Bab VI : Fantasi atau Mimpi?

60 9 5
                                    

Sudut Pandang Lutfi (Lutfi POV)

Begitulah.

Awalnya mustahil untukku percaya pada apa yang diucapkan gadis penyihir itu, omongannya tentang semua hal magis terdengar aneh, itulah yang membuatku tidak yakin pada tiap perkataannya.

Oh iya, seperti yang telah diketahui namaku Lutfi, bernama panjang Lutfi Alviansyah, hanya sekedar orang sederhana tanpa ada keistimewaannya sama sekali. Entah apa yang dipirkan gadis itu tentangku sehingga dia ingin menyeretku ke dunianya.

Tapi, jika aku membawa ingatan nostalgia kemari, awalnya dia bilang padaku kalau dia hanya akan menjadi rekanku dan melindungiku kedepannya, tapi faktanya sangat berbeda, ia menyeretku lebih jauh dari itu, dia malah membawaku pada masalahnya.

"Dasar penipu!"

"Apa kamu bicara sesuatu, kak?"

Sontak kata tanya Lucky yang sembari menengok ke belakang secara tiba-tiba itu membuatku terpegun.

Sekilas aku lupa bahwa Lucky bisa mendengar suara pikiranku. Tapi kok dia bisa mendengarnya ya? apa selama ini ucapannya tentang rekan itu kenyataan? Pertanyaan itu selalu muncul di benakku setiap saat.

Selain itu, aku pun tidak yakin dengan ladang bunga yang indah nan luas ini, membentang sejauh mata memandang, terasa sudut pandang mata menyukainya, terlihat seperti bunga lavender berwarna ungu yang jumlahnya jutaan, rata membuatnya terlihat seperti rerumputan di tanah, namun aku hanya tidak yakin ini semua adalah lavender.

Tanpa ada jalan yang terarah di sini, Lucky terus menuntunku, untuk membuka jalan setapak menembus ladang ini. Aku benar-benar terkesan melihat keajaiban alam ini, namun ketidakyakinan dengan pemikiranku sendirilah yang membuatku bersikap biasa saja.

Saat ini ada pertanyaan baru yang melintas di kepalaku, yaitu dunia yang sedang kulihat saat ini benar adalah dunia fantasi? atau melainkan hanya sekedar mimpi panjangku?

Aku tak mengerti mengenai itu...

"Selamat datang di ladang bunga Rileift, ladang bunga terindah dan terluas di duniaku, tanaman yang kalian lihat saat ini bernama Enderelompxium."

Nampak kompak, tanamannya sama rata setinggi perut, tidak kurang tidak lebih. Karena aku kurang paham dengan apa yang terjadi, maka aku mencoba untuk menanyakan suatu hal padanya, tentunya dengan mengangkat lenganku selayaknya sedang tur tamasya.

"Ya, kak Lutfi?"

"Aku punya pertanyaan, jadi Arts Dimension itu memang mengeluarkan kita di tengah ladang bunga ini?"

"Begitulah, aku menetapkan lokasi ini untuk kita keluar ataupun masuk, supaya terbebas dari jangkauan makhluk jahat."

"Makhluk jahat? A-Ah.. baiklah, aku mengerti."

Ternyata itulah jawaban darinya, aku senang kalau Lucky masih sempat cari tempat aman. Tapi sejak kapan aku mempercayai ucapannya ya? a~ah... aku tidak ingat.

Di samping itu semua, aku merasa kalau di sekitarku terdapat aura yang aneh, aku dapat memastikannya, yaitu pada orang yang mengikuti secara lurus di belakangku, terus saja pandangan diarahkannya ke bawah saat dia berjalan.

Mika, apa yang terjadi padamu? aku kira akan tambah seru kalau kamu bersifat malu-malu kucing seperti tempo hari, itu ingin kuucapkan, tapi dapat dipastikan suasana kali ini berbeda, sungguh rasanya sangat menggangguku.

Partner | The Release of Shadow ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang