangtuanya.
" Hello! " sapanya pada orangtuanya dan meletakkan semua barang barangnya di atas kasur.
" Kenapa tiba-tiba? " tanya ayahnya dengan aksen Belanda yang masih sangat melekat.
" Aku ingin fokus belajar untuk beasiswa ke Korea-ku. Simpan ini semua sampai 4 bulan kedepan ya? Dan jangan lupa semangati anak kalian ini! Oke? Oke! Bye! Muah! " Tiara meninggalkan kissbye ke ayah dan mamanya itu.
Diluar, dia bertemu kakak lelakinya, dia langsung berkata, " Oppa, dukung yeodongsaeng mu ne? Hwaiting!!! " ujarnya. Kakak nya hanya mengangguk dengan cengo karena tidak mengerti apa yang diucapkan adiknya. Dia menarik kesimpulan sedikit, adiknya minta didukung.
Dikamar, Tiara memandangi langit langit kamarnya. Namun tiba-tiba, dia menepuk keningnya.
Dia harus mengambil kembali laptopnya! Bagaimana dia bisa belajar tanpa melihat perkembangan informasi dari beasiswa kesayangannya itu?
Setelah laptopnya sudah ditangan, dia langsung mengetikkan program si beasiswa tadi.
Membaca semuanya cukup membuat dirinya tercengang. Ya, bagaimana bisa? Dia harus berhasil mengalahkan beberapa ribu saingannya sekarang. Dan terlebih, deadline pendaftaran untuk beasiswa itu masih 4 bulan lagi, tentunya akan bertambah.
" AAAH! Ottokhae? Bagaimana bisa aku mengalahkan mereka semua? Aish, bantu aku! Bagaimana caranya??? " ujar Tiara histeris didepan laptopnya. Dia sedang skype-an dengan Shiean.
"Kau kan terjenius di sekolah! Kau pasti bisa. Dan peran membantuku hanya tidak mengajakmu jalan, tidak mengganggu belajarmu, dan menyuruhmu belajar jika sudah waktunya. Dan yang harus kau lakukan adalah belajar. " jawab Sheian panjang
" Aishhhhhh, baiklah. Tapi bagaimana jika aku tetap tidak lolos? " ujarku.
" Ayahmu kan kaya. Kau bisa tetap sekolah disana tanpa beasiswa. " ujar Shiean enteng di seberang sana. " Diam! Aku akan mematikannya jika kau tidak berhenti membahas harta. Aku tidak suka! "
" Ya, ya! Maafkan aku. "
" Aku mau pergi ke toko buku. "
" Ya, pergilah, jangan terkecoh untuk menyebrang dan masuk ke mall. "
" Ah, iya. Tapi bagaimana kalau aku terkecoh? Baiklah, aku akan ke perpustakaan. Bye! " Tiara mengakhiri panggilan tersebut.
Setelah mendapat izin dari orangtuanya, Tiara pun mengeluakan mobil putih miliknya dari garasi. Dia sudah memiliki surat izin mengemudi sejak tahun lalu.