Bagian 1

27 0 0
                                    

Stasiun Bogor di sore hari penuh sesak dengan manusia-manusia yang ingin pulang ke rumah-tempat dimana keluarga menanti. Lily berjalan menghindari puluhan manusia yang berada di stasiun. Lily disaat semua orang ingin pulang ia harus pergi menuju bangunan dimana tempat ia tinggal. Menuju bangunan tempat ia melepas penat menjalani keseharian sebagai mahasiswi. Sebuah bangunan yang disebut asrama.

Lily harus menaiki tangga JPO untuk melanjutkan perjalanannya menuju asrama. Matahari mulai tenggelam menutup waktu siangnya.

"Selamat datang di Bogor kota sejuta angkot tempat menimba ilmu 4tahun kedepan, Semangat liii" Pembicaraan yang sesungguhnya hanya diucapkan dalam hati untuk menenanggkan diri

...

Kamar asrama berisi 4 manusia ini masih gelap dari luar. Maklum saja minggu minggu ujian mahasiswi yang ada akan mengikuti tutor dan belajar bersama di gedung asrama lain. Kini cuma lily sendiri yang baru sampai jam 8 malam didepan pintu asrama.

"Baru balik li?" Siska teman selorong asramanya menyapa
"Yap, main sis sini kamar ku"
"Lain kali li Ujian tinggal menghitung jam"
"Hahah okee" Jawab lili sambil masuk ke kamar.

Dan seperti biasa walaupun satu kamar biasa ditempati empat orang, lili adalah orang pertama yang sampai di kamar. Ada tiga dari empat manusia yang tinggal di kamar ini yang selalu sibuk dengan urusannya, sulit dicari tapi selalu ada disaat lili butuh. Lili langsung berganti pakaian dan duduk di meja belajarnya.

Untungnya lili mendapatkan meja belajar persis di depan jendela kamar. Dari meja belajarnya lili bisa melihat bintang bintang malam yg kadang kala terlihat dimalam hari. Dari meja belajarnya pula lili bisa menenangkan diri terkena angin yg masuk ke kamarnya. Baru mau membuka buku, handphonenya berdering. Ternyata ada telfon dari sahabatnya yang sedang menempuh pendidikan di bandung, Virli namanya.

"Assalamualaikum kenapa vir?"

"Walaikumsalam, liii di sana ketemu bernard dong? Se kampus yaaa, yaampun gua baru tauu. Emang jodoh gak kemana ya"

"Hah apasih, aku baru sampe kamar mau ujian kalau mau ngomongin dia lain kali ya vir byee"

"Ih kok gitiu yaudah hatihati yaa jangan baper lagi heheh"

Lili menutup telfon dari virli. Menurutnya bukan waktunya lagi untuk baper dengan seorang lelaki, toh jodoh tak akan kemana. Sekarang yang paling penting menurutnya adalah belajar untuk ujian esok hari. Sialnya karena terlena berada dirumah lili lupa untuk belajar dengan baik. Padahal besok adalah mata kuliah yang susah menurutnya.

...

"Lii bangunnn, udah jam delapan. Kamu ujian jam berapa?" Ucap isna teman sekamarnya

"Hah aku ujian jam sepuluh na. Di luar ujan lagi kah?"

"Iya aku pergi dulu ya mau ada kumpul kelas dulu, yang lain udah pada pergi dari tadi"

"Oh okey"

Kamar ini selalu sepi. Seperti biasa selalu lili yang berangkat terakhir dan pulang duluan. Setelah dibangunkan lili langsung bersiap untuk ujian. Walaupun masih ada waktu cukup lama, dan jarak antara asrama hingga tempat ujian lili hanya butuh waktu lima menit, lili tetap langsung bersiap. Setelah siap untuk berangkat ujian, lili tidak langsung ke tempat ujian. Ia berangkat ke kantin asrama, perutnya tidak bisa ditoleransi ketika lapar. Berangkat disaat hujan turun sudah biasa baginya, menurut dia kota ini bukan kota yang sesungguhnya kalau hujan tidak turun ketika musim hujan.

...

Sungguh ujian tadi adalah ujian yang paling memguras pikiran. Sedikit soalnya hanya 10 nomor, dengan kategori semuanya essay jangan harap semua nomor bisa terisi tepat waktu.

"Oy makan yuu" ucap neni teman kelasnya

"Yuk lah jangan dikantin lagi, ketempat lain aja"

"Okee, ngomong-ngomong ly
Daritadi ada yang ngeliatin lu terus sadar gak sih?"

"Hah?! Gak mungkin salah liat kali luu, udah yuk ah jalan aja"

Sosok yang sedari tadi memperhatikan lily sesungguhnya akan menjadi lelaki yang dicarinya, lelaki yang dibutuhkannya, lelaki yang harus memberikan penjelasan. Tapi Lili tidak pernah sadar juga tidak pernah peduli. Menurutnya cerita adalah cerita kenangan adalah kenangan tidak perlu mengungkitnya lagi. Lili belum sadar, pada akhirnya lembaran kenangan-kenangan itu harus ia buka kembali bersama sosok lelaki tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hujan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang