Cerita #2

869 144 28
                                    

chart-er.magz 40/Juni 2016
Hot Summer Issue

#yourstory

Cerita #2 oleh: Kim Taehyung

Kupikir aku telah membuat sebuah kesalahan. Bukan kesalahan kecil seperti kau tidak sengaja menabrak seseorang di lorong hingga membuatnya  jatuh. Tapi jenis kesalahan yang membuatmu ingin kembali memutar waktu, supaya kau tidak merasa begitu buruk.

Kira-kira kejadiannya sehari sebelum Kim Yeri memutuskan untuk terjun dari atap sekolah. Tepat sebelum istirahat makan siang berakhir, aku melihatnya menangis dengan keras di belakang gedung sekolah. Air matanya mengalir begitu deras dan tangannya berusaha menghapus setiap kali air mata itu jatuh. Lalu tangannya membekap mulut, berusaha mencegah tangisannya terdengar oleh siapapun.

Ingat tentang kabar yang beredar dikalangan murid kelas tiga tentang mereka yang sering mendengar suara tangisan perempuan yang terdengar dari gedung belakang sekolah kira-kira setelah istirahat makan malam selesai, itu juga Yeri yang menangis. Sebenarnya aku sering sekali melihatnya menangis, tapi aku tak berbuat apapun.

Ketika aku menulis ini aku sedang berpikir apakah aku harus melakukannya karena tindakanku ini akan meruntuhkan hirarki kasta yang terbentuk di kalangan para murid. Maksudku, level pergaulan yang membatasi lingkaran pertemanan.

Aku berada di level 2, begitu pula Jungkook. Ya, Jeon Jungkook –mantan kekasih Kim Yeri dan sekarang sedang menjalin hubungan dengan Park Joy. Semua mengatakan bahwa Joy sunbae telah merebut Jungkook dari Yeri, tapi semua perkataan itu hanya terdengar dibelakang punggung Joy sunbae. Kenapa? Karen Joy berada di level 1. Tak seorangpun yang ingin macam-macam dengan orang level 1.

Jauh sebelum hari kematiannya, mungkin sekitar tiga bulan sebelum ujian kenaikan kelas aku menemukan Yeri sedang melamun di sudut perpustakaan. Pandangannya kosong. Aku tak berniat menyapanya apalagi bertanya padanya. Bukan karena aku tidak peduli, karena jika aku bertanya mungkin saja dia akan mengira aku bertanya karena hanya ingin tahu bukan karena aku peduli.

"Kudengar kau ikut audisi untuk tampil di drama akhir tahun sekolah ya?" Itu bukan suaraku, karena suaraku tidak melengking seperti itu. "Orang-orang yang audisi juga mengatakan bahwa suaramu seperti babi yang sedang sekarat." Kata perempuan kedua diakhiri dengan sebuah tawa yang menyebalkan. "Oh, kasihan sekali yang berada disana karena mendengar suaramu." Kata perempuan ketiga.

Kalimat-kalimat itu sangat menggangguku, tetapi aku tidak ingin ikut campur dalam petikaian antara perempuan. Cukup lama mereka berbicara atau lebih tepatnya mencela Yeri. Nuraniku menjerit melihatnya diperlakukan seperti itu, tapi seperti prinsipku aku tidak akan ikut campur. Kalian bisa menyebutku pengecut –aku akui itu– dan inilah yang aku sebut kesalahanku terhadap Yeri.

Yeri bukanlah orang yang buruk, hanya semua kelebihannya membuat para perempuan di sekolah ini tidak menyukainya, apalagi cewek level 1. Mungkin lebih tepatnya iri padanya, sehingga berusaha untuk menjatuhkannya, mencelanya, dan mencari kesalahan-kesalahan Yeri untuk membuat mereka merasa lebih baik dari Yeri.

Tiba-tiba saja aku teringat bahwa aku pernah sekelompok dengannya untuk tugas akhir pelajaran sejarah. Sejak saat itu aku dekat dengannya, sebagai teman. Hari itu aku dan Yeri memutuskan untuk menyelesaikan tugas itu di perpustakaan. Dia terlihat biasa saja, seperti seseorang yang tidak memiliki masalah apapun.

