5

384 61 0
                                    

"Tapi kau sudah membatalkan kencan kita lima kali, Akashi-kun!"

"Aku tidak bisa membatalkan rapat perusahaan ini, [Name]"

Crash.

"Bersikaplah dewasa sedikit."

Prang.

Duh, kok rasanya sedih sih. Aku hanya menatap punggung Akashi-kun dengan lebay bak sinetron india, berharap tergapai padahal jarak makin besar.

Berita hubungan aku dan Akashi-kun menyebar luas dan hanya dipercayai oleh beberapa pihak saja, ya, salahkan kesibukan Akashi-kun dan sikapnya yang ketus, membuatku balik kanan sprint dengan air mata deras bagai istri ditinggal suaminya merantau di ibukota sana.

Huft, baiklah kalau dia gak mau kencan! Aku akan mengganggunya sampai ia mau menuruti keinginanku!

"Akashi-kun bodoh, bodoooh." Aku menjulurkan lidah secara kekanak-kanakan. Dan dia? Hanya menyeringai penuh arti. Huh, dia pasti tahu kalau aku hanya pura-pura ngambek---ingat, dia bisa membaca pikiranku.

Aku balik kanan bersiap pulang sampai aku ingat; tasku di mobil Akashi-kun.

AAAARRGGGHHH

Aku memasang wajah bete berat dan mendatangi Akashi-kun, "Tas."

Dasar iblis, dia hanya tertawa melihat wajah kusutku, "Gak mau kuantar?"

"Ihh, tadi katanya ada rapat."

"Kebetulan rapatnya di deket rumahmu," Akashi menyalakan mobilnya, sampai aku dengar suara kunci pintu otomatis yang dibuka oleh Akashi-kun "Ikut?"

Aku menggulingkan bola mataku,

Yah kuakui, aku masih cinta setengah mati dengan iblis ini.

"Ikut."

Ngomong-ngomong, rapat macam apa yang di dekat rumahku?

***

Bagaimana rasanya dipandangi dengan tatapan menilai oleh bawahan pacarmu?

Yah, kurang lebih itu yang aku rasakan. Sekarang.

Diobservasi---benar, dari cermin di tempat pengemudi, supir Akashi-kun selalu curi-curi pandang ke arahku, mungkin dia bingung kenapa tuannya jatuh dalam telapak tangan orang biasa seperti diriku ini.

Hohoho, siapa sangka celurut mungil ini akan digendong Akashi-kun bak tuan putri dari negeri dongeng?

"Aku tidak membayarmu untuk melirik pacarku, Takarai. Atau kau mau bola matamu menjadi santapan gunting manisku?"

Skak mat.

Tidak ada yang berbicara, bahkan aku takut untuk berpikir aneh-aneh lagi.

Padahal daritadi dia gak melirik, gak menoleh dari pemandangan jendela mobil. Apa dia tahu karena membaca pikiranku?

Gawat, pemikiranku bisa melayangkan nyawa orang kalau Akashi-kun begini posesif!

Shirayuki Hime (Akashi X Reader) [Re-publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang