Part 14

14.2K 824 0
                                    

Malam ini keluargaku dan keluarganya prilly akan bertemu membicarakan tentang kelanjutan perjodohanku dan prilly. Aku sengaja menyuruh prilly untuk tak masuk kuliah, karena bagaimanapun dia harus bersiap untuk nanti malam. Toh hari ini tidak ada mata kuliah yang serius juga jadi tak masalah.

Tapi bukan prilly namanya jika tidak bisa diam, lihat saja dia sudah duduk bertengger di kursi ketua senatnya. Dasar tuh anak susah banget kalo dibilangin.

"Gue harap untuk acara pensi ini harus beda dari yang tahun lalu. Silahkan buat kalian yang ingin menyampaikan pendapat. Kalian bisa kirim sketsa plus proposalnya ke email gue, ntar gue seleksi mana yang bagus.

Aku melihatnya dari balik pintu yang tadi gak kekunci ini. Sepertinya dia kelihatan serius, bukan tapi memang dia selalu serius dalam hal apapun. Semua yang dia lakukan pasti total, dan hasilnya harus bagus. Dia sangat teliti untuk hal apapun bahkan tak jarang semua keperluanku pun jadi prioritas dia. Setiap pagi sudah berdiri di depan apartemenku untuk sarapan pagi sekaligus nyiapain baju apa yang bakal aku pakai. Berasa punya istri kalo kayak gini.

Hah memikirkan istri aku jadi teringat ucapannya sebulan yang lalu tentang kuliah ke german. Bukannya aku tak mengijinkan tapi aku tak tega melihat dia harus hidup mandiri di negeri orang. Apalagi menjadi spesialis gak segampang menjadi dokter umum. Walaupun aku tahu dia pandai berbahasa inggris, tapi tetap penyesuaian hidup disana tidak seperti di indonesia.

Cekrek... lamunanku terhenti saat pintu dibuka dan keluarlah anggota senat. Mereka semua tersenyum ke arahku, aku hanya membalas dengan anggukan. Jangan bilang aku sombong, tapi kalian pasti masih ingat jika senyumanku mahal tak mungkin aku umbar-umbar.

Kulangkahkan kaki ku kedalam ruangan, prilly masih belum menyadari kehadiranku. Sampai amel dan ricky menoleh kearahku tapi segera kuangkat satu jariku menyuruh mereka untuk diam.

Aku pun duduk disamping dia, tapi dia masih sibuk dengan iphonenya. Se sibuk itukah dia sampai tak menyadari kehadiranku. Semenit kemudian dia mengendus-endus seperti vampire yang memcium bau darah.

"Kok gue bau parfumnya ali ya mel. Dia pun mendongak melirik amel yang duduk di sebelah kirinya. Amel melirik kearahku.

Kuangkat tanganku membentuk angka lima saat prilly menoleh ke arahku. Dia terkejut tapi mukanya sangat lucu, aku hanya tersenyum kepadanya.

"Ali,, kok kamu.

"Kamu apa,,, aku bisa ada disini.

Dia hanya membalas dengan cengiran sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Bandel ya,, udah disuruh dirumah ajah kenapa masih kluyuran. Hmm.. kutarik hidungnya yang mancung itu.

"Aww,, sakit. Bukan gitu tapi aku bosen jika harus dirumah mau ngapain. Yaudah karena hari ini ada rapat senat aku ngikut rapatnya ajah. Lagian kamu mah dari tadi dihubungin juga gak dibales, taunya malah ada disini.
Jawabnya manja sambil bergelayut ditanganku.

"Ooh, sibuk tadi itu karena nunggu balasan dari aku. Aku udah ada didepan pintu dari tadi, terus aku masuk saat mereka udah pada keluar.

"Maaf, maaf ya. Ya udah kita pulang ajah sekarang. Kan udah selesai rapatnya.

"Oke. Ricky gue balik duluan ya. Loe jangan pulang malam-malam. Pamitku sambil menepuk pelan pundaknya.

"Amel, gue balik duluan ya. Prilly pun juga ikut berpamitan dengan amel.

Segera kutarik tangannya untuk keluar, tapi bukan gandengan hanya sampai depan pintu saja. Setelahnya kita jalan beriringan seperti mobil pemadam kebakaran, nyesek gak tuh. Punya calon istri tapi kagak bisa digandeng.

My Beloved TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang