Sudah tiga bulan Jaejoong menikah dengan Yunho. Namun, mereka berdua bagaikan orang asing. Jarang sekali mereka berkomunikasi, hanya sepatah dua patah kata yang keluar dari mulut Yunho. Ia tidak pernah memandang istrinya itu. Ia menganggap istrinya itu apa?
Jaejoong tahu. Ia sadar bahwa ini semua memang salahnya. Ialah yang terlalu terobsesi kepada Yunho. Ialah yang memaksakan diri untuk mengejar pria itu.
Ibu Yunho adalah teman arisan ibu Jaejoong. Pada suatu hari Ny. Kim meminta putrinya untuk mengantarnya pergi arisan. Ia tidak bisa mengendarai mobil sendiri dan saat itu sopirnya sedang mengambil cuti.
Pada awalnya Jaejoong merasa enggan untuk mengantar ibunya pergi arisan. Ia malas bertemu dengan teman-teman ibunya. Mereka pasti akan menanyainya macam-macam. Akan tetapi, ia tidak bisa menolak permintaan ibunya. Bagaimana pun ia menyayangi ibunya.
Jaejoong mengantar ibunya ke rumah teman ibunya, tempat arisan dilaksanakan. Saat mereka tiba di sana, teman-teman arisan Ny. Kim sudah berkumpul.
Jaejoong hanya berniat untuk mengantar ibunya sampai depan rumah temannya, tetapi ibunya memaksa dirinya untuk masuk. Ia melayangkan protes tentu saja, tetapi sang ibu tidak menghiraukannya. Benar saja, teman-teman Ny. Kim langsung mengerumuninya, menanyakan banyak hal kepadanya.
"Wah, putrimu cantik sekali, Ny. Kim! Apa ia sudah menikah?"
"Belum, putriku belum menikah. Ia baru saja diterima bekerja sebagai sekretaris direktur di sebuah perusahaan besar."
"Wah, hebatnya putrimu itu! Andaikan saja aku mempunyai anak laki-laki, aku akan menjadikan putrimu itu sebagai menantuku. Ia juga sangat sopan."
Saat Ny. Kim sibuk melayani pertanyaan teman-temannya mengenai putrinya, Jaejoong memanfaatkan kesempatan untuk menjauh dari mereka. Ia pergi ke halaman belakang rumah teman ibunya itu. Taman belakangnya cukup luas dan asri. Di sana juga ada kolam renang. Di sanalah ia melihat Yunho untuk pertama kali. Pria itu sedang berenang.
Jaejoong terus memandangi pria itu. Pria itu sangat tampan, tubuhnya juga sangat bagus. Jaejoong sampai menelan air liurnya saat memandang pria itu. Ia sampai tidak sanggup untuk berkedip saat memandang tubuh pria itu.
Yunho akhirnya sadar bahwa ada orang yang memperhatikannya. Ia keluar dari kolam renang dan berjalan mendekat ke arah Jaejoong.
Jantung Jaejoong berdegup sangat kencang saat itu. Tubuhnya terasa membeku. Ia tak bisa menggerakkan tubuhnya. Bagaimana ini? Pria itu semakin mendekatinya.
"Kau siapa?" Yunho bertanya kepada Jaejoong dengan nada yang dingin.
"Aku... aku mengantar ibuku untuk arisan di sini," lidah Jaejoong terasa kelu.
"Oh," komentar Yunho. Raut wajahnya terlihat datar. Ia kemudian berbalik meninggalkan Jaejoong.
Hanya itu? Ia hanya menanyakan itu?Jaejoong merasa lega karena pria itu sudah pergi.
Jaejoong jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Yunho. Yunho adalah pria paling seksi yang pernah ia lihat, mungkin karena ia sangat jarang melihat pria tampan yang hanya mengenakan celana renang. Jadi, di matanya Yunho adalah pria paling seksi.
Jaejoong benar-benar dimabuk cinta. Ia terus memikirkan pria itu. Bayangan pria itu terus muncul di dalam pikirannya. Ia mulai berkhayal yang bukan-bukan.
Jaejoong merasa sangat tidak tenang. Ia tidak bisa memendam terus perasaannya itu. Ia harus mendekati lelaki itu. Namun, bagaimana caranya? Ia sama sekali tidak mengenal pria itu.
Jaejoong mencari tahu siapa pria yang dijumpainya di kolam renang itu. Pria itu ternyata adalah putra dari teman ibunya. "Bu, nanti aku saja yang mengantar ibu." Ia menawarkan bantuan kepada ibunya. Ny. Kim sampai terheran-heran dibuatnya. Biasanya ia enggan untuk mengantar ibunya pergi arisan.