Bagian 2

19 4 2
                                    

Jungkook's side

Hari-hari berlalu, pergi-latihan-pulang itu keseharianku, kadang aku iri dengan Wonwoo dia bisa sukses di umur yang sangat muda, bahkan sangat sukses.

"Jungkook, belikan bahan makanan ke supermarket! Eomma sedang sibuk di dapur!" teriakkan eomma mengganggu main pspku.

"Arraseo! Uangnya?"

"Pakai uangmu dulu saja! Eomma repot!"

"Eomma dompetku hilang!" hehehe, tak apakan berbohong sedikit kalau uangku memang sedang menipis?

"Eomma doakan benar-benar hilang!" aish! Bagaimana eomma tau? Sebenarnya orang tua punya indra ke 6kah? Setiap aku berbohong selalu ketahuan.

"Ne ne!" tanpa berpikir panjang dari pada dikutuk seperti itu lagi, akupun pergi ke supermarket dengan sepedaku.

-----------------------------

"Dokter Jeon! Ada yg harus dioprasi sekarang! Daruratttt!!!" ucap seorang suster sambil berlarian ke arah Wonwoo.

"Siapkan ruang opresi sekarang! Siapkan yg lainnya juga!" perintahnya sembari berlari kearah ruang oprasi.

Wonwoo sudah siap dengan perlengkapan oprasinya, kini dia bersama dokter ahli dari bidangnya masing-masing. Wonwoo sang dokter bedah akan memulai oprasinya, pasien menglami komplikasi pada usus yang menyebabkan usus menjadi membusuk sekitar 30 cm, lambungnya yg bocor dan limpa yang rusah, sepertinya ini bermula dari keracunan yg tidak di ketahui.

3 jam setelah operasi, semua berjalan lancar tinggal menjahit bekas bedah di tubuh pasien itu.

"Gamsahamnida Jeon Wonwoo, kau sudah bekerja ke...."

TEEETTT TEEET TEET!

Alat pengukur detak jantung tiba-tiba bersuara nyaring sampai menusuk telinga, detak jantung pasien tidak teratur, semua panik tak karuang pasalnya oprasi adi berjalan lancar tanpa hambatan dan semua sudah selesai tanpa terlewat.

"Siapkan pacu jantung SEKARANGGG!!!!!!!!!" Teriak Wonwoo yg sudah panik.

Sampai 6 kali di pacu jantungpun pasien itu tidak bangun,bangun sampai akhirnya jantungnya tak berdetak lagi, namun bagaimana bisa ini semua terjadi? Wonwoo tak ingin menyerah, dia yakin pasiennya belum meninggal.

"Sudah wonwoo, dia sudah tidak bisa d selamatkan"

"Aniyo!! Dia masih hidup!! Jalan nafasnya masih terbuka, otaknya belum mati!! Bangun!! Kau belum matikan?!!!!" Nada bicaranya mulai frustasi, dia sudah benar-benar frustasi. Semua sudah menenangkan Wonwoo dan akhirnya dia menyerah, peluh membasahi sekujur tubuhnya, lemas, merasa gagal menjadi dokter itulah yang ia rasakan.

Dia memberanikan diri untuk keluar menuju wali dari pasien tersebut, dengan wajah frustasi dia mencoba untuk ke profesional mungkin.

"Bagaimana keadaan adik saya dokter? Oprasinya berjalan dengan lancarkan?"

"Kami sudah berusaha sebaik mungkin..." nada suaranya mulai melesu, kedua wali itu mulai curiga ada sesuatu yang terjadi pada pasien itu.
"Maaf, nyawanya tak bisa tertolong, sudah takdirnya seperti ini.."

"BOHOOONGGG!!" teriak kakak perempuan pasien itu, Wonwoo tau bagaimana sakitnya ditinggal orang yg kita sayang secara menjadak.
"Kau kan dokter!! Hiks! Kenapa tak bisa selamatkan dia? DOKTER MACAM APA KAUUU!!"

"Maafkan aku, tapi ini sudah takdir" ucap Wonwoo, perempuan itu semakin menangis dalam pelukan suaminya yg mendampinginya sedari tadi.

"Kau bukan dokter! Kau PEMBUNUH adikku!! Dokter mana yg mau membunuh pasiennya sendiri??!!" isakan serta ancaman saling bersahutan di telinga Wonwoo. Yups, dia mulai tertekan sekarang, namun tak ada yg harus disalahkan, karena memang tak ada yang salah.

"Maafkan saya maafkan saya.. Saya tau rasanya kehilangan orang yang kita sayang, namun semakin kita menangisi dan menyalahkan dia tak akan tenang, kitapun tak akan ikhlas, saya permisi dulu" setelah Wonwoo pergi hanya terdengar tangisan yang semakin ia berjalan menjauh semakin kecil suaranya, apa dia siap jika harus dapat tuntutan karena oprasi ini? Apa dia siap bertanggung jawab dengan apa yg terjadi hari ini?.

------------------------------
Back to Jungkook's Side

Setelah kembali dari supermarket dan menyimpan makanan yang aku beli tadi, tiba-tiba aku merasa jaketku Ringan? Langsung saja ku rogoh kantong jaketku. Dompetku?! Eoddigaaa!!

"Eommaaa!"

"Wae? Kau kehilangan dompetmu?" feeling orang tua memang selalu benar.

"Nde! Apa eomma melihatnya?" aish kemana dompet itu?

"Eomma tidak tau, tinggal beli lagi saja.." seenaknya eomma bilang seperti itu, uangnya juga dari siapa!

"Makanya jangan suka mengutuk oramg eomma, kejadiankan orang-orang repot"

"Jadi sekarang eomma yang sa.."

BRAAKK!

Suka kehel sama yg ga bisa terima kenyataan :v *nyindir

Like A Butterfly (Jeon Jungkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang