Main Casts : Kim Myungsoo [Infinite] & Park Jiyeon [T-Ara]
Support Casts : Kim Jiwon [Actres), Park Chanyeol [EXO], Jung Soojung [f(x)], Jeong Eunji [Apink], etc.
Genre : Sad, Romance, Friendship.
Author : RinHyomi
Backsound : Beethoven's Sonata No. 9 "Kruetzer"Happy Reading!!!
--------
Jiwon dan Chanyeol baru saja memasuki taman kota. Jiwon sudah meminta Myungsoo untuk menunggunya didalam saja. Ia meraih ponselnya. Ada pesan masuk dari teman sekelas yang ingin diperkenalkannya pada Chanyeol.
"Chanyeol-ah, dia menunggu di area anak-anak sekarang. Palli, dia pasti sudah lama menunggu!" ucap Jiwon setelah membaca pesan dari temannya itu. Ia berjalan setengah berlari. Sementara dibelakangnya Chanyeol mengikuti Jiwon dengan malas-malasan. Alasan mengapa mereka bisa terlambat karena Chanyeol tidak berminat sama sekali dengan teman sekelas Jiwon itu. Apalagi sekarang Chanyeol sedang pdkt dengan yeoja primadona sekolah. Jadi mustahil baginya untuk berpaling, tapi Jiwon membujuknya dan mengatakan temannya hanya ingin berkenalan dengan Chanyeol. Butuh waktu lama memang dan Jiwon benar-benar sudah berusaha keras membujuk Chanyeol. Jiwon menoleh memandangi Chanyeol yang bertampang kusut dibelakangnya.
"Palliii!!!" ucap Jiwon sedikit kesal, Chanyeol pun sedikit mempercepat langkahnya menyusul Jiwon. Ia menoleh memandangi Jiwon.
"yak! Apa kau mengajak Myungsoo juga?"
"tentu saja babo! Aku kan tidak mau jadi obat nyamuk diantara kalian berdua"
"memangnya seperti apa yeoja itu?"
"dia itu cantik dan baik"
"Jiwon-ah, setiap yeoja yang kau bilang cantik itu seringkali sangat berbeda dengan seleraku"
"memangnya seleramu seperti apa?"
"seperti Jung Eunji? kau tahu kan maksudku?"
"oh, ara-ara. Tapi aku yakin kau tidak akan menyesal bertemu dengan temanku. Dia itu selain cantik juga pemain biola"Chanyeol seketika menoleh terkejut pada Jiwon. Ia belum pernah bertemu dengan pemain biola sebelumnya. Apa benar dia cantik? Ah tapi tidak mungkin, banyak pemain biola di Korea tapi hanya beberapa yang cantik, pikir Chanyeol.
"terserah kau lah, kita lihat saja nanti" ucap Chanyeol pesimis. Jiwon mengerutkan keningnya, ia sangat yakin Chanyeol akan menyukai temannya itu. Teman yang baru dikenalnya kurang dari sebulan. Dua hari yang lalu Park Jiyeon memintanya untuk memperkenalkan dirinya dengan Chanyeol. Jiyeon bilang Chanyeol adalah tipe idealnya. Jiwon pada awalnya tidak mau mengabulkan permintaan Jiyeon. Tapi karena Jiyeon selalu membujuknya dengan aegyo. Jiwon akhirnya luluh juga.
....."anyyeonghaseyo Park Jiyeon imnida. Bangabseumnida" ucap yeoja dihadapan Chanyeol dengan manis. Chanyeol mengerjap-ngerjap beberapa kali. Ia memandangi yeoja itu dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas lagi untuk ketiga kalinya. Jiwon menoleh sebal pada Chanyeol yang masih tidak bereaksi. Padahal yeoja dihadapan Chanyeol itu sudah memperkenalkan dirinya tiga kali. Ia mendengus kesal dan menyikut keras lengan Chanyeol. Chanyeol seketika terhentak kaget. Ia pun menyadari ketololannya dan berdehem beberapa kali, berusaha menyembunyikan kegugupannya dan mulai bersikap cool seperti yang biasa ia tampakkan pada yeoja disekolahnya.
"ah, mianhe. Nan Park Chanyeol imnida" ucap Chanyeol dengan suara direndahkan sedikit agar terlihat keren. Jiyeon tersenyum lebar dengan pipi bersemu merah, sementara Jiwon buru-buru menutup mulutnya sebelum suara tawanya menyembur keluar. Chanyeol terlihat sangat bodoh, pikir Jiwon.
Setelah Jiwon memperkenalkan Myungsoo pada Jiyeon. Ia berinisiatif meninggalkan Chanyeol dan Jiyeon untuk mengobrol berdua saja. Ia menyeret Myungsoo ikut bersamanya. Sementara tatapan Myungsoo belum lepas juga dari sosok Jiyeon. Yeoja itu benar-benar bermuka dua, pikir Myungsoo.
Flashback on
"rasakan ini byeontee!!" ucap Jiyeon masih setia memukuli Myungsoo dengan pianika yang sudah rusak ditangannya. Suara gelak tawa bocah dibelakang Jiyeon menjadi backsound kejadian memalukan itu. Myungsoo benar-benar tidak berdaya, ia berdoa dalam hati agar Jiwon segera datang menolongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pianist First Love
FanfictionSaat bunga sakura bermekaran dan harumnya menenangkan jiwa. Saat itulah aku bertemu dengannya. Di musim semi di kota Seoul. Itulah awal kehidupanku mulai berubah. Senyumannya, gelak tawanya, derai tangisnya, semua yang ada padanya membuatku jatuh se...