Chapter 3

125 31 4
                                    


Tok

Tok

Masuk

"Permisi pak kopinya".

"Ya taruh di meja saya"

Aku berjalan menghampiri pak Adrian dan meletakkan kopinya di meja

Tiba-tiba

Glodak

Byur

"Haduh panas" astaga pakek acara kesandung lagi.

"Maaf pak saya gak sengaja,saya bersihkan ya pak"

"Tidak perlu hu panas, kamu gimana seh basahkan baju saya, sekarang kamu keluar"

"Bb...aikk pak sekali lagi saya minta maaf"

"Enak aja minta maaf kamu harus ganti rugi dengan aku potong gaji kamu"

Apa gajiku di potong haduh baru pertama kerja sudah di potong.

"Hm baik pak"

"Yasudah keluar" Aku keluar dari ruangan pak Adrian dan berlari kecil menuju lift.

Aku duduk di meja ruangku sambil minum teh anget dan merenungkan belum sampai 5 jam bekerja sudah kena gaji potong lagi haduh rasanya pingin nangis. Aku menundukkan kepalaku dan tiba-tiba ada yang elus rambut kepalaku.

"Mas Rio"

"Kenapa kok raut wajahmu sedih amat gitu sih"

"Aku belum kerja selama 5 jam disini sudah kena gaji potong hiks hiks hiks" Hancurlah pertahanan ku air mataku pun jatuh.

"Astaga pak Adrian kah yang potong gaji kamu"

"Iya"

"Yang sabar ya emang pak Adrian sifatnya seperti itu dia ingin semuanya perfect ya namanya juga dia pemimpin perusahaan, dia itu baik dan tegas tapi jujur aja sih agak dingin orangnya , kamu tau sampai sekarang pak Adrian belum juga dapat pasangan loh sekitar 3 tahun putus dari pacarnya sampai sekarang belum ada pengganti pacarnya"

"Tapi kemarin aku lihat pak Adrian sama cewek kok naik mobil"

"Hm mungkin itu mbak Jennifer"

"Siapa tuh mbak Jennifer?"

"Haduh namanya susah ya Ayu panggil mbak Jen aja hahaha"

"Hm ya mbak Jen"

"Dia tuh mantannya pak Adrian yang dari campuran indo dan inggris"

"Oh gitu ya"

"Yasudah jangan gosip terus,apa kamu sudah selesai semua pekerjaanmu"

"Hahaha, sudah kok"

"Kalau sudah juga boleh pulang kok"

"Soalnya ini sudah jam pulang Ayu hadeh,yuk pulang!"

"Ayo mas"

Aku berjalan keluar dari perusahaan ini ntah kenapa mobil ini sudah di sampingku bukalah kaca mobil itu dan disana ada seorang yang aku kenal pak Adrian.

"Masuk cepet!"

"Tapi pak?"

"Sudah lah saya suruh masuk ya masuk cepet!" Aku segera masuk ke mobil dan bertanya ke pak Adrian.

"Pak, saya mau di bawa kemana?"

"Ke apartemen saya!"

"Hah ngapain kesana pak jangan apa-apain saya!"

"Siapa juga yang mau apa-apain kamu cuman saya mohon bersihkan apartemen saya kamu kan OG di perusahaan ku, jadi gak usah pikir macam-macam setelah sampai di apartemen ku juga saya akan keluar!"

"Ya pak"

Butuh sekitar 2 jam baru sampai karena biasa ibukota katanya terkenal macet. Pak Adrian memasukkan mobil di lobby apartemen ini.

"Keluar!" Aku membuka pintu mobil kok susah banget ya.

"Tolong pak, saya gak bisa keluar!"

"Haduh tinggal pencet nih!"

"Oh itu ya pak maaf" Pak adrian hanya bisa geleng kepala karena sikap konyol saya hehe.

"Yasudah ikut saya tapi jangan barengan cukup di belakang saya faham!"

"Yah pak saya faham,tapi saya boleh tanya sesuatu gak pak?"

"Ya cepet apa?"

"Nanti saya pulangnya jangan malam-malam ya pak"

"Kalau kamu cepet beresin apartemen ku bakal pulang cepet tapi kalau kamu nyantai ya gak boleh pulang sebelum bersih, ini juga saya lakukan untuk menggantikan gaji kamu yang aku potong" Ya allah bener kata mas Rio kalau pak Adrian tuh baik.

"Siap pak"

Kami berjalan hingga sampai ruangan nomer 771 inilah apartemen milik pak Adrian.

"Cepat masuk!" Ya allah ini rumah apa rumah kayak kapal pecah berantakan sekali.

"Baik pak"

"Yasudah bersihkan in semua, saya mau mandi!" Pak Adrian berjalan menuju kamar mandi, asal kalian tau ya apartemen pak Adrian tuh hampir semuanya bercat biru tua loh dari ruang tamu sampai dapur semua cat biru mungkin juga kamar tidur bercat biru tua.

Aku membersihkan tiap inci ruang apartemen ini dari dapur, ruang keluarga,ruang tamu tinggal kamar tidur, tapi pak Adrian masih di dalam lebih baik aku tunggu aja deh setelah 10 menit pak Adrian keluar juga. Astaga pak Adrian ganteng sekali pakai baju jas warna biru dongker dan keren banget haduh Ayu nih mata di jaga ntar di marahin bapak dan ibu.

"Eh ngapain lihat-lihat!"

"Hm gak pak, saya permisi mau bersihkan kamar tidur pak Adrian"

"Oke tapi satu hal yang kamu harus tau, kamu lihat pintu di dalam kamarku itu ada 2 , satunya tempat kerjaku dan satunya jangan pernah di buka tuh privasi saya faham!"

"Faham pak"

"Yasudah saya mau pergi"

"Kalau pulang tutup aja pintunya otomatis kunci sendiri kok"

Pak Adrian kini telah hilang dari pandanganku, aku mencoba bersihkan kamar tidur pak Adrian bener kan bernuansa biru tua juga kan, kayaknya pak Adrian suka sama biru tua hehe.
Aku melihat jendela yang besar dan melihat ke bawah mobil pak Adrian sudah melaju ke jalannya ibukota Jakarta ini. Sudah Ayu lebih baik cepat bekerja langsung pulang ini juga sudah menjelang malam juga, akhirnya semua beres juga aku melewati pintu yang sebelumnya di tunjuk oleh pak Adrian ini pintu isinya apa yah penasaran tapi aku gak layak deh masuk hm udahlah biarkan saja. Aku melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul 7 malam , lebih baik aku cepat pulang aku membawa tas kecilku dan menutup pintu apartemen pak Adrian.

Butuh 1 jam aku sampai rumah dan tak lupa aku mandi gerah banget , habis gitu makan terus tidur hm cukup lelah di hari ini. Tapi kenapa aku selalu penasaran sama pintu itu ya, di dalamnya ada apa sih sampai pak Adrian menutupinya hingga rapet banget..

###
Akhirnya selesai juga chapter 3 semoga suka ya maaf kalau typo ya, ditunggu lagi kisahnya

##
Vote n comment jika readers suka yah
Salam hangat dari author buat kalian semua 😉

The Rain Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang