Part 10

13.2K 843 0
                                    

"Astaga, ya allah. Apa yang loe lakuin rissa !!. Pekikku keras setelah aku melihat ibu itu pingsan di depanku. Segera ku tahan tubuhnya agar tak jatuh di tanah.

"Ibu, ibu bangun bu. Kenapa dengan ibu ini. Ku tepuk pipinya tapi tak kunjung bangun.

Ooh ya allah, busa kenapa keluar busa dari mulutnya. "Rissa, kenapa loe diam ajah. Cepat panggil bantuan. Sentak ku saat melihat dia hanya gemetar dan diam saja tak berkutik.

"Gue, gue gak tau apa-apa prill. Sumpah gue beneran gak tau.

Nih bocah ngomong apa sih. Malah geleng-geleng kepala. "Woy, cepetan nih ibu udah kayak gini jangan diem ajah.

"Prilly, apa yang terjadi. Kenapa kamu malah diam saja. Belum sempat aku menjawab nih dosen malah marah-marah. Tolongin kek bukan malah marah-marah.

"Nanti aku ceritain pak, ini ibunya tolongin dulu. Mulutnya udah ngeluarin busa. Aku takut kalo ibu ini kena usus buntu.  Perutnya sedikit keras, dan ditambah lagi kejang-kejang seperti ini. Akhirnya para team lelaki pun berbondong mengangkat ibu itu untuk dipindahkan ke dalam ambulans. Disana peralatan medisnya lebih lengkap.

Setelah setengah jam pak ali menangani ibu itu, dia pun keluar tapi masih dengan wajah garangnya. Kenapa sih nih orang, apa yang salah dengan aku.

"Prilly, coba jelaskan apa yang terjadi. Seharusnya kamu sebagai calon dokter bisa menangani ini.

"Pak, aku itu.

"Gue kecewa sama loe prill, apa yang loe lakuin sama ibu-ibu itu sampai dia pingsan gak sadarkan diri.

Whaaatt?? apa yang rissa bilang, aku yang ngebuat pingsan. Bener-bener gak tau terima kasih.

"Eeh nenek lampir jaga tuh mulut, gue nyamperin loe dan ngebantuin loe malah loe bilang gue yang salah. Gesrek otak loe hah. Sentakku tak terima. Enak saja dia mengalihkan kesalahan.

"Alah gak usah alasan deh loe. Ngaku ajah di depan pak ali dan teman-teman.

"Eh cewe gesrek, loe itu yang salah kenapa malah prilly yang jadi kambing hitam. Amel yang tak terima pun ikut membelaku.

"Pak, tadi memang saya yang mau memeriksa ibu itu, tapi tiba-tiba prilly datang dan ambil alih. Terus prilly kasih sesuatu ke ibu itu dan sampai akhirnya ibu itu pingsan.

Lihat saja mukanya ingin ku garuk saat ini juga, dia malah menuduhku. "Hah, loe beneran cari mati ya ama gue. Gue yang nolongin loe.

"Cukup, cukup semuanya diam. Prilly apa benar yang di ucapin sama rissa itu. Pak ali masih menatap tajam ke arahku. Ya tuhan aku beneran gak tau apa-apa.

"Pak, aku beneran gak tau. Aku datang udah pingsan ibu itu. Jawabku memasang muka melas.

"Loe itu cewe muka dua, gak mau ngaku. Jelas-jelas loe yang salah. Ada buktinya iya kan jo.

"Hmm, iya pak tadi saya juga lihat prilly yang memeriksa ibu itu. Dasar geng nenek lampir jelaslah dia juga ngebelain.

"Lihat kan, ada saksi. Dan kamu prilly kamu akan segera mendapat hukumannya. Sekarang semuanya bubar !! Teriaknya tegas. Mukanya nakutin banget tuh dosen kalo lagi marah. Tapi aku tak mau menyerah, aku gak salah.

Aku masih terdiam di depan mobil ambulans. Ku dekati pak ali yang sedang merapikan alat medis." Pak, aku beneran gak salah. Tadi itu,,,

"Sudah, saya gak mau dengar penjelasan kamu lagi. Saya masih sibuk, silahkan pergi dan tunggu hukuman saya buat kamu.

"Hah, oke. Aku pun pergi melangkah. Percuma juga jelasin kalo dia lebih memilih percaya sama si nenek lampir.

"Gimana prill. Tanya amel yang sudah menungguku di depan rumah. Ya aku balik ke rumah sewa, karena kini giliran team terakhir yang praktek. "Dia tetep percaya sama rissa, dan dia udah ngancam aku untuk di hukum.

My Beloved TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang