Maaf chapter sebelumnya gantung, jangan lupa vote dan comment.
Btw, yang mau curhat sama aku chat aja nih pake line
Idline: renishaputrigiani
Chat aja pasti didengerin kok...
Lagu:
One direction: momentsHappy reading..
***
Brenda POV"Hallo brenz?"
"Iya" kataku mencoba setenang mungkin.
"Apa kabarmu brenda? Em.. Kenapa kau tidak kuliah lagi?" aku rindu suara ini, sungguh.
"Aku baik baik saja. Aku sudah pindah zayn"
"Pin..pindah?" tanyanya kaget.
"Iya, maaf zayn aku tidak bisa berlama lama, karena aku harus segera berangkat ke kampus, bye" kataku langsung mematikan sambungan telpon tanpa menunggu jawaban darinya.
"Kenapa terburu buru?"
"Ayolah luke, apa iya aku harus mengacuhkan kau?" ia hanya terkekeh, kenapa sekarang aku tambah merindukanmu zayn??
"C'mon princess" katanya membukakan pintu mobil untukku. He is a gentle..
"Thank you" kataku lalu masuk kedalam mobil. Lalu luke berlari kecil menuju ke tempat duduk khusus sopir.
Dimobil aku hanya menatap kosong kearah jendela, aku masih tidak menyangka bahwa ia masih mau menelponku dan menanyakan kabarku. Maafkan aku zayn.
Aku menghembuskan nafas, dadaku terasa sesak, aku merasa menyesal karena meninggalkannya, bisa saja aku menyuruh zayn untuk memutuskan kekasihnya itu lalu kami berpacaran. Ah tidak mungkin, itu adalah hal gila, lagian aku juga tidak tau seberapa besar ia mencintaiku.
Namun di satu sisi, aku bahagia bisa mengenal luke, ia yang membuatku tersenyum dikala ku butuh senyuman. Ia yang selalu ada dikala aku butuh pelukan.
Aku merasa aku... Mencintainya, entahlah jika memang benar aku mencintainya, apakah itu salah? Apa iya juga sudah mempunyai kekasih? bodoh,, kalau ia sudah mempunyai kekasih mana mungkin ia rela menjemputku, bahkan memelukku. Aku menoleh kearahnya, matanya menatap lurus ke depan.
"Aku tau aku tampan" aku terkekeh.
"Kau terlalu percaya diri luke"
"Akui sajalah"
"Haha baiklah, kau memang tampan" kami tertawa.
"Brenz?"
"Ya luke?"
"Apa aku boleh bertanya?"
"Kau sudah bertanya luke" ia terkekeh.
"Siapa zayn?" pertanyaan luke membuatku membeku seketika.
"Di..dia dosen saat aku kuliah di london" aku jujur kan?
"Dosen?" mobil ini berhenti, karena lampu merah. Ia menatapku dengan tatapan tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
With(out)you || Zayn Malik
De Todo"Jika kita memang ditakdirkan bersama, sejauh apapun kau pergi, kau pasti akan kembali kepadaku brenz"