Sepasang tangan mungil bergerak memutar dua roda sebuah kursi roda yang sudah hampir 3 tahun terakhir ini menopang tubuh kecil yang berada di atasnya. Hampir setiap hari tangan mungil itu memutar roda tersebut agar berpindah ke lain tempat. Tak akan pernah lelah tangan kecil itu bekerja di setiap waktunya. Sang pemilik tangan akan mengomando setiap pergerakan kedua tangan itu kapanpun ia mau. Karena berkat dua roda itulah dia bisa berpindah ke lain tempat sesuai kemauannya.
Seiring pergerakan sepasang tangan mungil yang bergerak, sebuah kursi roda berjalan menyusuri halaman rumah yang penuh dengan tanaman-tanaman. Harumnya aroma bunga-bunga yang ada di sekitar taman membuat siapa saja yang berada disana akan merasa tenang. Warna-warni banyaknya macam-macam bunga pun semakin membuat halaman rumah nan megah menjadi nampak indah. Sang pemilik rumah megah berornamen klasik itu sepertinya sangat cermat merawat halaman rumah yang tak begitu luas itu. Terlihat sekali bagaimana tanaman-tanaman hias yang tumbuh disana begitu nampak subur dan hijau. Tak satupun dari mereka terlihat layu.
Dua roda yang sejak tadi berputar itu akhirnya berhenti tepat di depan tanaman bunga Mugunghwa. Sebuah tangan mungil berkulit putih yang sedari tadi memutar kursi roda pun kini bergerak mendekati bunga berwarna merah jambu itu. Dia menyentuhnya.
"Hhhmmm..."
Terdengar sebuah suara helaan nafas ringan dari seorang yang menyentuh bunga tersebut. Dia adalah seorang namja berparas manis dengan raut wajah baby face. Namja berkulit putih yang selama ini merawat tanaman-tanaman indah itu.
"Ternyata belum semua dari kalian mau menampakan diri. Padahal ini sudah waktunya kalian bermekaran. Apa aku masih kurang dalam merawat kalian ? Hhuuffttt.."
Suara helaan nafas terdengar lagi, namun kali ini terdengar sangat berat. Sang namja manis yang masih memegang bunga Mugunghwa itu nampak cemberut. Bibir tipisnya yang nampak kecil itu maju beberapa centi ke depan. Raut wajah baby face nya terlihat semakin imut.
Dia adalah Kim Jinhwan. Namja manis berusia 24 tahun yang sudah merawat berbagai macam tanaman hias dan bunga-bunga di halaman rumah megah beronamen klasik tempat ia tinggal. Rumah megah yang sudah ia tinggali kurang lebih 3 tahun. Bukan dia sang pemilik rumah megah itu, tidak. Jinhwan, namja manis itu hanyalah orang awam yang dengan beruntungnya bisa menempati rumah megah tersebut. Namja berpostur tubuh kecil yang selama ini hanya bisa bertumpu pada sebuah kursi roda.
Jinhwan, dia mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya setelah mengalami kecelakaan hebat 3 tahun lalu. Otot syaraf pada kedua kakinya sudah tidak bisa berfungsi dengan baik. Dokter menvonis kedua kakinya tidak akan bisa digunakan lagi. Dan sejak saat itu, namja kecil berparas manis itu hanya bisa bertumpu dan mengandalkan kursi roda dalam segala aktifitasnya.
"Baiklah pagi ini aku akan merawat kalian dengan baik. Semoga kalian cepat bermekaran seperti yang lain."
Inilah aktifitas Jinhwan di setiap pagi. Merawat tanaman-tanaman hias yang tumbuh dengan baik di halaman rumah. Menyirami tanaman-tanaman hijau, dan menyemprot bunga-bunga yang sudah bermekaran. Begitu jelinya dia akan memilih daun-daun yang sudah nampak layu atau memotong daun-daun yang mati karena ulah ulat-ulat tanaman. Semua ia lakukan untuk membuat halaman rumah megah yang ia tinggali itu layaknya sebuah taman yang asri dan indah.
Jangan berfikir bahwa Jinhwan adalah seorang tukang kebun di rumah megah yang nampak begitu klasik ini. Tentu saja bukan. Dia bukanlah pelayan rumah atau semacamnya yang bertugas untuk merawat kebun di setiap harinya. Malah dia adalah 'sang tuan' di dalam rumah ini. Meskipun bukan 'sang tuan' yang sesungguhnya.
Beberapa bunga Mugunghwa yang sudah mulai mekar itu akhirnya tersiram oleh air. Setelah Jinhwan menyemprotkannya dengan sebuah sprayer yang tadi berada di pangkuannya. Dengan sangat cermat ia menyemprot satu persatu bunga berwarna merah jambu yang belum sepenuhnya mekar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Has To Be YOU
FanfictionKisah percintaan JunHwan yang di awali oleh kebencian dan perlahan berubah menjadi rasa iba. Sampai keduanya tak menyadari jika benih-benih cinta sudah bersemayam di dalam hati mereka. JunHwan only.. ©kim_nann