Aku membuat beberapa lelucon untuk menghiburnya tetapi tiba-tiba saja dia menangis sesegukan. Aku mengikuti arah pandangnya dan mendapati Jungkook dan Joy sedang berciuman di taman dekat perpustakaan. Padahal saat itu belum genap seminggu dari saat Jungkook memutuskan hubungan dengan Yeri. Jika kalian bertanya bagaimana aku tahu? Tentu saja Jungkook yang bercerita padaku.

Aku membawanya menjauh tetapi Yeri masih terus menangis, dan dia menceritakan segalanya padaku disela tangisannya hal itu membuatku sulit mendengar perkataan Yeri dengan jelas. Berdasarkan daya cernaku, dia mengatakan bahwa sekolah terasa sangat berat untuknya, Jungkook yang tiba-tiba memutuskannya dengan alasan Yeri terlalu baik dan penurut, lalu perempuan-perempuan yang sering mencelanya untuk setiap hal yang dilakukannya, anggota jurnalistik yang membuatnya lelah, Wendy sunbae yang sering sekali membentaknya untuk kesalahan kecil, Seulgi sunbae yang selalu menyuruhnya untuk menyelesaikan deadline mereka dan sikap sarkastiknya, Joy sunbae yang menganggapnya seakan dia tidak pernah ada di eskul jurnalistik, dan segala keluh kesahnya selama setahun di sekolah.

Seulgi sunbae selalu mengatakan bahwa Yeri harus banyak belajar dan menyelesaikan deadline dengan hasil yang luar biasa itu semua demi Yeri, tetapi seperti yang kalian tahu bahwa nama Seulgi yang tertulis sebagai graphic designer bukan Yeri. Sering juga Seulgi sunbae berkata untuk menyelesaikannya bersama tapi itu semua tidak benar. Karena hanya Yeri yang bekerja.

Aku tidak tahu apakah Yeri menyadari apa yang diceritakannya kepadaku karena dia dalam kondisi yang terpukul. Tiba-tiba dia melempar sebuah pulpen biru  tetapi sedetik kemudian dia memungutnya kembali. Ketika aku bertanya dia menjawab bahwa pulpen itu adalah hadiah dari Jungkook untuk memperingati hari jadi mereka yang ke-100.

Setelah kejadian itu aku dan Yeri hanya saling tersenyum ketika berpapasan. Dia kembali ceria, tetapi setiap akan ke ruang eskul Jurnalistik dia akan memperlihatkan ekspresi yang sulit dibaca, seakan dia akan mendapatkan vonis mati didalam sana.

Beberapa minggu sebelum kejadian itu, aku melihat Yeri dan Seulgi sunbae sedang mengerjakan tugas eskul mereka ketika aku akan pulang. Jadi aku tidak sengaja mendengarkan percakapan mereka yang kurang lebih seperti ini:

Seulgi : Aku suka pulpenmu (dengan nada sarkastiknya)

Yeri : Terima kasih, ini hadiah. Walaupun aku ingin membuangnya tetapi aku tak bisa.

Seulgi : Oh.

Yeri : Seulgi sunbae... kau pernah punya perasaan ini bunuh diri?

Seulgi : Tentu saja tidak. Memangnya kenapa?

Yeri : Ah Tidak. Hanya ingin bertanya.

Seulgi : Jika kau ingin bunuh diri lakukan saja, jika itu bisa membuat masalahmu menghilang. Tapi...

Selanjutnya aku tidak mendengar kalimat apapun dan seperti yang kita tahu bahwa Yeri bunuh diri dengan membawa sebuah pulpen.

Aku mengartikan bahwa pulpen itu adalah petunjuk dari Yeri.

Kang Seulgi sunbae, walaupun kau tidak mendorongnya jatuh tapi aku tahu bahwa kau mendorongnya dengan kata-kata dan sikapmu.

Selesai.


Note:
Haruskah aku ganti ceritan ini  jadi cast lain? Biar penggemar RV ataupun Yeri tidak kecewa :/

Siapakah? • Red VelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang