"Yunnie Sayang, aku harus mengganti popok Yunjae terlebih dahulu." Istriku beranjak dari tempat duduknya untuk mengganti popok anak kami.
"Baiklah, Sayang." Aku langsung memberi tahu teman-teman untuk mengubah strategi karena Jaejoong harus berhenti sejenak.
Anak kami sudah berusia tiga bulan. Hampir setiap malam istriku menemaniku bermain game. Tidak hanya menemani, kami bermain bersama.
Istriku adalah istri yang hebat. Ia bermain game sambil menggendong anak atau sambil menyusui.
Memiliki pasangan dengan hobi yang sama sangat menyenangkan. Kami bisa menghabiskan banyak waktu bersama.
Siang hari aku bekerja, sedangkan istriku mengurus anak dan rumah tangga. Sepulang kerja aku menggunakan waktuku bersama istriku untuk mengasuh anak kami. Aku adalah pria normal yang bahagia. Aku sangat senang menggendong putraku. Ia sangat lucu dan menggemaskan. Kami bertiga adalah keluarga yang bahagia.Setelah anakku tertidur pada malam hari. Aku dan Jaejoong mempunyai waktu untuk berduaan saja, melakukan hal yang bisa dilakukan oleh pasangan suami istri berdua. Hahaha! Kami bermain game pada malam hari.
Ruang kerjaku terhubung dengan kamar bayi. Aku juga menyediakan tempat di sebelah komputerku untuk satu buah komputer lagi. Aku membelikan komputer yang canggih untuk istriku bermain.
Saat aku membelikan komputer untuk istriku, ia terlihat senang sekali. Aku tidak menyangka bahwa ia akan segembira itu. Saat aku bertanya mengapa ia sangat gembira, ia mengatakan bahwa ia gembira karena dengan membelikan komputer untuknya, itu artinya aku sudah mengizinkan dirinya untuk masuk ke dalam kehidupanku. Ia merasa senang karena ia bisa menjadi bagian dari hidupku. Wow! Jawabannya itu membuatku tercengang. Hal itu tidak pernah terpikirkan olehku.
Ia bermain di sebelahku, mendampingiku. Aku bahkan merasa seperti seorang raja yang selalu didampingi oleh ratunya. Rasanya menyenangkan. Aku menjadi lebih bersemangat karena ia berada di sampingku. Aku harus bermain dengan baik agar tidak terlihat memalukan di hadapannya.
Semakin lama kemampuannya semakin meningkat. Aku tak boleh kalah darinya. Aku ingin terlihat sangat keren di matanya.
"Apa Yunjae tidur?" Aku bertanya kepada istriku yang kembali tanpa anak kami.
"Ia kembali terlelap setelah aku mengganti popoknya." Ia kembali duduk di sampingku.
Aku tak bisa mengalihkan pandanganku darinya. Ia tidak mengancingkan kembali piyamanya sehabis menyusui. Apa ia sengaja menggodaku?
"Aku sudah siap untuk bermain lagi." Ia terlihat bersemangat.
Aku masih saja menatapnya. Ia sangat cantik. Tanpa kusadari tanganku bergerak untuk menggenggam tangannya.
"Yang kau pegang tanganku, bukan mouse." Ia menyadarkanku dari lamunanku.
Aku menjadi salah tingkah. "Eh, maaf!"
Kini giliran dirinya yang menatapku. "Aku senang kau memegang tanganku." Ia tersenyum manis kepadaku.
Benarkah ia merasa senang? Aku pun senang. "Kita selesaikan dulu yang ini ya."
Ia pun menggangguk. "Ayo!"
Hatiku terasa hangat. Rasanya menyenangkan berjuang untuk memenangkan permainan bersamanya. Ia adalah pemain yang bisa kuajak bekerja sama.
.
.
.6002theMicky:
Hahaha! Kita menang besar malam ini. Aku senang.
1215thexiahtic:
Yunho, kau sangat bersemangat malam ini. Permainanmu sangat bagus.