Moment Of Farewell [1] - Lee Hye Ri

29 2 1
                                    

***

UNTUK nurleela

SI GADIS SUSAH MOVE ON

*bukarahasia

*maafmaaf

***

.

.

***

"Masih belum bisa move on ya?"

Tiba-tiba saja seseorang mendekatiku. Dengan cengiran yang begitu membingungkanku ia melanjutkan kalimatnya "Tidak baik loh lama-lama terpuruk karena patah hati."

Sok tahu sekali.

Tapi memang benar sih.

"Sepertinya kau salah orang."

Ucapku sembari meraih kardus yang ukurannya lumayan besar disampingku. Isinya adalah benda-benda berhargaku dulu. Kemudian meninggalkan lelaki sok tahu itu.

"Kau. Lee Hye Ri'kan? Mahasiswa tingkat 3 Jurusan Sains."

Sontak aku membalikan badanku dan menatapnya aneh. Apa dia penguntit?

"Aku tahu semua tentangmu. Termasuk hubunganmu dengan pacarmu. Kau baru saja putus bukan? Pacarmu memutuskanmu karena ia lebih memilih gadis lain. Itu artinya kau diseling..."

PLAK!

Aku menamparnya.

Kencang sekali.

Dia terlihat sedikit terkejut. Sedetik kemudian dia tersenyum aneh. Aneh sekali hingga aku memutuskan untuk pergi cepat-cepat meninggalkan dia yang masih memegangi pipi kanannya.

***

"Maaf ya, rasanya hubungan kalian memang harus berakhir. Aku tidak keberatan kok kalau dicap sebagai perempuan perebut pacar orang. Aku harap kau mengerti dengan keputusan yang Donghae buat."

Kalimat itu terus berputar-putar dikepalaku. Padahal kejadiannya sudah lebih dari 1 bulan yang lalu tapi rasa sakitnya masih saja bisa aku rasakan. Bukannya membaik, sakit ini justru semakin memburuk.

Tanpa sadar aku melangkahkan kakiku ke taman belakang kampus. Tempat favoriku dulu untuk menunggu kelas berikutnya. Biasanya aku akan mengerjakan tugas kuliahku disini, atau tidak hanya sekedar melamun.

Tidak terlalu banyak orang disini. Palingan hanya beberapa orang. Biasanya, mereka datang untuk menenangkan fikiran. Stress karena perkuliahan nyatanya tidak seenak semasa sekolah dulu.

"Hey, aku sudah menunggumu loh."

Suara itu. Sepertinya aku pernah mendengarnya. Tapi dimana ya?

PLAK!

Seseorang memukul punggunku. Langsung saja aku berteriak. Tidak sakit sih, hanya saja aku kaget.

Seorang laki-laki tiba-tiba saja muncul dihadapanku. Raut wajahnya terlihat khawatir. "Sakit ya? Maaf ya, aku tidak sengaja. Padahal aku sudah pelan kok."

Laki-laki yang kemarin.

Kakiku refleks mundur satu langkah. Aku menatapnya curiga, kedua tanganku memegang erat tasku.

"Jangan takut seperti itu dong. Aku bukan penguntit, aku juga tidak akan berbuat jahat padamu."

Seolah tahu apa pemikiranku. Ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

F A N F I C T I O N S [K-Idol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang