1. Flashback

113 24 12
                                    

***

"hahaha bisa aja kamu.' sahut Emily.

Emily Chow gadis kelahiran 90'an dan keturunan tiongkok - indonesia baru kembali dari masa beasiswanya di singapura. dia memang anak yang berprestasi, semua kegiatannya tersusun rapi dan tidak ada waktu untuk bermain - main.

Sifatnya yang sekarang berbeda saat dia masih menjalin hubungan dengan seorang pria pada masa SMA-nya. waktunya selalu dihabiskan bersama sang pria tapi, bukan untuk kegiatan aneh - aneh yang sering dilakukan sebagian besar remaja saat itu. sifat Emily berdampak pada standar pemilihan pasangan, dia bukan anak yang asal tunjuk, jadian, dan putus tanpa alasan yang jelas.

Mereka menjalin hubungan selama 3 setengah tahun, itu bukan waktu yang sebentar bagi Emily. banyak kenangan yang mengisi setiap hari saat dia bersamanya, Emily tidak pernah merasa tertekan menjalin hubungan dengannya.

Kisahnya memang putus ditengah jalan, ini keburukan sifat pendiam dan saling menghargai yang tinggi. disaat mereka menjalin hubungan yang baik, mereka memilih menyimpan rasa ketidaksukaannya kepada pasangannya di dalam hati. Saat satu diantara mereka benar - benar tidak bisa menahan rasa ketidaksukaannya, saat itu juga pecahlah semua rasa marah sehari yang merusak 3 setengah tahun perjalanan hubungan mereka.

Putus baik - baik, ya itu yang mereka lakukan. tetap sebaik apapun kita menyelesaikan hubungan pasti timbul rasa canggung untuk saling bertegur sapa, hati dengan hati yang pernah bersatu mati karna rasa gengsi menyapa padahal untuk kebahagiaan diri sendiri.

Masih tersimpan ucapan terakhir yang dikatakan sang pria kepada Emily. saat itu sang pria mengajak Emily ke library tempat mereka biasa bertemu, sang pria menjemput Emily tanpa mengabarinya lebih dulu.
"tidak seperti biasanya dia begini, mungkin ini kejutan darinya." ucap Emily dalam hati.

Perjalanan menuju library diselimuti kesunyian, tidak ada sepatah katapun yang di ucapkan sang pria maupun Emily.
"ini aneh' sahut Emily dalam hati.
apa yang dia rencanakan? mengapa dia menjemputku tanpa memberi tahuku lebih dulu dan sekarang dia diam seperti batu, bagaikan tak ada aku di hadapannya. fikiran Emily yang menganggap ini kejutan berubah menjadi kumus pertanyaan yang belum dapat di ia jawab.

Hati dan fikirannya mulai berubah menjadi lubang hitam yang berisi tentang keputusan - keputusan mengerikan yang dia tidak ingin dengar itu keluar dari mulut sang pria sesampainya nanti di library. ini hal yang wajar bila Emily ketakukan, waktu 3 setengah tahun membuatnya mulai bergantung kepada pasangannya dan bila ini benar - benar akan terjadi mungkin tidak ada kata yang dapat mengungkapkan perasaannya.

Sesampainya di library sang pria menggenggam erat tangannya dengan harapan,
"kamu bisa merasakan betapa aku tidak ingin melepasmu.' dalam fikiran Sang pria.
kita memilih barisan kursi dimana saat itu tempat pertama kali sang pria mengenal pujaan hatinya, Emily.

"kenapa kita duduk disini?' tanya Emily dengan bibir yang sedikit bergetar.

"ya, kita memulainnya disini dan kitapun harus menyudahinya disini, maaf.' dengan nada lembut Sang pria memutuskan untuk menyudahi hubungannya. ia tahu mau selembut apapun dia mengucapkannya tetap akan menyakiti hati Emily.

"hahaha bisa aja kamu.' ucap Emily yang masih memastikan apakah yang sepanjang perjalanan dia fikirkan benar - benar terjadi.

"maaf Emily, aku harus pergi. aku tidak pantas untukmu.' dengan suara rendah Sang pria menyampaikan apa yang selama ini mengganjal di hatinya.

Tangis, hanya itu yang bisa Emily lakukan. tak ada lagi kata yang dapat ia sampaikan, biarkan setiap tetesan air mata ini yang menjawab keputusan yang benar - benar sudah kau katakan kepadaku. apalagi yang aku bisa harapkan, aku tidak membencimu hanya aku merasa kekurangan apa yang dimiliki diriku sehingga kau mengambil keputusan untuk menyudahi hubungan kita. jika ada yang lebih baik, aku menghargai keputusanmu aku tidak bisa memaksakanmu untuk tetap tinggal.

"ayo Emily aku antar pulang, maafkan aku.' ucap Sang pria sambil menghapus jejak air mata Emily dipipinya.

Perjalanan pulang di antar dengan tetesan air mata yang tidak bisa Emily bendung, Emily memeluk erat sang pria. dia tidak akan pernah tergantikan, kau memang bukan miliku lagi. tapi dengan pernahnya aku mengenalmu banyak hal yang kau ajarkan, kau benar - benar pria yang dapat menghargai wanita melebihi pria yang banyak kulihat di luar sana. sebisa mungkin aku akan melupakanmu, karna memang itu yang harus aku lakukan agar engkau bisa menjalani hubungan yang baru dengan nyaman.

Aku akan menjaga kenanganmu di hatiku. aku mungkin akan menjalin suatu hubungan kembali tapi, itu membutuhkan waktu yang sangat lama.

"rabu 21 febuari 2011, mulai hari itu aku benar - benar tidak pernah melihatmu lagi. sampai sekarang sudah 5 tahun kau masih belum mengabariku, dan sekarang ku anggap kau sudah menemukan orang yang bisa membuatmu melupakanku.

Apa aku harus mencoba membuka hatiku untuk orang lain? bukan hanya kenangan manis yang membuatku susah melupakan tapi rasa takutku untuk memulai hubungan yang akan berakhir sama seperti hubungan kita.

"mantan Emily menghilang sampai sekarang tanpa kabar.'

vote, comment, dan tambahkan ke reading's list untuk mengikuti terus cerita ini.

Copyright© 2016 sherylfernaldy
Find You

Find You : Emily ChowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang