Tujuh-Rindu

117 14 5
                                    


Sabtu.

Seluruh murid kelas 9 sedg menjalankan aktivitas nya seperti biasa. Namun karna minggu dpn akan ada UN , jam belajar mengajar ditambah untuk memperlancar proses UN yg akan datang.

Pikiran 3 anak remaja yg biasanya selalu riang nan gembira,lama kelamaan berubah setelah dtgnya perasaan dalam yg mereka rasakan. Kini mereka lebih banyak diam membeku. Ditambah lagi dengan insiden kemarin di jalan raya tepat didepan sekolah salah satu sahabatnya yg bernama Nara mengalami patah tulang di kaki sebelah kirinya,yg membuatnya sulit utk berjalan. Setelah 4 hari dirawat,dokter mengijinkanya untuk pulang kerumah karna perihal sebentar lagi anak ini akan menghadapi UN.

Rasa bersalah masih mengiangi kepala Anan, ditambah lagi Alfira yg tak henti nya terus menyalahkan Anan. Rangga yg berada dipertengahaan pertengkaraan tersebut sudah beribu kali mencoba agar masalah ini cepat selesai. Namun hasilnya nihil

'Baik anak anak besok adalah hari pertama kita UN. Ibu harap kalian mendapatkan nilai yg memuaskan' ucap seorang guru IPA yg berada di depan kelas

'Amin' ucap anak anak kelas itu kompak.

'Awas aja lo besok sampe ngedeketin Nara lagi!' Ancam Alfira dg mata penuh dengan kilat dendam terhadap Anan.

The Pinky Girls sempat menguping pembicaraan Alfira yg sedang mengancam Anan,suatu ide meluncur di otak The Pinky Girls. Entah apa kali ini yg mereka rencanakan.

- - - - -

Author Nara

Ku buka buku lembar demi lembar. Namun konsentrasi blm bisa ku dapatkan. Pikiranku sedang risau.

'Fokus dong nar!,pekikku

Bete. Satu kata yg menyimpulkan perasaanku saat ini. Saat aku merasa bosan,siapa lagi yg akan menghilangkan nya kecuali dia. Dia adalah Anan. Tapi kemana dia saat aku sakit?saat aku benar benar membutuhkanya. Bahkan sudah 5 hari ini dia tidak menjengukku di rumah sakit. Mungkin aku akan menghubungi nya supaya aku bisa memastikan semuanya baik baik saja.

Naraa : nan?

Read.

Yahh kok cuman di read,gua bukan koran kali, pikirnya dalam hati.

Selang beberapa menit suatu pesan muncul. Kuharap dia membalas.

Alfirard : beb?

Sial! Kukira Anan ternyata Alfira. Dengan malas tangan ku menari di layar handphoneku .

Naraa : iya?

Alfirard : bljr bareng dong. Gk ngrti nih

Naraa : lagi mager

Alfirard : mager mulu

Naraa : hehey

Alfirard : ketawa aja sampe typo. Dasar mr.mageran -______-


Ting.
Ting.
Ting.

Siapa lagi sih yg dtg?,pekik ku. Dirumah hanya ada aku dan bibi. Orangtua ku kini sedang pergi dengan abangku Ozan. Entah kemana mereka.

Ting
Ting
Ting

Bel itu terus berbunyi. Kenapa bibi tidak membukakan pintunya.

'Biii,bukain pintu' ucapku sambil memakan kentang goreng yg baru saja disediakan bibi untuk cemilan

'Anuu nar,tangan bibi lagi tanggung nih bikin kue' sahutnya didapur sana

Kasih Tak SampaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang