Hurt

332 23 5
                                    

Melihatnya menangis, menderita, menahan rasa sakit, aku benar-benar sudah tak sanggup dengan semua yang ia alami.

Aku tak bisa melihatnya menderita merasakan rasa sakit yang ia selama ini tutupi dari semua orang. Berpura-pura bahagia, tetap tersenyum meski hatinya begitu terluka. Aku merasa diriku amat sangat tak berguna saat ini.

Melihatnya berlinang airmata, aku merasa diriku yang sangat tak bisa melindungi dirinya, aku tak bisa menjaga hatinya.

Kini kembali mataku melihat dirinya yang terus menangis, namun dengan bodohnya tercetak senyum kecil dibibir manisnya.

“Apa lagi sekarang?” tanyaku.

Manik matanya melihat ke arahku. Dapat kulihat pelupuk matanya yang terdapat genangan airmata yang siap terjun kapan saja dengan deras.

Matanya yang sembab, hidungnya yang memerah dan bibirnya yang sedikit bergetar. Aku tak bisa melihatnya seperti itu. Jujur, hatiku sakit melihatnya dengan keadaan yang menyedihkan seperti itu.

“Hyungwon..” lirihnya memanggilku.

Aku hanya menatapnya dalam dan menggengam tangannya erat sebagai tanda bahwa aku mendengarkannya.

“Aku mencintainya” ujarnya.

Lagi, aku mendengar kalimat yang tak ingin kudengar selama hidupku.

Aku membenci hal ini. Dirinya yang selalu mengatakan kalimat itu membuatku benar-benar muak.

“Aku tak bisa melepaskannya walau hatiku terus terluka”

Kembali, ia ucapkan rentetan kata demi kata yang sangat amat ku benci. Aku sama sekali tak ingin mendengar kalimat itu keluar dari mulutnya. Aku benci dengan situasi dimana ia selalu mengatakan dua kalimat itu dengan keadaan sadar.

“Lalu.. Apa kau akan terus seperti ini? Membiarkan hatimu terluka dan terus menahan semuanya?” tanyaku.

Kulihat, kristal bening itu kembali mengalir deras dirahang mungilnya.

Aku yakin saat ini hatinya pasti tengah terasa sesak yang teramat sangat. Tapi aku harus mengatakan bagaimana kenyataannya jika ia tetap memilih untuk bertahan.

Walaupun ia selalu berusaha untuk menampik semua kenyataan yang akan ia hadapi jika dirinya memilih untuk tetap bertahan. Aku tahu bahwa dirinya sadar betul dengan semua resiko yang akan ia hadapi, namun ia terus memilih untuk tetap bertahan dengan semua keadaan.

“Saat aku dapat melihatnya tersenyum dengan tulus dari lubuk hatinya, meski aku terluka begitu parah dan dalam. Aku akan menerimanya, asalkan dirinya bahagia”

Ia jatuhkan kepalanya dalam. Dengan cepat aku meraihnya untuk masuk ke dalam dekapanku. Ku biarkan airmatanya tumpah didalam pelukanku. Ku biarkan ia menjerit dengan puas disana.

Mulai ku elus pelan punggung sempitnya, aku ingin ia sedikit lebih tenang.

“Aku tak bisa melepasnya Hyungwon, aku terlalu mencintainya! Aku tak bisa meninggalkan, sekalipun dia yang memintaku untuk pergi!”

Dapat kudengar dengan jelas, ia menjerit disela-sela tangisannya.

“Yein, kumohon jangan menangis lagi”

Ku eratkan pelukanku pada tubuh mungilnya yang bergetar.

“Aku terlalu mencintai Sehun, hingga aku benar-benar mengesampingkan semua rasa sakitku. Bahkan walaupun orang-orang mengatakan aku bodoh, aku tak akan peduli” ujarnya.

Jung Yein, gadis terbodoh yang pernah ku temui.

Hanya karena cinta, ia singkirkan semua rasa sakit yang begitu melukai hatinya. Ia hilangkan semua fakta bahwa hatinya akan semakin terluka jika ia tetap bertahan.

Walau tahu bahwa Sehun, pria yang amat sangat ia cintai, hanya memberikan setengah hati padanya, hanya menempatkan Yein diseparuh relung hatinya. Yein benar-benar masa bodoh dengan semua fakta itu.

Terus memilih bertahan dengan rasa sakit dan menangis disetiap detik ia bernafas.

Lagi dan lagi, menangis hanya karena cinta yang ia pilih.

Kuraih kedua rahang mungilnya. Dapat kulihat matanya yang semakin sembab, wajahnya yang memerah dan bibirnya yang terus bergetar. Wajahnya begitu lembab, karena airmatanya yang terus mengalir begitu deras dikedua pipi halusnya.

“Tatap aku Jung Yein” ujarku sambil melepas pelukan kami.

Matanya yang bergetar, dengan perlahan mengarah melihat kedua mataku.

“Jika kau memilih untuk bertahan, kumohon kuatkan hatimu. Kau gadis yang kuat, kau harus bisa menahan semuanya karena itu adalah pilihanmu”

Aku hanya bisa menguatkan hatinya tanpa bisa melepas rasa cintanya.

“Jung Yein, aku tak bisa mengatakan kau harus meninggalkannya. Karena aku tahu, kau tak akan melakukan apa yang aku katakan. Jadi kumohon, jika kau memilih untuk bertahan dengannya.. Jangan menangis”

Dengan cepat Yein menghambur ke dalam pelukanku lagi. Kembali menangis dengan keras disana.

Aku hanya bisa mengatakan itu padanya.

Aku tak akan lagi mengatakan untuk meninggalkannya, menjauh darinya, pergi selamanya darinya. Karena Yein tak akan melakukan apapun yang aku katakan. Seperti percuma aku mengatakan semua itu pada Yein. Karena Yein akan memilih untuk bertahan dengan rasa sakitnya.

Cintanya yang begitu kuat, membuatnya menekan semua rasa sakitnya. Hingga membuatnya tak peduli lagi dengan sakit yang hatinya rasakan.

Namun, dirinya masih tak bisa menekan airmatanya sendiri saat merasa terlalu berat untuk menerima semua kenyataan yang ia rasakan.

Yein mampu bertahan hingga saat ini, membuktikan bahwa cintanya benar-benar tulus.

Hanya satu yang membuatku selalu berat untuk tidak peduli dengan rasa cintanya.. Tangisnya.

Terus menerus ia ulang kembali tangisnya, airmatanya hanya untuk hal yang sama.

“Jung Yein!”











TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Between You And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang