EGGS, FLOUR, AND DOLL [1] - Chae Hyung Won

106 4 0
                                    

.
.

Kacau. Satu kata itu mampu mendeskripsikan bagaimana keadaan kelas 3 - 1 saat ini. Lantai kelas yang satu jam lalu masih bersih dan kering sekarang sudah menjadi becek dan bau amis. Belum lagi kursi-kursi yang semula sudah tersimpan rapih di atas meja kini ambruk dan bertumpuk di belakang kelas.

Hyungwon. Pelaku utama atas semua kejadian ini sedang membersihkan dirinya di toilet sekolah. Kepalanya kini penuh dengan kuning telur dan tepung, begitupun dengan seragam putih yang ia kenakan.

Mulutnya terus berkomat-kamit karena seberapa kalipun Hyungwon mencuci rambutnya, bau amis itu tetap saja melekat kuat. Sialnya, di toilet sekolah tidak ada shampoo, jadi dengan terpaksa Hyungwoon mencuci rambutnya dengan sabun mandi.

Kihyun, Jooheon, dan Wonho. Ketiga orang itu terus saja tertawa di balik pintu, membuat Hyungwon makin kesal setengah mati. "Aku sudah bilang, ikat dulu di tiang bendera. Tidak mau menurut sih," suara Wonho memenuhi kuping Hyungwon sekarang, sekon berikutnya Jooheon dan Kihyun tertawa, keras sekali.

Hyungwon sudah selesai mencuci rambutnya, meskipun tidak sewangi pakai shampoo setidaknya rambutnya tidak bau amis. Kini masalah berikutnya, seragam yang kini ia kenakan kotor dan bau sekali, ia tidak tahu harus pulang pakai apa.

Ketiga temannya juga tidak membantu sama sekali, yang mereka lakukan cuma tertawa sedari tadi. "Kalian bertiga kalau tidak ada niat mau bantu mending pulang saja sana," membuka pintu toilet dengan kencang Hyunwon memandangi temannya satu persatu.

"Ya ampun, baunya kuat sekali, uhhh," erang Jooheon menutup hidungnya, begitupun dengan Kihyun dan Wonho. Kihyun kemudian melemparkan kaos dan celana olahraga yang ia dapat dari kelas sebelah, kebetulan kelas itu ada pelajaran olahraga pagi tadi.

Dengan keringat yang mesih menempel di kaos itu tentunya, "Sedikit bau sih, tapi setidaknya tidak sebau tubuhmu sekarang," begitu kata Kihyun.

Mau tak mau Hyungwon menurut dan masuk ke dalam toilet lagi, melepas bajunya yang kotor, menguceknya, menggulungnya dan memasukannya kedalam kantong plastik hitam.

Baju olahraga yang di pinjam Kihyun kini melekat kuat di badan Hyungwon alias bajunya kekecilan, entah Kihyun ini sengaja meminjam baju kecil atau bagaimana Hyungwon tetap harus bersyukur tidak pulang dengan baju bau.

"Hyungwon, cepat gantinya! Shuwnu sudah ngomel-ngomel lagi tuh," mendengar suara Jooheon, Hyungwon buru-buru meremas sepatunya yang basah kuyup dan menenteng kedua sepatunya.

"Bawel sekali sih, kan sudah kubilang bakal dibersihkan," oceh Hyungwon keluar dari toilet mengekor di belakang ketiga temannya yang kini berlari menuju kelas mereka.

Di kelas, Shownu sedang melipat tangannya di dada, mengamati keadaan kelas yang kacau balau, padahal 30 menit yang lalu kelas itu sudah bersih dan rapih.

"Kita bakal bereskan kok, jangan khawatir," suara Wonho menyambut pendengaran Shownu, di tangannya sudah ada kain pel dan ember penuh berisi air bersih. Wonho sudah bersiap mengepel ulang lantai kelasnya.

"Di mana yang lainnya? Kenapa cuma kau seorang?" tanya Shownu begitu Wonho memulai pekerjaannya, mengepel. Eehya, ia lupa satu hal, kursi-kursi itu belum ia bereskan. Jadilah pekerjaan Wonho double.

"Kihyun dan Jooheon sedang pinjam kain pel dan ember ke kelas lain. Kelas kita kan cuma punya satu kain pel dan ember," jawab Wonho dengan banyak penekanan dibagian kain pel dan ember. "Kalau Hyungwon sedang menjemur sepatunya."

Shownu menganggukkan kepalanya mengerti, "Yasudah kalau begitu, aku tinggal dulu, aku masih punya banyak urusan. Pastikan bau amisnya hilang, aku tidak bakal segan-segan melaporkan kelakuan kalian tadi pada Heo Ssaem kalau besok kelas ini masih bau."

"Okey, tenang saja," jawab Wonho semangat. Detik berikutnya Shownu sudah pergi meninggalkan kelas. Selang beberapa detik setelah Shownu pergi, Kihyun, Jooheon, dan Hyungwon muncul berbarengan.

"Sialan, kalian selalu saja menjadikanku tumbal," Wonho mengumpat begitu ketiganya muncul. Memang, setiap kali mereka berempat buat masalah, Wonho-lah yang selalu mereka dorong untuk muncul duluan.

"Kalau kita muncul berempat langsung, apalagi kalau orang ini yang muncul, omelan Shownu bakalan panjang sekali," sambil berkata, Kihyun menunjuk 'biangnya' --Hyungwon.

"Sudah sudah, jangan banyak bicara lagi. Ayo mulai bekerja," Hyungwon sudah bergegas membereskan kekacauan yang ia ciptakan. Setelah selesai membereskan kursi dan mengembalikannya ke tempat semula, keempatnya mulai membagi tugas.

Pertama, Wonho 'menyiram' seisi lantai kelas dengan air yang ada di ember. Ini supaya telur dan tepung yang menempel di lantai tidak terlalu melekat. Lalu Kihyun yang bakal 'mengeringkan' kelas dengan cara menyedotnya dengan busa spon. Kemudian setelah kering, baru lah Hyungwon dan Jooheon yang bertugas mengepel seluruh lantai dengan pewangi lantai.

Setelah 2 jam berlalu, akhirnya kelas mereka sudah kembali bersih dan wangi seperti sedia kala. Membaringkan tubuh di teras kelas, keempatnya membuang nafas lega.

"Besok-besok, kalau mau mengerjai 'cewek itu' harus tahu aturan," Kihyun mengeluarkan suaranya setelah sekian lama menutup rapat mulutnya. Selama bekerja tadi, tidak ada seorangpun yang berniat membuat obrolan. Menurut mereka, banyak omong cuma bakal memperhambat pekerjaan.

"Aku kan tidak tahu kalau refleksnya secepat itu," jawab Hyungwon mengingat kejadian tadi.

"Lagian, cowok-cowok di luaran sana bakal buat sesuatu yang spesial saat ceweknya ulang tahun. Nah ini sebaliknya, otakmu kepentok apa sampai mikir ide gila seperti tadi?" sekarang giliran Jooheon yang mengoceh tidak karuan.

Bagaimanapun juga, ide Hyungwon untuk mengerjai Hyunji tadi itu benar-benar sinting. Coba bayangkan saja, cewek mana yang tidak marah ketika di hari ulang tahunnya, cowoknya sendiri bukannya memberi hadiah manis dan cantik. Justru berniat mengerjainya dengan di lempari telur dan tepung?

Untungnya Hyunji cukup ahli untuk urusan menghindar. Kalau tidak, mungkin seluruh seragamnya bakal kotor dan bau amis. Hyunji kan tidak mau kalau di hari ulang tahunnya harus berurusan dengan seragam yang mesti ia cuci berulang kali dan membatalkan acaranya dengan teman-temannya.

Dan Hyungwon yang tidak punya waktu untuk menghindar justru kena apes karena tepung yang dilempar Kihyun mengenai seluruh rambutnya. Belum cukup sampai di situ, telur yang ada di tangan Hyungwon di ambil paksa oleh Hyunji, lalu dengan keras ia benturkan di kepala Hyungwon. Hingga bau amis memenuhi idera penciumannya.

Lalu, setelah satu tamparan mendarat mulus di pipi kanan Hyungwon, Hyunji langsung pergi dari kelas Hyungwon bersama teman-temannya. Ingin hati Hyungwon langsung mengejar Hyunji, tapi suara Shownu --Ketua kelasnya-- jauh labih menakutkan.

"Setelah ini, kau pergi ke rumahnya sambil bawa kue ulang tahun. Jangan lupa bawa boneka yang besar, biasanya cewek-cewek bakal luluh dengan boneka," usul Wonho. Tangannya menggapai ransel miliknya, merogoh handphone-nya yang sedari tadi berdering.

Wonho menempelkan benda pipih itu dan mengangguk-angguk, "Kakakku minta di antar belanja guys, aku pulang duluan ya," pamit Wonho mengandong ranselnya. Kihyun dan Jooheon ikut bangkit dan menepuk-nepuk celananya.

"Kita juga mau pulang, ngapain lama-lama di sini," sahut Jooheon. "Kau tidak pulang?" lanjut Jooheon melirik Hyungwon yang masih betah berbaring di lantai memandangi langit-langit.

"Sudah lah, masalah Hyunji jangan terlalu diambil pusing. Cukup belikan kue dan boneka juga hatinya bakal luluh," kata Kihyun kembali menyakinkan sahabatnya.

"Iya, aku tahu, dengan kue dan boneka Hyunji pasti memaafkanku. Tapi masalahnya, aku tidak punya uang, bisa pinjami dulu tidak?"

Sambil memasang wajah memelas, Hyungwon memandangi wajah sahabatnya satu persatu.

"Lebih baik putus saja deh kalau gitu, buat apa cowok gak berduit sepertimu di pertahankan," ejek Wonho. Tangannya merogoh saku celananya, mengeluarkan dompet usang pemberian kakaknya 2 tahun lalu. "Ini uang terakhir yang aku kasih pinjam."

Mengangkat tubuhnya dengan semangat, Hyungwon langsung meraih 2 lembar uang Wonho. "Wonho memang terbaik."

F A N F I C T I O N S [K-Idol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang