"Lihatlah pemirsa! Sang juara bertahan kita, akan memanahkan anak panah terakhirnya"
"Saya yakin, dia akan menjadi juara selanjutnya"
"Sudah 3 kali berturut-turut di tingkat internasional, dan tak terkalahkan di tingkat nasional akan menjadi pegangan untuknya menjadi juara"
"Mari pemirsa kita lihat bersama, dan......"
HAP!
"Tepat mengenai sasaran!! Dan Korea Selatan menjadi juaranya lagi!!""Beruntung sekali Korea memiliki atlit seperti dia, tak pernah terkalahkan dalam 3 tahun terakhir"
Kedua pembawa acara itu terlihat sibuk sekali dengan acara yang mereka bawakan. Olimpiade olahraga internasional ini memang ajang saling unjuk kebolehan antar negara, salah satunya Korea Selatan.
Jeon Jung Kook, pemuda itu kini sedang berdiri di tangga peringkat satu sambil melambai-lambai kearah penonton juga pendukungnya, penyematan medali emas sudah ia lalui, dan kini saatnya memyayikan lagu kebangsaan Korea Selatan, dengan hikmatnya lagu kebangsaan itu di nyanyikan oleh seluruh warga Korea Selatan.
---------------------------------
"Chukkaeyo! Kookie~" ucap teman-teman seperjuangan di asrama atlit Korea Selatan.
"Kamsahamnida" ia membungkukan diri dengan sopan hingga 90°. "Ini memang sudah tugas kita untuk membanggakan negara kita, berjuanglah semua! Hwaiting!" dengan semangatnya ia mencoba membangkitkan semangat kawan-kawannya yg belum ataupun yang hendak bertanding.
"Kau ini baik sekali Jungkook" ujar Yoora yg memang teman baik Jungkook sejak lama.
"Ah, kau bisa saja" sambil menggaruk tngkuknya iya menundukan kepalanya.
Malam ini menjadi malam yang sangat menyenangkan bagi tim Korea Selatan, setelah JungKook memenangkan perlombaannya, kini 3 perlombaan sekaligus di menangkan oleh Korea Selatan walau tak semua mendapat emas, dan bsok akan menjadi hari terakhir mereka di sana karena Mereka akan pulang ke tanah air masing-masing membawa prestasi yang di raih, dan pastinya semua warga Korea Selatan akan sangat bangga.
----------------
"Eomma!!" terakan Jungkook menggema ketika ia membuka pintu masuk rumahnya.
"Yak! Kau datang terlalu cepat hyung! Pergi lagi sana!" usir Wonwoo adik Jungkook yang sedang menyiapkan makanan di ruang tamu baginya.
"Heh adik durhaka!" perang dunia ke 3 akan segera di mulai sebentar lagi jika mereka tak menghentikan pertengkaran ini.
"Kakak macam apa yang seperti ini?"
"Adik macam apa yang mengusir kakaknya sendiri"
"Aku tak punya kakak sepertimu! Aku pecat kau dari kakakku"
"Aku yang akan memecatmu Jeon Wonwoo!"
"Eomma yang akan memecat kalian dari anak eomma kalau kalian begini terus" tiba-tiba eomma datang dengan kata-kata tajamnya, membuat dua orang adik kakak ini berhenti berkelahi. "Yang penting kau pulang dengan selamat Jungkook" eomma langsung memeluk anak sulungnya itu, Jungkook hanya membalas pelukan eommanya yg sudah sangat ia rindukan sembari memeletkan lidahnya ke Wonwoo yg hanya mengendus kesal kepada Jungkook.
"Ya sudah sekarang kita makan saja, dari tadi aku tak boleh makan sampai kau datang hyung"
"Itu agar kita makan bersama Wonnie.. Setelah ini kita ke makam appa nde" ucapan eommanyapun di iyakan oleh kedua anak lelakinya, appa mereka memang sudah meninggal saat Jungkook kelas 3 SMP dan saat Wonwoo kelas 2 SMP.
Jeon Wonwoo, adik dari Jeon Jungkook yang sangat pintar, sekarang umurnya baru 19 tahun namun sudah sukses sebagai dokter muda dan ia lulus SMA saat 15 tahun, sebenarnya mereka berdua berbeda 2 tahun, mungkin kepintarannya itu menurun dari appanya.
"Appa, mianhae aku dan Wonwoo baru kemari, kami terlalu sering diluar dan jarang di rumah untuk menjaga eomma." ucap Jungkook dengan penuh penyesalan.
"Ne, kami terlalu sibuk dengan dunia kami, eomma sering kami tinggal di rumah" sama dengan Jungkook, Wonwoo sama menyesalnya dengan Jungkook.
"Sudahlah.. Yg penting sekarang kalian sudah sukses dan hebat-hebat.. Eomma dan appa bangga dengan kalian.. Sekarang kita pulang nde"
"Nde eomma" ucap mereka bersamaan.
"Yeobbo, jika sekarang kau bisa melihat kami, lihatlah 2 bayi kecil kita sekarang sudah besar-besar, dan mereka mirip denganmu, sudah sukses pula.. Kau harus bangga dengan mereka, aku sudah keriput, lemah, mereka makin besar, mereka adlah anak-anak berbakti.. Tenanglah di sna nde yeobbo.. Saranghae, aku akan kembali nanti.." salam perpisahan dari eomma untuk appa menjadi kata-kata terakhir bagi appa, dan sekarang mereka harus pulang karena hari semakin gelap.
--------------------------------
"Kau tak kerumah sakit Won?" tanya Jungkook.
"Aniyo, hari ini aku ingin bersama eomma saja" ucapnya sembari bermanja-manja dengan eomma.
"Yak! Aku juga ingin eoh!!"
"Aku kan masih kecil jadi dengan eomma saja, harusnya kau bawa yeojachingumu hyung!"
"Yak! Aku masih sendiri eoh!"
"Lalu Yoora noona siapa?"
"Dia hanya teman.."
"Teman atau teman??" eommapun ikut menggoda Jungkook.
"Ish, eomma... Dia hanya temanku, tak lebih"
"Tuh eomma.. Tak lebih" ulang Wonwoo pada eomma dengan jahilnya.
"Tak lebih yaa" eommapun tak mau kalah jahilnya dari Wonwoo.
"Aishh!! Kalian!" Jungkook yang sudah geram langsung terdiam di tengah tawa eomma dan Wonwoo.
Tbc.
Anak sama ibu ga ada bedanya, inspirasi yg part itu dari My Mom :* wanita paling cantik di dunia :* :3
Next chap, akan ada sesuatu yg terjadi Dengan Jungkook apa itu? Tunggu chap selanjutnya..
Vote and coment all :*
Gomawo
KAMU SEDANG MEMBACA
Like A Butterfly (Jeon Jungkook)
FanfictionButterfly-BTS Kamu seperti kupu-kupu, indah. Namun aku takut kau akan pergi seperti kupu-kupu jika ku dekat. Kuterbangkan anak panahku sangatlah berbeda dengan ku terbangkan kupu-kupu ini, aku masih bisa mencari anak panah tadi dan masih sama, namun...