Between You And I

801 71 6
                                    



"Sejeong, maaf aku tak bisa mengantarmu pulang hari ini. Aku ada jadwal latihan basket"

"Begitukah? Tak apa, aku bisa pulang sendiri" ujar gadis berambut panjang itu sambil tersenyum lembut

"Hati-hati, jangan pergi kemanapun sebelum sampai kerumah" ujar lelaki jangkung itu sambil mengusak rambut gadisnya

"Heum~ kalau begitu aku duluan" pamit sang gadis lalu mulai melangkahkan kakinya pergi

"Hubungi aku setelah sampai dirumah"

"Iya kapten!~"

- SEJEONG POV -

Ada yang mengganjal dihatiku, entah apa itu. Namun, kurasa tatapannya mulai berubah, cara bicaranya pun sama. Semua pada dirinya mulai berubah walau belum begitu kentara, namun aku sudah mulai merasakannya sejak beberapa minggu yang lalu. Perasaanku mulai tak karuan saat ini.

"Sebenarnya ada apa denganmu?" gumamku

Sungguh, hatiku terasa mengganjal saat bertatapan dan berbicara padanya. Ada apa sebenarnya? Aku mulai sedikit merasakan ketakutan, ada yang berubah padanya. Apa dia menyembunyikan sesuatu dariku? Tapi, kebohongan apa yang ia sembunyikan? Kumohon jangan sampai hal itu terjadi.
Kakiku terus melangkah menuju rumah, terasa sangat lelah saat Sehun tak disampingku. Terasa hampa saat tak ada tangan yang menggenggam hangat jemariku. Terasa kosong saat tak ada percakapan ringan selama perjalanan pulang, entah kenapa aku begitu merindukan Sehun.

Kakiku terus melangkah, namun seketika langkahku terhenti saat melihat sosok yang begitu kukenal berada dikedai sedang bersama gadis.
Terasa sesak dibagian dada kiriku, begitu sakit bak batu besar menghantam dalam jantungku.
Kulihat keduanya mulai berdiri meninggalkan kedai tersebut. Entah kenapa kakiku mulai melangkah mengikuti keduanya. Berjalan pelan dibelakang keduanya, menahan isak tangis saat kedua berbincang ringan sambil tertawa bersama, saling menggenggam hangat dan mulai berhenti saat keduanya sudah sampai disebuah rumah. Aku mulai bersembunyi dibalik tembok sambil melihat keduanya. Keduanya masih berbincang ringan sampai akhirnya lelaki itu mengecup kening dan bibir gadis itu sebelum gadis itu masuk kedalam rumahnya.

'Apa yang kulakukan disini? Harusnya aku sudah tahu dari awal bahwa Sehun tak lagi mencintaiku, harusnya aku tahu itu' ucapku dalam hati, tangisku pecah. Aku mulai melangkah pergi dari tempat persembunyianku.

- SEJEONG POV END -

"Kau disini?"

"Sehun~"

Disinilah kedua insan itu berada. Ditaman belakang sekolah, tempat yang biasa mereka berdua singgahi saat istirahat tiba. Entah untuk makan atau hanya beristirahat dengan tenang, hanya berdua.
Namun kali ini, tempat ini akan jadi saksi bisu kejadian yang sama sekali tak pernah terbesit dipikiran keduanya.

"Ada yang ingin kubicarakan" lanjut Sejeong saat Sehun sudah berdiri tepat disebelahnya

"Ada apa Sejeongie?"

"Bisakah kau berhenti memanggilku seperti itu?"

Sehun melihat keanehan pada gadisnya itu. Ada apa ini? Batinnya heran.
"Kenapa?"

Sejeong terdiam sejenak. Ia mulai menghembuskan nafasnya berat, sebutir kristal bening mulai turun dikedua rahang kecilnya. Beberapa saat kemudian, Sejeong memulai kembali percakapan.
"Cukup sampai disini"

DEG!
Sehun kaget bukan main saat gadisnya mengatakan sederet kalimat itu.
"Sejeong, kau.. tak sedang bercanda bukan?"

Kembali, Sejeong hembuskan nafasnya berat. Begitu berat, hingga dadanya terasa sesak.
"Fakta bahwa kita saling mencintai memang indah Hun. Tapi, ini saatnya aku memberikan sedikit bagian terakhir dari hatiku"

Sehun membelalakan matanya, apa Sejeong tahu bahwa dirinya telah berkhianat?
"Sejeong.. kau?"

"Aku tahu Hun, sangat jelas. Aku tahu semuanya"

"Sejeong kau salah paham, dengarkan penjelasanku dulu" ujar Sehun berusaha meraih tangan Sejeong namun langsung ditolak keras oleh Sejeong

"Tak apa, aku menerimanya Hun. Aku tak lagi bisa menahanmu untuk tak mencintai gadis lain"

"Jangan lakukan ini. Maaf telah menodai masa-masa indah kita. Kumohon, aku belum bisa membayangkan hidupku tanpamu.. "

"Aku harus melepaskan dirimu juga hatimu dan membiarkanmu pergi"

"Sejeongie maaf, maafkan aku. Jangan seperti ini kumohon. Aku ingin kau tetap bersamaku"

"Kita harus mengakhirinya Hun. Jaga dia, jangan sakiti hatinya"

Sehun terdiam sambil menatap mata gadisnya dalam.
"Aku tak bisa jika tak bersamamu. Jangan pergi, kumohon. Aku tak akan mengulanginya Sejeong, tak kan lagi"

"Aku harus menelan perasaanku Hun dan membiarkanmu pergi. Karena aku ingin hanya ada satu gadis dihatimu. Dan keputusanku memilih untuk mundur dari hatimu adalah yang terbaik"

"Sejeong.. "

"Menurutku, ini yang terbaik untuk kita.. bertiga"

"Aku pergi" ujar Sejeong mulai melangkah pergi meninggalkan Sehun yang masih berdiri ditempatnya

"SEJEONG!"

"KIM SEJEONG!"

"JANGAN PERGI, KUMOHON JANGAN!" Sehun hanya meraung-raung memanggil nama Sejeong yang mulai melangkah jauh darinya. Tangis Sehun pecah saat itu juga. Penyesalan mulai Sehun rasakan. Keegoisannya mematahkan rasa percaya dan cinta Sejeong padanya. Kesadaran akan rasa cintanya yang mendalam pada Sejeong baru ia rasakan.. setelah kehilangan Sejeong.
Hanya penyesalan dan kekecewaan yang Sehun rasakan saat ini.

"Mencintaimu adalah luka yang indah. Melepasmu dan berpura-pura merelakan kepergianmu bersama gadis lain adalah kebohongan terindah. Aku hanya tak ingin ada kata dia diantara kau dan aku.. aku mencintaimu Oh Sehun, kenangan terindahku"

Between You And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang