Irene menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong. Tubuhnya duduk di kelas Psikologi Faal, namun pikirannya sama sekali tak ada di sana. Sudah seminggu ini ia benar-benar kurang tidur menghadapi sejumlah tugas yang menumpuk, belum lagi kegiatan kepanitiaan yang diikutinya.Irene mahasiswa semester 3 Seoul National University yang mengambil jurusan psikologi. Ia baru sebulan memulai semester barunya ini, namun paper sudah mengantre untuk dibuat, belum lagi tugas-tugas yang menuntutnya untuk harus mencari narasumber, wawancara, observasi, analisa, membuat laporan, dsb. Rasanya Irene ingin istirahat sejenak, apalagi mengingat liburan semester kemarin ia sibuk mempersiapkan masa bimbingan untuk mahasiswa baru fakultasnya.
Dari 7 hari dalam seminggu, Irene paling benci hari kamis. Bayangkan saja, gadis itu ada kelas dari jam 7 pagi dan baru selesai jam setengah 6 sore. Belum lagi jika harus mengerjakan tugas dan sebagainya, seperti hari ini. Selesai kelas, ia ada janji untuk wawancara dengan salah satu praktisi untuk tugas salah satu mata kuliahnya. Untung saja narasumbernya menentukan lokasi yang cukup dekat dengan kampus, sehingga Irene tidak perlu capek-capek di perjalanan.
Irene menatap gambar bagian-bagian otak yang terpampang di layar proyektor. Ia tak habis pikir akan kembali bertemu dengan biologi di mata kuliah ini. Irene benar-benar mengantuk, jujur saja. Ia hanya berharap hari ini segera berakhir dan ia bisa hibernasi seharian besok, mumpung tidak ada jadwal kelas.
"Irene-a, apa kau mengerti apa yang sedari tadi professor tua itu katakan?" Tanya Seulgi yang duduk di sisi kanannya. Wajahnya pun tak kalah tak bersemangatnya dari Irene
"Pikiranku bahkan tak di sini. Aku ingin tidur rasanya," jawab Irene singkat lalu menelungkupkan wajahnya di atas meja. Irene benar-benar lelah. Semenjak masuk kuliah, Irene memang sengaja menyibukkan dirinya, tapi akhir-akhir ini dia mulai merasa jenuh dengan aktivitasnya sendiri.
"Omo, 5 menit lagi kelas selesai! Ayo cepat ke cafetaria! Menu makan siang hari ini tangsuyuk!" Desis Seulgi bersemangat.
"Heol, Kang Seulgi. 5 menit lagi akan selesai menurut jadwal, tapi belum tentu professor kesayanganmu itu akan mengakhiri kuliahnya 5 menit lagi," Seulgi memanyunkan bibirnya menyadari bahwa Irene ada benarnya. Professor Yoon langganan sekali lupa kapan waktunya selesai mengajar. Dia bahkan pernah memanjangkan waktu kuliahnya hingga setengah jam, membuat Irene yang memiliki jadwal kuliah yang padat pada hari Kamis terlambat mengikuti kelas selanjutnya yang hanya berjeda 20 menit.
"Ada pertanyaan lagi? Jika tidak ada, kelas selesai sampai di sini," ucapan Professor Yoon sontak langsung mengucah raut wajah Seulgi menjadi berbinar-binar.
"Daebak! Dia tepat waktu! Kajja, Irene-a! Palli! Aku lapar!" Seulgi bergegas merapikan buku dan alat tulisnya dengan semangat, sementara Irene mengangkat kepalanya malas dan mulai membereskan barang-barangnya.
●○●
"Irene-a, kau dengar tidak soal mahasiswa Teknik dan Komunikasi yang bertengkar kemarin? Katanya bahkan sampai merusak fasilitas kampus ckckck," tanya Seulgi disela-sela kunyahannya.
"Aku tidak tahu. Kapan itu terjadi?"
"Kemarin malam. Katanya karena masalah personal, ada mahasiswa komunikasi nyamperin ke gedung teknik dan cari keributan di sana. Dia yang datang, dia yang babak belur hahaha lucu sekali,"
"Ck kekanakan sekali, sudah dewasa tapi tidak bisa menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Apa mereka main keroyokan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember You
FanfictionDemi apapun, Irene tak pernah ingin berurusan dengan seorang bad boy lagi. Ia tak ingin terus-menerus hidup dalam bayang-bayang masa lalunya. Sampai ketika seorang Oh Sehun mengusik kehidupannya, mau tak mau Irene kembali dihadang pilunya kenangan-k...