Sial.
Satu kata yang dapat menggambarkan keadaan Ataya kali ini. Lagi-lagi perempuan ini ceroboh. Kali ini Ataya tidak sengaja menendang ember berisi air pel yang ada di koridor sekolah, akibatnya air pel yang ada di ember tumpah membasahi koridor.
Ataya melirik jam tangan yang ada dipergelangan tangan kanannya gelisah. Astaga bisa telat nih gue kalo gini, Bu Aini lagi yang masuk!
"Kamu lagi,"petugas kebersihan SMA Arsel menatap nanar lantai koridor yang becek karena air pel. "Ini udah kedua kalinya loh Ataya kamu nendang ember air pel selama sebulan kamu pindah ke sekolah ini."
Ataya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Astagfirullah pak ini saya telat nih,aduh.
"Sekarang kamu bantuin saya ngeringin lantai koridor." Pak Tejo petugas kebersihan memberikan alat pel yang ada ditangannya ke Ataya.
"Eh tapi pak...anu..."
Pak Tejo menatap Ataya bingung , "Anu apa toh?"
"Itu Pak saya udah telat nih,maaf ya pak Ataya duluan." Ataya langsung menyerahkan kembali alat pel yang ada ditangannya dan segera berlari menuju kelasnya.
Pak Tejo yang melihat kelakuan Athaya hanya bisa geleng-geleng kepala.
Dan sialnya ketika Ataya sampai dikelasnya pintu kelasnya sudah tertutup yang artinya Bu Aini sudah masuk ke kelas.
Fix gue masuk,daripada entar malah dapat masalah lagi. Ya Allah lindungi lah hambamu ini dari Bu Aini yang unyu.
"Tok...Tok..."
Ataya mengetuk pintu kelasnya, napasnya masih terengah-engah karena berlari tadi. "Masuk." terdengar suara Bu Aini dari dalam kelas. Ataya membuka pintu kelas perlahan-lahan ia sudah pasrah dengan hukuman yang akan diberikan oleh Bu Aini kali ini. Setelah pintu kelas terbuka sepenuhnya terlihat Bu Aini berdiri di depan papan tulis.
Ataya memasuki kelasnya,ia sudah memasang senyum paling imutnya sejak membuka pintu kelas tadi. Siapa tau ibu unyu bisa luluh ngeliat senyum gue.
"Pagi Bu." Ataya menunjukkan cengirannya. Bu Aini tidak membalas sapaan Ataya tetapi malah menatap tajam ke arah Ataya. Sekarang sudah menunjukkan pukul 07.10 Pagi sedangkan bel sekolah berbunyi pukul 07.00 pagi, itu artinya Ataya sudah terlambat kurang lebih 10 menit.
"Kemana aja kamu?" Bu Aini membuka suaranya.
"Tadi ban sepeda saya bocor Bu, sumpah deh. Jangan hukum saya ya Bu,pleaseee." mohon Ataya.
Bu Aini tampak berpikir sebentar kemudian kembali menatap Ataya, "Yaudah sana kamu duduk, kali ini saya kasih kamu toleransi." Ataya menghembuskan napas lega. Ia kemudian segera berjalan ke arah tempat duduknya yang berada di pojok belakang kelas. Di samping tempat duduknya sudah ada Vira yang menatapnya seolah minta penjelasan.
"Ntar aja gue jelasin di kantin, Bu unyu masih ngeliatin gue tuh." ucap Ataya ke Vira Setelah Ataya berhasil duduk di tempat duduknya.
***
"Jadi lo tadi nendang ember air pel nya Pak Tejo lagi?" Vira menahan tawanya, pasalnya temannya ini sudah sangat ceroboh tingkat tinggi. Selalu kapan pun dan dimana pun pasti ada saja masalah yang dibuat oleh Ataya.
Ataya menatap Vira jengkel kemudian melempar tissue yang ada di tangannya sehingga tepat mengenai muka Vira. "Kalo mau ketawa ya ketawa aja lo anjir." ucap Ataya sinis. Vira tidak bisa menahan tawanya,sahabatnya yang satu ini jika sedang marah mukanya tidak menyeramkan tapi justru terlihat lucu. "Habis lo tuh ya tay, baru sebulan pindah ke sekolah disini aja udah bikin banyak masalah." Vira masih tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy
Teen FictionTentang Ataya Adriana gadis bertubuh mungil yang dikenal seantero sekolah karena kecerobohannya. Karena kecerobohannya pula Ataya harus berurusan dengan Jevannya Bramadi Putra. Lelaki yang dikenal seantero sekolah karena sifat badboynya. Enjoy (: