Karena perbuatan Jevannya tadi siang di kantin, sekarang Ataya menjadi pusat perhatian. Buktinya saja sekarang saat Ataya melewati koridor untuk pulang sekolah banyak pasang mata yang menatapnya.
"Tay!" seseorang menepuk pundak Ataya dari belakang, otomatis membuat Ataya berbalik.
"Apa lagi vir?" tanya Ataya diiringi decakkan. Hari ini mood Ataya sedang buruk dan semuanya karena JEVANNYA. Kalau bukan karena jevannya Ataya tidak akan dipusingkan dengan pertanyaan 'lo beneran jadian sama Jevannya?' oleh teman-temannya, kalau bukan karena Jevannya Ataya tidak akan mendapat tatapan sinis dari teman-teman perempuan satu sekolahnya yang menyebut diri mereka dengan sebutan "Jevannya lovers."
Huh Jevannya lovers?apa-apaan tuh.
"Lo beneran pulang sama Jevannya?" tanya vira ragu-ragu.
Huh Jevannya lagi Jevannya lagi.
"Gak!" jawab Ataya ketus. Vira sudah mengajukan pertanyaan yang sama untuk kesekian kalinya. Ataya berbalik meninggalkan Vira menuju parkiran untuk mengambil sepedanya.
Sesampainya di tempat parkiran Ataya melihat Jevannya dan teman-temannya duduk di atas motor sport mereka masing-masing. Setahu Ataya semua teman-teman Jevannya yang berada disitu adalah murid yang mendapat julukkan most wanted guys. Termasuk Jevannya tentunya.
Saat Ataya sedang asik melihat ke arah Jevannya dan teman-temannya tak sengaja pandangan mata Ataya bertemu dengan kedua bola mata berawarna coklat kehitaman milik Jevannya.
Ataya terkejut. Namun seketika ia tersadar dari keterkejutannya dan segera naik ke atas sepedanya.
Jevannya yang melihat Ataya akan pergi pun segera memanggilnya. "Ataya!"
Mampus!gue pura-pura gak denger aja kali ya.
Ataya tetap mengayuh sepedanya menuju gerbang sekolah. Namun ternyata Jevannya sudah berdiri tegak di depan sana.
Tabrak, enggak, tabrak, enggak, tabrak, enggak... Ataya jadi merasa pusing sendiri.
Jevannya yang melihat Ataya tidak mengurangi laju sepedanya jadi merasa panik, "Woy gila lo!woy Ataya stop!" Jevannya juga tidak mau mengalah - tidak beranjak dari tempatnya berdiri - karena jika Jevannya mengalah maka ia akan kehilangan Ataya.
Ataya tidak peduli dengan teriakan Jevannya. Ataya membulatkan tekadnya, jika Jevannya tidak beranjak dari tempatnya Ataya akan tetap menabraknya.
Karena Ataya dan Jevannya yang sama-sama keras kepala tabrakan pun tak terhindari. Jevannya sukses jatuh dengan pantatnya yang menghantam beton dan Ataya jatuh dengan posisi lutut menghantam beton.
Teman-teman Jevannya Theo, Kevin, Bayu dan Abi yang menyaksikan drama ala-ala sinetron FTV Jevannya dan Ataya tertawa terpingkal-pingkal, tak bisa menahan tawa mereka lagi.
Jevannya menatap Ataya sinis, "lo ngapai nabrak gue sih?" kesal Jevannya suaranya meninggi.
Ataya menunduk tidak menjawab pertanyaan Jevannya, ia takut menatap muka kesal Jevannya.
"Kita janji mau pulang bareng kan?" tanya Jevannya.
Ataya mengangguk masih dengan kepala yang tertunduk.
"Kalo ada orang yang ngomong sama lo liat muka orangnya Ataya. Jangan nunduk,gak sopan!" suara Jevannya kembali meninggi. Ataya terkesiap, ia menatap wajah kesal Jevannya ragu-ragu.Jevannya itu kalau sudah marah...menakutkan.
"Maaf gak sengaja." lirih Ataya hampir tak terdengar. Jevannya baru sadar dengan perubahan raut wajah Ataya ada cairan bening di mata Ataya yang sebentar lagi akan tumpah. Ataya ketakutan?dan itu karena dia?
Sungguh Jevannya tidak bermaksud membuat Ataya ketakutan. Tadi itu kata-kata refleks yang dikeluarkan langsung dari mulut Jevannya. Memang sudah menjadi kebiasaan buruk Jevannya, siapa pun orang yang mengganggu Jevannya harus siap dengan kata-kata pedas yang keluar dari mulut Jevannya.
Jevannya menyentuh bahu Ataya,
"Ataya aku minta maaf, aku gak maksud ngebentak kamu tadi." ucap Jevannya ragu-ragu, suaranya merendah.Bahu Ataya mulai bergetar dan air mata yang sejak tadi Ataya tahan jatuh begitu saja, suara tangis kecil keluar dari mulut Ataya yang sekarang bahkan menjadi isakkan.
Perempuan ini
Jevannya gelagapan. Ia memang sering berkata kasar, kepada perempuan sekalipun. Tapi setahu Jevannya mereka tidak ada yang pernah menangis di depan Jevannya seperti ini.
Aduh gimana nih. Jevannya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia gusar.
"Udah ya udah, aku minta maaf sumpah." Jevannya mengelus pundak Ataya, berharap tangisan Ataya bisa mereda.
Ataya mengatur napasnya, menatap kesal ke arah Jevannya "Gimana gak nangis!" bentak Ataya, tangisannya terhenti. "Lutut gue luka gini habis jatuh lo malah marahin gue. Jahat banget sih!" Ataya kembali menangis.
Bego!lo kenapa gak sadar kalo lutut di berdarah dari tadi Jevannya! Jadi alasan sebenarnya Ataya menangis itu adalah ini?
🌈
"Taya pulang sama aku aja ya?kaki kamu luka gitu gimana bisa ngayuh sepedanya?" Jevannya merayu Ataya dari tadi, membujuknya agar mau diantar pulang olehnya. Ia sedikit merasa bersalah juga karena menjadi salah satu penyebab kaki Ataya terluka.
"Dih aneh lo!" cibir Ataya, "Tadi aja marah-marah pakai "lo-gue" sekarang kenapa bisa jadi "aku kamu" gini?"
Sekarang mereka berada di tempat parkiran sepeda Ataya setelah tadi Jevannya mengobati Ataya di ruang UKS.
Jevannya menyengir "Aku kan pacar kamu, inget?"
Ataya mendengus.
"Ayo!" Jevannya menarik lembut tangan Ataya menuju motornya. Namun tak seberapa lama Ataya menepis tangan Jevannya yang memegang tangannya. "Gak mau Jevannya."
Rahang Jevannya mengeras, "Ayo, nanti sepeda lo biar dititipin ke satpam. Besok lo sekolah bareng gue." ucapmya dingin. Jevannya ini tipe orang yang tempramental, tapi kali ini ia berusaha sabar menghadapi sikap Ataya.
Ataya memberengut kesal. Mau tak mau ia harus pulang dengan Jevannya daripada beradu mulut terus-terusan. Jevannya ini...keras kepala.
"Nih" Jevannya menyerahkan helm dan jaketnya. Ataya menatap Jevannya bingung seolah berkata 'terus lo pakai apa?' Jevannya yang mengerti arti dari tatapan Ataya hanya menjawab "Lo itu anak orang,kalo kenapa-kenapa gara-gara gue bonceng gimana?ribet. Jaket itu pakai di pinggang lo. Lo gamau kan paha lo jadi tontonan gratis dengan rok selutut itu?"
Ataya menurut.
Sepertinya kehidupan Ataya setelah terlibat dengan Jevannya ini tidak akan berjalan normal seperti biasanya lagi.
Hai kehidupan baru.
🌈
Ps : kasih kritik dan saran bisa?😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy
Teen FictionTentang Ataya Adriana gadis bertubuh mungil yang dikenal seantero sekolah karena kecerobohannya. Karena kecerobohannya pula Ataya harus berurusan dengan Jevannya Bramadi Putra. Lelaki yang dikenal seantero sekolah karena sifat badboynya. Enjoy (: