1 ; Masa Ospek

50K 3K 243
                                    

Pagi - pagi sekali, Kelvin sudah gerak cepat untuk bersiap - siap pergi ke salah satu Universitas favorit yang ada di Bandung. Perjalanan yang cukup jauh membuat Kelvin harus menyetir dengan ekstra agar sampai tujuan dengan tepat waktu.

Hari ini, hari Senin. Kelvin Bagaskara, akan menjalani masa ospek di Universitas itu. Setelah lulus dari SMA kebanggaannya, akhirnya Kelvin masuk ke dalam salah satu Universitas terbaik di Kota Bandung. Bahkan bukan hanya kota saja, seluruh Indonesia saja sudah mengenal Universitas itu. Kelvin masuk ke dalam jurusan DKV, atau Desain Komunikasi Visual. Menggambar adalah salah satu hobinya dari dulu dan karena itulah Kelvin memilih jurusan itu.

Memarkirkan mobil Mini Cooper berwarna putihnya itu, kini Kelvin sudah berada di area kampus. Dengan memakai kemeja putih dan celana jeans berwarna hitamnya, Kelvin berjalan memasuki lapangan dengan santai. Namun, baru saja dia akan bergabung dengan anak - anak ospek lainnya, Kelvin sudah di tahan oleh para senior disana.

"Enak banget ya lo telat! Jam berapa ini?!" sentak senior itu begitu geram. Sementara Kelvin hanya memandangnya dengan pandangan tak suka.

Kelvin lalu melihat jam tangannya yang melingkar di lengan kirinya, "Jam 7 pas kok, saya gak telat."

Senior itu tersenyum sinis, "Masuk tuh jam 6.45! Tau gak lo?! Eh suruh siapa bawa kendaraan waktu ospek?!"

Kelvin menoleh sesaat pada mobil putihnya yang manis, lalu kembali mengalihkan pandangannya pada senior yang ada dihadapannya itu, "Suruh bapak saya." jawab Kelvin dengan santai.

"Lo baca pengumuman gak sih?! Gak boleh bawa kendaraan waktu ospek!" bentak senior itu lagi.

Cih, kalau saja ini bukan ospek pasti udah gue patahin hidungnya! Batin Kelvin dalam hati.

"Sekarang lo gue hukum! Pergi sekarang lo ke dapur kampus dan cuci semua piring kotor yang ada!"

Kelvin dengan malas melangkahkan kakinya ke arah dapur kampus mengikuti senior itu dari belakang. Sebenarnya, Kelvin merasa kalau ospek ini hanya buang - buang waktu saja, bukannya masa pengenalan kampus ini hanya menjadikan mahasiswa baru sebagai pembantu kampus! Sesampainya di dapur itu, Kelvin sudah mendapatkan tumpukan cucian piring yang sangat banyak, membuat Kelvin begitu terkejut dan membulatkan matanya sempurna.

Namun, kini pandangannya terfokus pada seorang perempuan yang sedang asyik mengobrol sendiri di depan banyaknya panci - panci yang tergeletak. Kelvin hanya bisa mengerutkan dahinya karena berpikir perempuan itu sudah gila.

"Cuci tuh semuanya! Yang bersih! Sehabis itu lo balik lagi ke lapang, ngerti?!" sentak senior itu lagi sementara Kelvin hanya mengangguk malas.

Kelvin lalu segera menyalakan keran airnya sambil sesekali menoleh pada perempuan itu. Dan kini dia begitu terkejut saat perempuan itu pun menoleh padanya. Kelvin menjadi salah tingkah dan memfokuskan pandangannya lagi pada piring - piring kotor yang ada di hadapannya.

"Gak usah lo liat - liat gue ya! Gue gak gila kayak yang lo pikirin!" ujar perempuan itu dengan setengah berteriak.

Kelvin hanya tertawa kecil, "Emang gak gila, tapi sinting ya? Jadi- apa? Keluarga lo sekarang panci beserta sendok dan garpuh? Panci's family ya?"

"Gak usah ketawa lo!" sentaknya, "Gue itu lagi kena hukuman disuruh ngobrol sama panci!"

"Gue gak nanya ya mba, sorry nih."

"Wah, sialan!" protesnya membuat Kelvin tertawa, "Gak usah ketawa gue bilang! Lo rese banget sih!"

Kelvin lalu kembali menoleh pada perempuan itu, "Bawel banget sih, kayak ibu - ibu nagih duit kostan aja!"

Kelvin's Love Story✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang